"Pagi bro."
Sapa Gani dengan senyum menawannya."Sudah sampai saja Gan. Padahal, aku belum sarapan nih."
Ucap Riyan setelah mengkode temannya untuk masuk dan duduk di sofa ruang tamu."Tentulah. Kan mau kerumah calon istri dulu. Sarapan di rumah sakit saja nanti. Ayo!"
Gani tak sabaran, membuat Nina keluar dari dapur dibuntuti kedua anak manisnya."Wah, Gani langsung saja pinang Yana ke Pak Jorong. Keburu direbut orang."
Nina memang sudah tahu akan kelarisan anak Pak Jorong yang satu itu."Tenang, tek. Gani usahakan."
"Bi, kami pamit dulu. Abang pergi dulu ya, bye-bye Naya. "
Riyan menyalami telapak tangan sang bibi dan melambai pada adik kecilnya setelah dihadiahi kecupan manis di kedua pipinya."Aku dilupain nih, bang. Awas aja nanti aku suruh tidur di lantai lo."
Ancam Bian jengkel. Anak SMA itu melirik tajam pada Riyan yang cengengesan."Mau dicium juga. Sini!"
Canda Riyan."Yak! Abang gak keren. Ma, aku berangkat sekolah dulu."
Bian langsung menyandang tas ranselnya setelah bersalaman pada sang ibu, berniat melangkah kesekolah diantar sang ayah yang masih menghangatkan mesin motor."Tunggu, salam dulu pada abangmu."
Riyan mengamit ranselnya dari belakang, membuat henti pada langkah tegap Bian nan gagah berbaju pramuka.Bian pun langsung menyalami tapak tangan Riyan dengan wajah cemberut sebelum terganti senyum ceria tak kala Riyan menyembulkan secarik kertas bertulis angka 50 ribu berwarna biru tua disana.
"Ini ambil buat jajan."
Bian melirik ibunya sekilas minta izin."Tak usah lah Yan. Simpan saja uangmu untuk masadepan. Bian sudah bibi kasih uang jajan kok. "
Ucap Nina, tak enak hati kalau Riyan memberi uang pada mereka.
"Tak apa, Bi. Biar Bian semangat belajarnya. Aku pamit dulu."
Bian pun mengambil uang itu setelah terdengar helaan nafas pasrah dari sang Ibu."Sarapan dulu lah."
"Nanti aja di rumah sakit, Bi. Takutnya telat."Mereka pun bergegas naik motor matik bermerek Beat itu.
Saat melewati rumah sebelahnya, Riyan cukup heran akan keramaian disana. Apalagi, setelah melihat seorang gadis cantik nan memesona bak dewi dengan balutan hijab cokelat elegan yang sedang menyirami tanaman di pelataran rumah yang cukup mewah itu.
Riyan baru sadar kalau ada gadis yang tinggal disana. Seingatnya, saat dia sampai sini tiga hari lalu. Hanya ada kakek dan nenek yang dikatakan dukun oleh bibinya."Oy! Kau mendengarku tidak? Apa kau tidur, Yan?"
Gani sedikit berteriak yang membuat Riyan kembali pada alam sadarnya."Iya, kau bilang apa?"
"Ya ampun. Nasibku begini amat. Bicara sendiri kayak orang gila daritadi."
Kesal Gani dibalas gelak tawa Riyan.Motor pun berhenti di pelataran rumah cukup elegan khas desa.
Dihiasi tanaman bunga di sekelilingnya."Assalamu'alaikum Pak."
Gani sambil mengetok pintu yang sudah terbuka menampilkan seorang laki-laki, dan dua perempuan."Walaikumsalam. Silahkan masuk."
Dua pria tampan itu masuk dan dipeesilahkan duduk di seberang sofa pria didepannya. Sementara, satu wanita kebelakang mungkin membuat minuman atau mengambil cemilan."Ada perlu apa, ya?"
Tanya Pak Jorong yang bernama David."Ini, pak. Riyan ingin mendaftarkan dirinya pada data penduduk jorong ini. Dia anak dari saudara Bi Nina yang tinggal di Sulawesi itu."
Terang Gani sambil melirik Yana, anak gadis Pak Jorong yang cantik jelita. Rambut panjangnya dibiarkan terurai melingkupi wajah tirusnya. Terkadang tersenyum menampilkan lesung pipi di sisi kirinya dan lengkungan pada mata dengan bulu lentik dan alis sedikit tebal teratur. Bak seorang artis ternama, Luna Maya. Hanya perbedaan sedikit warna kulit saja dan bentuk wajah yang tak terlalu oval seperti sang artis."Oh, anak Uda Tomi. Sudah besar sekarang, ya. Tampan lagi seperti ayahnya. Ayahmu dulu jadi primadona disini. Banyak anak gadis yang naksir sama dia. Dia juga terbilang orang yang ramah dan baik, cuman cukup galak kalau diganggu. Pernah saya mengajak adiknya, si Nina untuk pergi nonton sepak bola bersama waktu masih SMP. Malah saya dikejar sampai rumah karena dia sangat menjaga adiknya itu. Apalagi kami se-suku, makanya ayahmu tak izinkan. "
Terang David diselai tawa pada bagian yang menurutnya lucu."Oh begitu, Pak.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANDEIAN ()
Mystery / ThrillerSandeian merupakan kepercayaan sejumlah masyarakat terhadap hal-hal mistis yang menyangkut alam dan kesehatan manusia di Nagari Tanjung, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung. Sandeaian juga kerap kali dikaitkan dengan makhluk tak kasat mata/ghoib...