٢

42 2 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Selamat membaca ;)
Semoga suka ya hhehe..
Jangan lupa krisar, vote dan share yaa😉

Presentasi telah selesai.

Deg ...

Pentas pun berlangsung. Jantungku tiba-tiba berdetak tak normal.

Fyuhh ... lelah namun asyik. Syukur pun ku panjatkan pada-Nya. Mengenai kelancaran kegiatan yang dilakukan kami hari ini.

"Alhamdulillah ... selesai juga yah" kataku.
"Iya Ra alhamdulillah" ujar mereka bersama.

--oOo--

Kami pun keluar dari aula tersebut. Menghirup udara segar, melepaskan semua ketegangan saat pentas tadi.

Tak sengaja aku melintas, melewati Pak Haris yang tengah berbicara dengan salah satu murid di sana. Aneh ... bahkan aneh sekali. Tiba-tiba ku rasakan sesuatu yang tak biasa dalam hatiku. Yang kini berdetak lebih kencang dari biasanya. Hmm ... entahlah apa yang kurasakan kini. Entah sebab Dia adalah seorang laki-laki, atau sebab ini adalah isyarat alam yang mentakdirkanku untuk bertemu dengannya.

Karena, sebelumnya aku melihat dia di dalam aula pada pada saat acara tadi. Dan, tanpa sengaja aku menatapnya.
"Cowok yang manis dan tampan" ucapku dalam hati. Astaghfirullah ... langsung saja bathinku beristighfar dengan apa yang telah aku lakukan saat ini.

Aku hanya menundukkan pandanganku tanpa menoleh kearahnya. Malu. Itu alasan yang lebih tepatnya dalam situasi seperti ini.

Ra ...

Hmm ... seperti ada yang tengah memanggil namaku. Ternyata benar. Pak Haris memanggilku. Ada apa ini. Pikiranku terus saja bertanya tanpa ada sedikit jawaban pun yang ku dapat.

Deg ... deg ... deg ...

Perasaanku mendadak tak karuan. Gugup. Tapi, aku bergegas saja menghampiri mereka. Sebisa mungkin ku tutupi kegugupanku ini.

Kukira hendak apa, ternyata Pak Haris hanya memintaku menuliskan nomor kontaknya.

Fyuhh ...

Hingga keringat dingin keluar sedari tadi, karena menyembunyikan kegugupan ini. Ku berikan senyum padanya. Walaupun tak ia balas. Sedih sekali perasaanku. Hmm ... tapi tak apalah.

Pak Haris bertanya padaku, "Sudah selesai belom Ra?"

"O-iya Pak, sudah kok." jawabku dengan sedikit senyum simpul.

...

"Nih nomor teleponnya, jika ingin lebih tau mengenai sekolah kami bisa hubungi saja kontak tersebut ya." jelasku padanya sembari memberikan secarik kertas tersebut.

"Ok kak, terima kasih banyak" katanya, dengan sedikit malu-malu mengambil secarik kertas itu dariku.

"Pak, terima kasih banyak ya," ucapnya seraya mencium punggung tangan Pak Haris.

"Oiyaa sama-sama dik," jawabnya.

"Terimakasih juga kak," ujarnya padaku seraya menangkupkan tangan di atas dada, begitu pula dengan aku yang hanya bisa menganggukan ucapan darinya dengan senyum semanis mungkin. Hhaha ... kali aja dia suka. Ini Author nya yang terlalu pd kali ya :v.

"Assalamu'alaikum" pamitnya.

"Wa'alaikumsalam warrahmatullah" jawab kami bersamaan.

Aku hanya bisa membatin sedari tadi. Mengapa aku ini? Hatiku berkata ingin rasanya tuk bisa lebih mengenal dekat dengannya. Kini dia sudah pergi. Sayang tak bisa kenalan langsung.

Seperti pepatah kan, tak kenal maka tak sayang. Eh ralat maksudnya kenalan. Hhe ... dasar author lagi dan lagi halu wk.

Oiya.

Baru kuingat, namanya adalah Adhrian Pratama. Yang tak sengaja kulihat di bet kemeja sekolahnya.

Muncul kebahagiaan tersendiri dalam hatiku, walau hanya bisa tau namanya saja. Tapi author juga bahagia guys. Hhehe ...

Sontak terngiang wajahnya dalam pikiranku. Sampai di jalan hendak pulang pun terus saja aku teringat kejadian tadi.

Hatiku lagi dan lagi tak karuan. Entah aku yang terlalu berharap tiba-tiba. Atau mungkin Allah yang tiba-tiba menghadirkan rasa ini melalui pertemuan tadi.

Hmmm ...

"Akankah aku dipertemukan kembali. Mungkinkah aku bisa dekat dengannya. Ah ... itu hanya angan-anganku saja. Namun, aku sebagai seorang hamba-Nya hanya bisa memasrahkan semuanya pada-Mu yaa Rabb. Jika Dia ditakdirkan menjadi bagian dalam mengisi skenario di hidupku. Ku sangat yakin pada-Mu yaa Rabb, yang akan mempertemukan kami kembali," ucapku dalam hati.



















Jazakumullah khoir telah membaca cerita aku :)
Mohon maaf jika masih banyak kesalahan dalam penulisan. Serta typo yang bertebaran hhe..
Dahulukan membaca al-qur'an ya :)

Ada Asmara Dalam AsramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang