Bagian 2

4 0 0
                                    


"Sudah bertemu Rina?"

"Sudah Bi."

"Masih sama?"

"Masih" jawab Syafi lemas, "Tapi Syafi optimis bisa nyembuhin Rina.." tambah Syafi dengan nada yang meyakinkan.

"Sini bantu mengiris bumbu."

Syafi mengambil pisau tapi ia lebih dulu mengikat tangannya dengan kain.

"Arrghh.." rintihnya pelan.

"Kenapa nak, kok bengkak?" Tanya Bi Asih heran.

"Tadi habis bantu paman angkat padi disawah,kayaknya terkilir."

Syafi memegangi tanganya dan mengeram menahan sakit,

"Ini di kompres dulu pakai air anget." Kata Bi Asih membawakan segayung air yang sudah dipanaskan.

"Tiing.." Sebuah pesan masuk ke hp Syafi.

Sett .. sett ...Open (klik)

"Syafi tolong antar Rina beli sayur ya, Ibu sudah ngobrol." Pesan itu dari Ibu Rina, Syafi beranjak mengambil kunci motor yang tergantung di dekat tv.

"Bi, Syafi mau nganter Rina dulu ya."

"Tapi kan tanganmu masih sakit, emang bisa naik motor?" Tanya Bi Asih kasihan ketika melihat tangan Syafi yang baru terbungkus kain.

"Bi Asih saja ya yang mengantar Rina." Kata Bi Asih sembari mengecilkan kompornya.

"Ndak usah bi, biar Syafi saja." Kata Syafi.

"Yaudah hati-hati di jalan ya, langsung pulang jangan kelayapan."

"Iya Bi , Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Diary SyafiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang