(x,y) = 0,0

2.7K 429 39
                                    

Taehyung, Jungkook dan Hoseok harus terima jadi bulan-bulanan hari ini. Panglima rasanya mau mengelak manakala abang-abangnya sedari tadi mengejeknya dengan sebutan 'cengeng'

Namun, itu semua terdengar mustahil karena sepasang iris coklatnyapun membenarkan video yang ditayangkan lewat proyektor pagi itu.

Video dirinya yang sedang menangis tersedu-sedu karna mengira kepalanya copot dan berakhir di juggling Jimin. Taehyung mau nyebur ke rawa-rawa aja, demage nya bukan main borr.

"Gusti Nu Agung, bisa-bisanya abdi mengkhayal jadi saklar" Hoseok memijit hidungnya lantas melirik saklar lampu dengan wajah sendu.

Lain halnya dengan Jungkook yang gak berhenti ketawa daritadi. Apa lagi saat dirinya memanggil Seokjin dengan nama Tsunade. Mon maap ya urat-urat malu Jungkook udah lama hilang. Kata malu udah gak ada di dalam kamusnya.

"Emang siapa si Tsunade?" Tanya Seokjin.

"Itu loh bang, hokage ke-5" Saut Jimin.

"Hokage hokage apaan lagi?"

"Ish! Narutooo! masa lu gak tau si Bang?" Kata Jungkook sebel, marah karna bisa-bisanya orang gak tau Naruto, anime favoritenya.

"Oh Naruto, itumah gua tau. Kartun kan?"

"Iyee babeh, buset tua bener lu kalo gk tau" Ini yang nyaut Namjoon.

"Ya gua kan gak ngikutin kartunnya, mana tau ada yang namanya Tsunade"

"Lu searching dah" Saran Taehyung sambil senyum setan.

Entah karna rasa pemasaran yang begitu bedar dengan sosok Tsunade, Seokjinpun mengikuti saran Taehyung.

"JANGKREK! Bisa-bisanya lu nyamain gua ama mak-mak ber tete gede" Seokjin memiting leher Jungkook main-main

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"JANGKREK! Bisa-bisanya lu nyamain gua ama mak-mak ber tete gede" Seokjin memiting leher Jungkook main-main. Sedangkan yang lainnya gak berhenti ngakak.

Haaah, pagi yang cerah dengan sedikit canda tawa.

--

"Lur"

Taehyung menoleh sambil tersenyum manakala Jimin menepuk pundaknya lantas mengambil tempat disampingnya. Duduk disebuah batu besar yang menghadap ke gunung yang nampak kecil dari penglihatannya saat ini.

"Gua bikinin coklat panas" Taehyung mengambil gelas yang mengepul dari tangan Jimin. Menangkup gelas tersebut dengan kedua tangannya, lantas perasaan hangat menyebar diseluruh raganya. Entah karena cuaca yang dingin atau fakta hadirnya Jimin disampingnya, entahlah.

"Sarung tangan lu mana?" Tanya Taehyung, memerhatikan kedua tangan Jimin yang memucat kehilangan kehangatan.

"Gatau, gua cari-cari gak ada" Kata Jimin sambil menggosok-gosok kedua tangannya.

Taehyung menghela nafas, sejenak meletakkan coklat panasnya disisi yang lain.

"Nih pake punya gua" Taehyung memberikan sarung tangannya ke Jimin, tak membiarkan udara dingin menyakiti sahabatnya.

"Aw totwit anet" Ujar Jimin dengan sumringah, lelaki itu bahkan mengusakkan kepalanya ke pundak Taehyung.

"Gausah bikin muntah" Saut Taehyung, keduanya tertawa.

Keheningan melingkupi meraka, barangkali menikmati udara puncak yang begitu menyejukkan. Jauh dari hiruk pikuk kota, jauh dari rumahnya.

"Tae.."

"Hmm?"

"Lu serius bakal balapan minggu depan?" Jimin manatap sahabatnya sendu. Berharap kata 'tidak' keluar dari mulut lelaki itu.

"Iya Jim, gua gak bisa ingkar janji" Jawab Taehyung dengan keyakinan disetiap katanya berharap hal itu dapat mengusir rasa khawatir Jimin.

Jimin menghela nafas.

Berjuta kali Jimin membujuk Taehyung untuk membatalkan janjinya dengan Mino namun berjuta kali pula Taehyung menolak dengan alasan sama. Sungguh, Taehyung dengan rasa gengsinya acapkali membuat Jimin pening.





"Perasaan gua gak enak Tae"





Saat itu Taehyung mengusak surai Jimin sambil mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.




Semoga






--

"Mbul mau ikut siapa?" Tanya Seokjin.

Jungkook yang lagi ngerecokin Yoongi video call-an sama pacarnya total acuh.

"Ditanya Bang Seokjin tuh. Ganggu gua aja lagian" Dengus Yoongi lantas meninggalkan Jungkook.

"Idih bucin banget u" Kata Jungkook sambil cemberut.


"Apa bang?"

"Mau ikut gua apa Taehyung, gembul anaknya Bapak Jeon?" Jin memelankan suaranya. Capek banget ama ni anak satu.

"Ikut panglima aja biar kena angin sepoy sepoy" Jawab Jungkook sambil  merentangkan tangannya memperlihatkan ekspresi ketika dirinya diterpa angin sepoy-sepoy.

"Masuk angin, ntar minta kerok?" Sambung Taehyung sambil memakai helmnya.

"Tau lu, lu kan pori-porinya gede. Dikit-dikit kerok, dikit-dikit kerok" Saut Hoseok.

"Teori dari mana anjir HAHAH" Namjoon tertawa sambil memukul pundak Hoseok.

Apaan si puku-pukul? -Hoseok bukan saklar

"Bodo! Pokonya mau ikut Bang Taehyung!"

"Gausah sok imut lu! Mau w kelepak?" Jungkook bergidik ngeri saat Yoongi menatapnya garang sambil mengangkat sendal gunungnya tinggi-tinggi.








--


"Jangan tidur mbul" Ucap Taehyung saat merasakan pundaknya memberat.

Tak ada jawaban.

Taehyung menghela nafas, lantas menarik kedua tangan Jungkook, melingkarkan lengan kekar itu kepinggangnya.

Khayalan Taehyung bisa bonceng pacarnya nanti kaya gini. Soswit banget kan kek Dilan dan Milea.

Realitanya dia malah bonceng bayi kelinci berotot kaya Jungkook.

Ironis.

Taehyung kembali fokus berkendara namun detik berikutnya ia melihat Jimin mendahuluinya dengan vespa kuning kesayangan lelaki itu.

"Gua salip lu panglima"

Teriak Jimin sambil dadah-dadah ke Taehyung.

Astagfirullah punya temen gini amat -Taehyung panglima bukan jamet































Mari berpegan tangan mulai sekarang

Panglima [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang