BM 1

11 1 0
                                    

Hari itu.... Hari terburuk dalam hidup ...
Setiap detiknya masih terekam jelas..
Setiap teriakan suaranya..peluh keringat nya.. aku ingat itu semua..

*Flashback*
"Ahhhggggghhh ahhgggg....."erangan nafas menahan sakit begitu jelas terdengar.

"Ayo Bu sedikit lagi... Dorong terus"Dokter terus berusaha menyelesaikan proses persalinan ini dengan cepat.

"Ahhgggg.... Ahhhhgggg PETRAAAA aghgggggg" wanita itu terus menggenggam erat tangan kau sambil mengerang kuat.

"Sayangg kamu harus kuatt ayoo sedikit lagi... Kamu kuat Yerlin kamu kuatt!!!" Aku mendukungnya .

Setiap melihat tetesan keringat dan air mata nya aku merasa sakit. Rasa takut menjalar pada tubuh ku... mengingat akan kisah kisah ibu yang meninggal ketika bersalin .... Tidakk.. aku tidak bisa terima hal itu jika Yerlin pergi.

"Ahgghhghh... Ahhh hahhhh..."teriakan yerlin berakhir kini digantikan dengan nafas yg begitu berat.

"Selamat bayi kedua nya perempuan .." dokter memberikan bayi tersebut kepada suster untuk dibersih kan.

Kini bayi itu berada disebelah kakak laki laki nya yang sudah lahir beberapa menit lebih dulu dari nya.

Aku terpaku melihat malaikat malaikat kecil ku.Bibir nya mengingatkan aku kepada seorang Dewi .Yang kini terbaring lemah di kasur rumah sakit sembari menatap lembut kami.

Aku menghampiri Dewi ku.Menatap nya penuh kasih.Terlukis indah Dimata nya,kepuasan hati setah melahirkan 2 malaikat ini.

"Terimakasih Sayang Terimakasih "aku mengecup kening Yerlin menahan tangis bahagia.segala ketakutan ku lenyap dan berganti ucapan syukur.

Yerlin hanya tersenyum lemah.Tatapan nya begitu sayu.lalu mengusap telapak tangan ku.

"Aku mencintaimu Petra , berjanji lah selalu menjaga mereka"yerlin berbisik ketelinga ku.Aku merasa ada sesuatu yang salah.

"A..apa maksudmu?!" Aku menatap Yerlin marah dan penuh takut.

"Ha..ha.ha.. hanya jaga jaga"Yerlin tertawa lemah .

"Berhenti bicara omong kosong,kau tidak akan kemana mana .Kita akan besarkan dan jaga mereka bersama!".nada bicara ku meninggi,tapi Yerlin justru tersenyum sembari tertawa kecil.

"Apa kau takut?apa kau takut kehilangan aku?" Tanya nya dengan tatapan mata yang menghipnotis.

"Ti..tidaakk.. a.aku.. hanya tak ingin repot di malam hari mengganti popok mereka nantinya"aku membuang wajah ku yang kini sedikit memerah.Jujur saja aku malu mengaku tak bisa hidup tanpanya.

Yerlin menatap ku datar lalu di detik berikutnya dia tertawa kali ini bukan lemah tapi cukup kuat.

"Ahahahha... Segitu malunya kamu ngaku ahhh hahhh ahgh.. aku tau kok kamu takut kan kalau GK ada aku" kini senyum satu itu menjadi semakin manis.

Yahh aku kalah telak.Senyuman nya berhasil membuat ku kalah.


.
.
.
.
.
.


Thanks for reading...
Sorry kalau banyak typo atau ceritanya masih kurang

.
.
.
.
Don't forget to vote and coment
Lup yu

Benang MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang