Dendam Jiwa Yang Ternista.

20 8 0
                                    

Oleh :
1. Evaldwt__
2. penayellow_
3. nrdynti_
4. lala_JJH
5. MinHeeRa97
6. Siska Rofita Sari
7. Caca salwa



Jedderrr ... Gluduk Gluduk ... Jedderre

    Malam ini, gara-gara lemburan aku terpaksa pulang sendirian. Takut? Sudah pasti, apalagi jalanan yang aku lewati ini sering terjadi peristiwa kriminal, ditambah malam ini hujan dengan petir yang bersahutan.

     Tiba-tiba ada segerombolan cowok datang, lalu menggodaku. Aku memberontak ingin lari, tapi tidak bisa, mereka menghadang dan menarikku, hingga aku dilecehkan dan mereka tega membuangku yang pingsan di semak-semak.

   Ketika kubuka mata, aku sudah berada di ruangan yang serba putih, dapat kurasakan rasa sakit diseluruh tubuh dan badanku terasa lemas. Ingatanku seketika membayangkan perihal malam itu, aku sempat berpikir itu hanya mimpi, tapi seorang perawat datang dan memberitahu jika aku ditemukan warga, lalu dibawa ke rumah sakit.

    Ayah dan ibu datang menjenguk setelah dihibungi polisi, bukannya kasihan mereka malah memarahiku habis-habisan karena ceroboh.

   Tiga minggu berlalu, aku merasa pusing, lemas dan mual. Ayah dan ibu membawaku ke rumah sakit, takut terjadi sesuatu.

   Saat dokter memeriksa alhasil. "Ternyata anak Ibu dan Bapak hamil," ujar dokter.

    Mereka terkejut. Ayah sangat marah. "Siapa yang menghamili kamu?! Kenapa dia tidak tanggung jawab!"

    Aku  terdiam dan menangis mengingat kejadian tersebut, aku stres dan menyendiri. Ternyata tetangga mengetahui akan hal itu. Kami dikucilkan dan diusir, takut akan menjadi aib. Orang tuaku malu dan tidak menganggapku anak.

    Akhirnya aku memilih untuk kabur karena frustasi. Aku mencoba lompat dari jembatan yang tidak jauh dari rumah yang dibawahnya sangat curam, dengan kesedihan yang luar biasa, aku memberanikan  diri dan akhirnya terjatuh bersama bayi yang ada di dalam perutku.

   Aku berjanji untuk balas dendam dan menghantui  laki-laki itu. Rasa tidak terima sudah menjelajahi dalam benakku. Untuk apa hidup jika semua orang membenciku.

   Targetku adalah balas dendam dengannya setelah ini. Sebuah kesalahan harus dibalas dengan setimpal.

    Di malam yang dingin, bersama sinar bulan. Aku menghantui laki-laki bajingan itu. Meskipun saat itu mereka bergerombol, tapi aku ingat betul padanya, dialah yang melakukan perbuatan keji itu padaku.
  
    Saat ini, dia dalam keadaan mabuk. Aku merasukinya, lalu menjedotkan kepalanya ke tiang di depannya. Aku juga mencekiknya sangat keras, juga menyiram tangannya dengan air keras. Setelah puas, aku keluar dari raganya.

    Ketika dia sadar, dia langsung berlari tidak tentu arah dan menjerit, "Tolong! Tolong saya!" Tetapi tidak ada  yang mendengar dikarenakan tempat ini jauh dari pemukiman.

   Dia berhenti ketika di depannya ada jurang yang sangat curam, dia  berbalik arah. Aku tersenyum melihat wajahnya yang terlihat ketakutan saat menatapku. Ketik aku sudah tepat di depan wajahnya, aku melihat butiran keringat  membanjiri wajahnya.

"Ampuni saya tolong, maafkan saya. Saya menyesal." Dia melihat ke belakang, lalu melihat wajahku kembali.

   Aku sudah tidak perduli, persetanan dengan dosa. Aku maju, dia mundur. Tanah mulai berjatuhan akibat pijakannya.

"Kamu harus mati!" kataku dengan mengangkat tangan bersiap mencekiknya, tapi belum lagi kumenyentuh lehernya, dia terpeleset ke dalam jurang.

   Kepalanya terbentur batu dan tubuhnya penuh dengan luka-luka. Aku tersenyum puas, dendamku sudah terbalaskan, sekarang aku sudah bisa tenang dengan anakku di alam sana.

End.


Jangan lupa vote and coment! Terima kasih sudah mampir :)

Flash Fiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang