#4

37 5 3
                                    

Didepan sana terlihat sang ayah telah menunggu Putri kesayangannya itu. Qila pun bergegas menghampiri dan langsung masuk kedalam mobil, Saat mobil itu hendak melaju terdengar samar-samar suara memanggil namanya, Qila pun mencari sumber suara tersebut.

"Qila, ini ada barang Lo yang jatuh tadi, gak sengaja gue nemuin dibawah meja waktu piket tadi" Ucap Syifa teman sebangku Qila.

"Makasih ya Syifa" Balas nya dengan lembut dan ramah

"yoay, gue cabut dulu ya"

"Hati-hati ya Syif"

Lalu perjalanan pun dilanjutkan

"Masih aja nyimpan foto dia" Ucap Herman Bramantyo (ayah Qila)

"Raga bisa saja pergi menjauh dari seseorang yah, tapi rasa sangat sulit untuk berubah. Kita bisa merelakan apa yang sudah pergi tapi bukan berarti melupakan apa yang telah terjadi, terlebih dua raga tersebut sempat terjalin kasih. Pikiran tidak melarang untuk mengenang tapi diri menolak untuk kembali di ulang."

Qila pun beranjak keluar dari mobil yang sudah terparkir didepan rumah lalu ia masuk kedalam rumah nya.

"Assalamu'alaikum.. "

"Wa'alaikumussalam Qila ku, kesayangan Ayah Bunda, gimana sekolah nya? "

"Lancar kok Bum, (Sambil mencium tangan Bunda nya) "

"Yaudah sekarang Qila istirahat, mandi, sholat lalu kita makan malam ya"

"Siyappp bun.. "

Qila pun masuk kedalam kamarnya, disana ia memandangi sebuah foto. Pemilik wajah dibalik foto tersebut adalah Raihan Putra Brahmana. Raihan adalah cintanya yang menghilang, Qila mengenal Raihan tanpa sengaja dan jatuh cinta dengan sendirinya, Rasa yang membawanya menjalalin kasih bersama.

Dua raga tersebut saling mencintai dan merasa saling memiliki, Qila sangat mencintai Raihan begitupun sebaliknya. Namun, semua tak sejalan dengan apa yang telah mereka rangkai bersama. Raihan memilih jalan sendiri, dan menyalahkan apa yang telah ia janjikan. Jika sebelumnya Raihan berjanji akan tetap mencintai, kini semua berbalik arah, Raihan memilih untuk berpaling jauh, Padahal Qila mempunyai segalanya namun bagi Raihan satu hal yang tidak Qila milili, yakni waktu untuk tetap bersama menjalin cerita dengan tawa bahagia bersamanya, karena Qila sangatlah sibuk memikirkan impiannya.

"Jadi kamu memilih untuk mengakhiri apa yang telah kita jalani? " tanya Qila kepada Raihan

"Iyaa Qil, Aku emang butuh kamu Tapi jauh dari itu semua aku butuh kasih sayang, waktu, dan cintamu Qil, Dan kamu tak pernah memberikan itu semua kepadaku" tutur Raihan

"Bagiku cinta bukan hanya sebuah kata sayang, bukan pula ucapan yang membuat terbang, Dan perhatian bukan soal seberapa lama aku ada untukmu,Tapi bagiku cinta adalah ketika dua raga yang saling mencintai menengadah untuk saling menjaga dalam do'a,menunggu walau tak bertemu, saling memantaskan walau tak berpapasan" Ucap Qila dengan lembut, dan di akhiri dengan senyum nanar

Lalu Qila pergi begitu saja, meninggalkan tetesan luka air mata. Raihan hanya merenungi apa yang telah terjadi.

"Qilaa, ayok turun kita makan malam bersama"
Kehadiran Bunda nya memecahkan lamunan nya

"Eh iyaa ayuk bun" Ucap Qila lalu beranjak turun dari tangga dan menuju meja makan

Kini mereka tengah makan malam bersama, hanya ada keheningan disana, sekilas terdengar suara dentingan sendok yang bertubukan dengan piring.

"Oiyaa yah, bun, Masih ingat pak Ridu gak?" Tanya Qila memecah keheningan

"Pak Rudii... (sambil mengingat-ingat), owhh iya iya ayah ingat, Pak Rudi pelatih kamu olim itu kan? yang Ayah sama Bunda jumpa waktu pemberian penghargaan kamu itu kan? "

"Nahhh iya yahh, bener banget.. Ternyata Pak Rudi itu, beliau guru matematika di sekolah baru Qila, dan luar biasanya lagi ternyata beliau masih ingat dengan Qilaa" Ucap Qila dengan semangat

"Wahhh bagus dong, berarti anak bunda ini emang best banget. siapa coba yang gak terngiang-ngian kalau sempat kenal sama Qila, liat bayangan nya aja bikin gabisa tidur seharian" Jawab Bundanya sedikit menerbangkan

"Anak siapa dulu dongg... Anak ayahhh (sambil bertos ria dengan Qila) "

"Anak Bunda juga dong, HAHAHAH "

  Kini mereka pun selesai makan malam, sekarang adalah waktunya untuk beristirahat.

"Sekarang udah malam, Qila tidur ya, ingat jangan sampai bergadang hingga tengah malam, Bunda tau dikamar kamu sering curi-curi waktu buat ngelamun kan" Menatap sangar wajah Qila

Qila pun hanya cengengesan

"Yaudah sekarang Qila ke kamar sana, ingat pesan Bunda" Ucap Ayah Qila sambil mengelus elus kepala Qila

"Oke yah, bun, Qila kekamar ya, G'NIGHT semua"

"G'NIGHT Qila, happy nice dream sayang"

   Sekiranya begitulah ritual keluarga Bramantyo dimalam hari, Qila selalu di perlakukan romantis oleh keluarga nya.

Qila pun bergegas ke kamar. Dan benar saja dugaan Bunda nya, Qila sering mencuri-curi waktu untuk melamun..
kini Qila tengah duduk di meja belajar nya sambil meraih pena dan buku hitam kesayangannya yang menjadi pendengar setia kisah kasih seorang Qila.

Satu demi satu kata mulai terukir di kertas tersebut.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Penasaran gak apa yang Qila tulis??
penasaran kann?
Makanya jangan skip dong, lanjut guys 😍😍

Tenggelam Dalam LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang