Dia Bukan Milikku

34 7 0
                                    

Oleh :
Aizahnovitri
meimei2007
Rstaajee_
Ndhhrn

"Tar, kamu gak bisa gini. Aku cuma sayang sama kamu. Bukan sama Heni," ucap Arya kekasih Tari. Ups, ralat, bukan kekasih. Lebih tepatnya mantan kekasih.

"Tapi, Heni lebih butuh kamu daripada aku," jawab Tari.

"Ohh, iya, aku tahu. Pasti kamu gak cinta lagi sama aku, kan? Kalau memang benar, kamu bisa bilang secara langsung Tar, bukan dengan cara kamu jodoh-jodohin aku sama Heni," ungkap Arya.

"Sebenarnya, jauh di dalam lubuk hati yang paling dalam, aku masih cinta dan sayang sama kamu. Namun di sisi lain, aku juga memikirkan perasaan sahabatku. Aku hanya ingin, tak ada yang terluka saat kita bersama. Aku pun yakin, Tuhan pasti memberikan jalan keluarnya suatu saat nanti. Kalau kamu sayang sama aku, aku mohon ya, lepasin dan jauhin aku. Kamu jalanin hubungan sama Heni. Tolong lakuin ini," ucap Tari, dengan mata berkaca-kaca dan pergi menjauh dari Arya.

Arya menatap kepergian Tari dengan sedih. Mungkin memang benar dia harus melepaskan Tari.

"Aku melepaskanmu Tari. Mungkin dengan kita berpisah, tidak akan ada yang tersakiti lebih dalam lagi," gumam Arya, sambil menatap sendu kepergian Tari.

Kemudian Arya membalikkan badannya dan tersenyum ke arah seseorang yang sedang menatapnya.

"Maaf." Kata itulah yang terucap oleh Heni. Dia merasa bersalah karna telah menghancurkan kisah cinta sahabatnya.

"Jangan minta maaf. Mungkin memang benar, aku dan Tari harus berpisah," ujar Arya, sambil mengusap rambut Heni, lalu memeluknya. "Dan kuharap kamu tidak menyia-nyiakan pengorbanannya."

Heni hanya mengangguk dan tersenyum di dalam pelukan Arya. Lalu mereka pergi dari tempat itu.

Sedangkan Tari, dia berlari tanpa arah dan tujuan yang jelas, dia hanya mengikuti kemana kakinya melangkah. Namun langkahnya berhenti di suatu tempat, yaitu sebuah taman. Tari duduk di salah satu bangku yang ada di taman sambil meratapi nasibnya. Air mata yang tak dapat terbendung lagi olehnya, mulai menetes dengan derasnya. Dia masih tidak percaya dengan semua kenyataan ini.

Dia kembali mengingat kejadian dua hari yang lalu. Dimana sahabatnya meminta untuk memutuskan hubungannya dengan sang kekasih. Awalnya Tari tidak ingin melakukannya. Namun, apalah daya, Tari lebih mementingkan Heni, sahabatnya. Dia tidak mau Heni sedih. Heni sudah sering membantunya. Mungkin ini yang dapat Tari lakukan untuk membalas semua kebaikan Heni.

"Hen. Semoga keputusan aku tepat, ya. Semoga kamu bahagia bersama Arya. Jangan sia-siakan dia. Aku mohon, tolong kamu jaga dia dengan baik, jangan pernah khianati dia." Pesan Tari sewaktu Heni memintanya untuk memutuskan hubungan dengan Arya kembali membayangi pikirannya.

"Aku harus bisa melepaskan Arya demi Heni. Heni sudah cukup banyak membantuku selama ini, dan sekarang, saatnya aku membalas kebaikannya meskipun harus menyakiti perasaanku sendiri. Sekarang aku harus pergi dari kota ini, aku harus pergi dari kehidupan mereka dan membiarkan mereka hidup bahagia selamanya tanpa diriku. Semoga, dengan kepergianku, semuanya akan menjadi lebih baik," ucap Tari sambil menatap langit yang mendung seperti suasana hatinya saat ini.

"Selamat tinggal kota kelahiranku, selamat tinggal sahabat kecilku, selamat tinggal mantan kekasihku, aku menyayangi kalian semua," ucap Tari sambil mengusap air matanya, lalu beranjak pergi dari tempat duduknya.

Tamat.





Kuy vote teman-teman! Terima kasih yang telah memvote.

Flash Fiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang