Yang Tak Seharusnya.

22 4 0
                                    

Oleh :
1. Alv52253
2. Vanillaatteee
3. Novi

BRAK!!!

Tas mahal milikku terlempar tidak jauh dariku. Tubuhku terhempas sekejap, dan kembali pada tempatnya.

Aku melirik sinis Alvian. "Apa yang kau lakukan...," lirihku.

BRUKK!

Alvian terduduk lemas menghadap diriku yang tertunduk dengan wajah amarahku.

"Hiks ... hiks ... m-maafkan aku ... hiks....," lirihnya memohon kepadaku.

Hari ini, kereta yang biasa melewati jembatan ini sedang dalam perbaikan, dan saat ini, aku bersama mantan kekasihku, Alvian berada di tempat yang sama dan waktu yang sama 22:00 malam.

Angin bertiup membekukan tubuhku secara perlahan, aku kedinginan, dan aku bertindak. Kali ini, keheningan benar-benar mengizinkan diriku untuk berteriak.

"Apa yang kau lakukan, Alvian?!" bentakku kepadanya, hingga membuat keringat yang menempel pada rambutku tergoyah untuk jatuh.

Alvian tetap saja terduduk lemas tanpa menjawab pertanyaanku. Hatiku merasa sangat sakit, ketika ada seseorang yang aku sayang tidak menjawab pertanyaanku. Tetapi, aku tetap memendam rasa sakit dan kecewa itu. Di dalam hatiku yang paling dalam, aku mengucapkan "selamat tinggal, Alvian." Aku beranjak pergi tetapi sedikit terganggu akibat tubuhku yang mulai menunjukkan rasa akibat dinginnya malam.

Aku yang bertekad, aku yang kecewa, dan sisiku yang tersakiti.
"Drap ... drap ... drap...." Aku pergi meninggalkan Alvian dengan air mata yang mengalir deras di pipiku dan dari mata sembabku.

Alvian POV

"Ra, aku mencintaimu ... sangat mencintaimu," ungkapnya.

"Tapi, kenapa, Ra!?"

"Kenapa kamu menyia-nyiakan pengorbananku ... kenapa?!" teriakku.

Aku menengadahkan kedua tanganku, melihat ada banyak darah yang keluar dari telapak tanganku -- akibat menyentuh kasar tas mewah milik Rara. Sesuatu yang melekat kuat, dan merobek telapak tanganku dalam sekejap.

"Hiks ... hiks...."

"Tak apa ... tak apa, Alvian." Meyakinkan diriku.

"Mungkin ... Dia bukan ditakdirkan untukku, melainkan hanya dipertemukan," ucapku menghapus air mata yang secara bersamaan menetes pelan.





Kuy vote teman-teman! Terima kasih yang telah memvote.

Flash Fiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang