CHAPTER 3

8 0 0
                                    

CHAPTER 3

"bagaimana?"

ku keluar dengan penampilanku yang baru, beruntung pakaian yang di berikannya sangat pas ditubuhku, walau sedikit terbuka tapi ku menyukainya. ku mulai menghampirinya yang melamun menatapku dan melambaikan tanganku di depan wajahnya.

"halo? masih hidup kan?"

"eh, umm. kau cocok memakai pakaian itu"

mendengar ucapannya ku merasa senang, karena di duniaku yang dulu tidak ada satupun yang mengucapkan kata itu walau ku gonta ganti pakaian sana sini. sambil memutar tubuhku seperti memamerkan baju baru yang baru ku dapat (memang baru dikasih sih) ku sedikit menunduk di depannya.

"terima kasih untuk pakaian dan senjatanya, ku menyukainya. walau sedikit canggung dengan senjatanya tapi aku akan merawatnya"

pria tersebut mulai merasa salah tingkah dan tergagap gagap ketika melihatku menunduk dan berterima kasih.

"ti tidak usah menunduk seperti itu, pakaian dan senjata itu juga tidak ada yang memakainya sama sekali"

"ah iyah namaku chiu ichirou, salam kenal"

ku menatapnya yang memperkenalkan dirinya sambil mengulurkan tangan, lalu ku membalas uluran tangannya sambil tersenyum ramah.

"shi-, eh hoshi rin. salam kenal ichirou kun"

hampir saja ku mengatakan nama asliku di dunia ku yang sebelumnya. karena ku berfikir, dunia baru dengan tubuh baru. jadi harus dengan nama baru. (>\\\<) sambil tertawa dalam hati ku mulai menatap wajahnya yang mulai memerah seperti buah jambu yang sudah matang.

"rumah kamu dimana?"

ku sedikit tersentak mendengar perkataannya dan langsung sedikit menundukkan kepalaku. setelah beberapa saat dengan sedikit rasa malu ku beranikan diri mengangkat wajahku dan menatapnya.

"aku tidak punya rumah, dan aku tinggal di dalam hutan ini"

ichirou kaget mendengar perkatannya dan aku kembali mrnundukkan kepalaku merasa malu karena tidak mempunyai tempat tinggal, bahkan pakaianpun tadi kalau tidak diberi oleh dia, aku sangat persis seperti kucing liar yang berlarian di jalanan.

"apa kau mau tinggal di rumahku? kebetulan disana ada kamar khusus tamu, dan dirumah jarang sekali kedatangan tamu"

ku sedikit melotot menatapnya hingga membuatnya sedikit takut, namun ku segera kembali menormalkan sikapku. dengan suara yang sangat pelan ku menanyakan bagaimana dengan keluarga yang lainnya. apakah mereka akan menerimaku? atau malah mengusirku bahkan menendang tubuhku seperti warga yang lain?

karena suaraku yang sangat pelan hingga hampir tidak terdengar dia mulai mendekatkan wajahnya supaya bisa lebih jelas mendengarkan ucapanku.

"tadi kamu bilang apa?"

wajahku mulai memerah karena wajahnya terasa dekat dengan wajahku dan ku mulai menghirup nafas dalam dalam dan ikut mendekatkan wajahku ke dekat telinganya.

"BAGAIMANA DENGAN YANG LAIN? APAKAH MEREKA AKAN MENERIMA KU?"

dengan sekuat tenaga ku berteriak di dekat telinganya sampai dia langsung terduduk sambil memegang telinganya. mungkin sekarang dia sangat mendengar ucapanku sambil telinganya berdengung seperti speaker dengan max volume.

"ugh, mereka pasti akan menerimamu, karena kamu yang telah menyelamatkan hidupku"

sambil berusaha berdiri dia mengucapkannya dan ku mulai sedikit mempercayainya. jujur saja, ku sebelumnya belum pernah percaya ke salah satupun orang orang yang ada di dunia ini. karena ketika ku baru di reinkarnasi dan keliling di dunia ini ku langsung dilempari batu dan dikatai iblis.

memang aku di kota ini sama sekali tidak menemukan manusia setengah hewan sepertiku. mungkin mereka merasa takut atau memang benci dengar ras sepertiku.
dengan senyum manis yang kupancarkan, ku menatapnya hingga membuat wajahnya sedikit memerah lalu mengalihkan pandangannya terhadaoku, dan itu membuatku tertawa karenanya.

"oke aku terima tawaranmu ichirou"

dengan mengulurkan tanganku, ichirou kembali menatapku. kali ini rasa malunya hilang dan berubah menjadi senyum yang ramah menyejukkan hati, lalu dia menjabat tanganku seperti seorang pedagang yang berhasil membuat kontrak penjualan.

"oke, ayo pulang kerumahku".




Isekai Yang MerepotkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang