***
Calvin pov.“Vin.! Ayo foto bareng.!” Suara Reynan terdengar memanggilnya dari sana. Ia mendapati temannya itu yang berada di pelaminan bersama Hana tentunya, Calvin mengangguk. “Gue datang bro.!” Katanya sembari bangkit.
“Ada beragam kebahagiaan yang Tuhan berikan setelah kita berhasil melewati ujian yang berat.”
“Dan khusus untuk ku, Tuhan tetap memberikan kebahagiaan terbesar juga tentunya, yaitu kamu. Yang tetap berada di samping ku, kapan pun itu.”
Calvin menoleh ke arah Milan yang berada di sebelahnya bersama Petra yang duduk di pangkuan gadis itu.
Calvin tersenyum, lalu menggendong Petra dan mengulurkan tangannya untuk mengajak Milan.“Kamu yang ku inginkan, untuk tetap berjalan dengan ku. Menghabiskan waktu kita berdua, sampai kita tua. Sampai anak-anak kita beranjak dewasa dan melepas tangan mereka.”
“Aku janji, Lan. Kisah cinta ini akan terus berlanjut sampai rambut kita memutih nanti, ch...how innocent my wish...”
Calvin berjalan bersama keduanya, sambil sesekali menciumi pipi gembul Petra dan melirik Milan, senyumnya tidak luntur sejak tadi.
“Because you’re the innocent love for me.”
Mereka sampai di pelaminan, Calvin berdiri di samping Reynan sambil menggendong Petra, sementara Milan di samping Hana, sahabatnya.Author pov.
“IYA, SEMUANYA SENYUM LIAT SINI. 1...2...3...” teriak sang Photograper
Blits dari kamera menandakan bahwa momen saat ini telah di abadikan. Menjadi figura beberapa orang yang nampak bahagia di dalamnya.~~~
Calvin menoleh ke arah Milan,
“Kita menikah minggu depan, kamu mau resepsi nya dimana.?” Tanyanya tiba-tiba, tentu saja membuat Milan yang tidak menyangka langsung tergagu saat hendak menjawab.“K-kenapa tiba-tiba nanya gitu disini.?” Milan tidak bisa menyembunyikan rasa gugupnya.
“Aku cuma nanya doang, kamu maunya dimana.?” Calvin mengulang pertanyaannya sambil terkekeh pelan.
Milan terlihat berpikir sejenak,
“Aku mau di pantai dekat Papa bersemayam disana.” Jawab Milan.Calvin menatap mata yang penuh akan kerinduan itu, ia langsung mengangguk kan kepalanya. “Kita menikah disana, dan Papa akan menyaksikan juga.” sahut Calvin.
Ia merangkul pinggang Milan,
“Setelah itu, kita balik ke Itali bentar.” lanjutnya.Milan mengernyit seolah bertanya, Calvin terkekeh sembari mendekatkan kepalanya ke telinga Milan, “Ada beberapa yang belum aku urus. Aku gak mau ninggalin kamu lagi, so come with me. Ya.?” bisik Calvin padanya.
Milan tersenyum sambil menganggukkan kepala, ia menatap Calvin.
“I’ll go wherever you go.” Sahut gadis itu.
Calvin mencium pipi Milan setelahnya.Jepret...
Blits kembali menyala, kamera menangkap momen yang tepat.~~~
Masi author pov.
“Semua sudah pada bagian happy nya masing masing, Calvin yang akhirnya melamar Milan, sementara Reynan yang selangkah lebih maju telah menikahi Hana.
Petra dengan kebahagiaan nya yang akhirnya punya seorang Papa.” (ini author)“Benar-benar bagian akhir yang diinginkan pembaca.”
“Tapi belum ada ending yang sesungguhnya, mereka masih harus memperjuangkan agar tetap menjadi akhir yang bahagia. Karena semua kisah belum tentu akan berjalan begitu saja, seperti awal mulanya.”
(masih author)
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Love
Teen FictionMilan pernah kecewa karena cinta sedangkan Calvin terus berharap bahwa masih ada celah baginya untuk memasuki hati Milan, meski nampak sudah tidak ada lagi harapan. Bagi Milan, Calvin terlalu baik dengan cinta polos dan naif nya yang sama sekali ti...