3. rencana kerja kelompok

1 0 0
                                    

Setelah tadi malam nongkrong hingga pukul 11 malam, hari ini zaren masih terlelap padahal jam sudah menunjukan pukul 6.

Bundanya pun gemas dengan zaren, bertanya tanya mengapa anaknya belum juga turun untuk sarapan pagi.

Akhirnya ia memilih naik menuju kamar zaren, dan betapa terkejutnya bunda zaren, melihat anaknya masih terlelap.

" Ya ampun zaren, udah siang ini nak, ayo bangun " ujar bunda zaren sambil mendorong dorong tubuh zaren.

Zaren yang mendengar suara ibunya, segera kaget dan bangun.
Ia sudah mengira, pasti dirinya kesiangan.

" Liat udah jam berapa, nanti kamu kesiangan ren " ujar bunda zaren.

" Iya bunda, zaren mandi sekarang " jawab zaren kemudian.

" Ya, bunda tunggu segera di meja makan " jawab bundanya, lalu keluar meninggalkan kamar zaren.

Zaren segera menuju kamar mandi, melakukan ritual paginya.

Setelah semua selesai, sudah rapi dengan pakaian sekolahnya, ia mengecek kembali tas nya.
Sudah lengkap, lalu ia segera turun menuju ruang makan.

Masih jam set 7, masih pagi.
Ayah dan kakaknya biasa makan pagi pukul 8, sekalian berangkat kerja dan kuliah.
Sedangkan zaren, makan sekarang karena harus berangkat sekolah.

" Pagi bunda " sapa zaren kepada bundanya.

" Pagi mbok Yem " sapa zaren lagi, kali ini ke asisten rumah tangga dirumahnya, mbok Yem.

" Pagi anak bunda, ayo cepat makan " jawab bundanya.

" Pagi juga den zaren " ujar mbok Yem sambil tersenyum.

Zaren membalas senyum, lalu segera mengambil makanannya, lalu melanjutkan makan.

Ia makan dengan cepat, takut telat menuju sekolah, karena jarak sekolah dari rumah lumayan jauh juga.

" Bund, zaren berangkat dulu ya " ujar zaren, sambil mencium kening bundanya.

" Ya hati hati sayang, jangan ngebut " pengingat bundanya.

" Ya bund, tenang aja " balas zaren, lalu pergi keluar menuju tempat motornya berada.

Ia naik motor lagi karena pasti jika naik mobil, akan terjebak macet ditengah jalan.

Mobilnya sudah keluar dari gerbang, sedikit melirik, melihat rumah Caca yang sepi.

Masabodo, ia kembali melanjutkan motornya, menembus kemacetan Jakarta di pagi hari.

Sesampainya di sekolah, ia segera menuju kelas, 5 menit lagi bel masuk berbunyi.

Sesampainya di kelas, ia melihat caca yang sedang menyalin sesuatu di bukunya, ntah apa itu.

Zaren dan teman temannya, berbeda kelas, jadi tidak bersama setiap saat.
Hanya saat jam istirahat mereka berkumpul.
Awal mereka kenal, saat kelas X, mereka 1 kelas dan berteman dengan akrab hingga skrng, walau sekarang sudah berbeda kelas.

Ujian sekolah sebentar lagi, tinggal 1 bulan lagi.
Namun zaren biasa saja, santai menghadapi itu semua.

Beda cerita dengan caca, yang sudah 2 bulan ini bekerja keras belajar, agar nanti mendapat nilai yang memuaskan saat ujian.

Tak lama bel berbunyi, murid murid segera duduk di tempatnya masing masing.

Zaren merasa heran, kenapa Caca tidak menyapanya pagi ini, tapi ia mencoba menghilangkan pikiran itu.

Tak terasa, 2 jam berlalu. Pelajaran terlihat  begitu mengasikan karena di awali dengan menyanyi, ya tadi adalah pelajaran kesenian.

Pelajaran yang begitu mengasikan itu, ternyata tidak mengasikan untuk zaren.
Karena ia dipasangkan dengan Caca, untuk menyanyi duet sebagai penilaian ujian praktek.

JALAN TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang