CHAPTER 4

11 2 0
                                    

CHAPTER 4

"oke, ayo pulang ke rumahku"

ku menganggukkan kepala ku menyetujuinya dan kami langsung berjalan pergi menuju rumahnya ichirou. barang barang semua kami tinggalkan di kereta yang sudah hancur dan tidak bisa diperbaiki itu.

ichirou hanya membawa beberapa peralatan dan pakaian yang mampu dia bawa, lalu aku tidak membawa apa apa. alasan aku tidak membawa apa apa yaitu karena ichirou tidak mengijinkan ku membawa barang barangnya. dia bilang kalau tamu itu harus dijadikan seperti raja.

"kan aku akan tinggal dirumahnya, otomatis aku bukan tamu kan?"

walaupun aku bilang demikian dia tetap tidak memperbolehkan lu membawa satu barangpun. dan mau tidak mau aku harus menuruti maunya.

***

sesampai di depan rumahnya ku menatap setiap sudut rumahnya. terasa kembali ke zaman dulu yang tanpa tekhnologi modern sedikitpun. yah walaupun disini memang dunia lain yang sama sekali tidak ada tekhnologi modern yang ada di zamanku sebelum kehidupan ini.

"hoi, ayo masuk"

sambil melambaikan tangannya di depan wajahku dia menyuruhku untuk masuk ke dalam rumahnya dan membuyarkan lamunanku. ku menarik nafasku dalam dalam, lalu menghempaskan nya perlahan.

"fuuh, ayo"

"tadi kamu kenapa?"

sambil berjalan memasuki pagar dia menatapku aneh karena melihatku yang menarik nafas. dengan cepat ku menggelengkan kepala ku dan mengatakan kepadanya kalau tidak ada apa apa. jujur saja, di dunia ku semua serba praktis dan mudah. sementara disini serba menggunakan otot.

memang aku sudah diberi sedikit anugerah oleh dewi aqua, tapi pasti rasanya sangat melelahkan. dan membayangkannya saja ku merasa lelah. fuuh.

sesampai di dalam rumah ku bertemu sesosok perempuan yang pastinya itu adalah ibunya ichirou dan anak kecil yang berumur sekitar 8 tahun makan di meja makan dekat ruang tamu.

awalnya mereka sedikit takut melihatku, dan setelah ichirou menjelaskannya kepada mereka sang ibu menghampiriku lalu memelukku sehingga ku sedikit merasa susah bernafas.

"terima kasih nak, kau sudah menyelamatkan anakku"

sambil sedikit terisak sang ibu terus mengucapkan terima kasih kepada ku. wajar saja, semenjak ditinggal oleh almarhum sang suami, hanya kedua anaknya yang bisa membuatnya tersenyum.

"eh, tidak apa apa kok bu, itu aku tadi hanya kebetulan lewat"

setelah beberapa saat ku dipeluk ichirou muncul di depan sang ibu dan dengan nada pelan dia mengucapkan kalau aku akan tinggal dirumahnya dan menggunakan kamar tamu untukku karena aku tidak mempunya rumah.

"tidak apa apa kok dia tinggal disini, lagi pula sudah jarang orang orang bertamu ke rumah kita"

sambil tersenyum sang ibu melepaskan pelukan dan ku langsung mengambil nafas panjang. sang ibu tertawa pelan sambil mengelus lembut rambutku dan menoleh kearah ichirou.

"tunggu apa lagi, sana bawa gadis ini ke kamarnya"

ichirou tersenyum kepada ibunya dan langsung berdiri menuju kearah ku.

"terima kasih bu, . . . "

ucapku sambil bingung mau memanggilnya siapa dan akhirnya sang ibu kembali mengusap rambutku seperti anak kecil.

"panggil saja ibu merlin"

"baiklah, terima kasih ibu merlin. namaku Hoshi Rin."

setelah itu ku mengikuti ichirou menuju kamarku (kamar tamu). setelah masuk ke dalam kamar, ku melihat sekeliling kamar. tampak seperti di game game fantasi yang sudah ku mainkan dulu.

"kamu beres beres dulu yah, ku mau menyiapkan makanan untuk mu, kalau ada masalah panggil aku ya."

ku hanya terdiam dan terus berjalan sambil menatap sekeliling kamar. aku berasa sudah berada di dalam dunia game virtual yang sangat canggih dan nyata. namun kenyataannya inilah dunia yang akan ku tinggali sekarang. dunia fantasi yang mengandalkan kekuatan untuk para petarung dan mana untuk para penyihir.



Isekai Yang MerepotkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang