1

26 2 0
                                    

----------

Sudah setahun Safa hidup di pesantren assalam.Sejak lulus SMP,ia sangat berniat untuk hijrah dengan cara mengejar ilmu agama islam di pesantren.Keluarga Safa tinggal di Tanggerang,namun ia memilih untuk berpisah sementara demi mencari ridho Allah.Ayah yang biasa ia panggil Abi adalah pendakwah yang cukup ternama.Ust Maliki,semua orang tak asing dengan nama itu.Sedangkan Ibunya yang ia panggil umma itu adalah seorang ibu rumah tangga.Safa memiliki seorang kakak yang berkuliah di Jakarta dengan jurusan PAI,kakak nya itu tak jauh beda dengan nya yang suka sekali tersenyum

Safa telah menemukan sahabat baik selama di pesantren,ia adalah Adila Aliyah.Mereka selalu melakukan aktivitas berdua.Selama di pesantren tak sedikit hal-hal aneh yang terjadi,misalnya baju hilang,sandal hilang,bahkan barang-barang yang baru beli aja bisa hilang.Maklum lah ya di pesantren bukan sedikit santrinya.Bahkan sampai ratusan hingga ribuan.

Mungkin bagi sebagian orang bersekolah di pesantren bakalan bosan,memang bosan jika masih baru pertama kali.Namun,jika lama-lama akan terbiasa kok.Banyak yang keluar karena tak sanggup memenuhi aturan pesantren,tak sedikit juga yang berusaha melarikan diri.Termasuk Fathan.Pertama kali mendengar kasus Fathan,Safa biasa aja menanggapinya.Beda dengan Adila yang antusias,ia bahkan tak suka dengan sikap Fathan yang sangat brutal itu bisa masuk kedalam pesantren.

"menurutmu gimana saf,tentang fathan?"

Safa yang di tanyai pertanyaan tentang fathan oleh dila masih menggelengkan kepalanya sambil berceloteh "ah,biasa aja sih.Kan memang sering terjadi hal gituan di sini dil"

Adila seakan marah dengan tanggapan safa barusan "maksud kau biasa aja gimana?jelas-jelas dia udah berulah beberapa kali supaya kabur.Seharusnya kan begitu keluarin aja sekalian"

Safa pun tersenyum tipis,mengapa dila semarah dan sesebal ini "dil,kok kamu yang marah sih,itu urusan pihak pesantren dong,siapa tau orang tua fathan ingin merubah sikapnya".

Adila terlihat berfikir sejenak sambil menganggukkan kepalanya. "kau benar juga saf,eh tapi kau tau ga fathan itu yang mana orangnya?".

Safa menggeleng cepat,karena memang benar ia tak pernah mengenal fathan.

"yaaah,kirain kau kenal"sewot dila.

Safa menyerengitkan dahinya "loh kan emang aku ga tau.udahlah sekarang udah mau masuk kelas".

Memang,orang-orang diluar sana sangat menikmati hidupnya,namun sudahkah mereka menyiapkan bekal untuk akhirat?bukan berbicara tentang baiknya kehidupan di pesantren,tapi setidaknya bisa mengurangi berbuat maksiat diluar sana.Bukan berati juga hidup di pesantren tak pernah jatuh cinta.Disini sering sekali jatuh cinta hanya lewat suara microfon musholla.Ma syaa allah sekali suara para banin.

Hari ini ayah Fathan datang ke pesantren untuk mengurus fathan yang sedang terkena masalah karena ulahnya sendiri.Ayah Fathan Dirga memasuki gedung pesantren itu dengan baju kemejanya yang masih ia kenakan sehabis rapat kantor.Orang tua fathan merupakan pengusaha,itu juga menjadi faktor mengapa fathan sering sekali melanggar perintah ayahnya,ia selalu berfikir bahwa ayahnya sibuk dan tak pernah mengerti akan dirinya.

Dirga kecewa sekali dengan perilaku anaknya yang berusaha untuk keluar dari pesantren ini,baginya ini adalah hal yang sangat terbaik dan benar untuk anaknya itu.Dirga tak akan melepas putranya dari pesantren itu,ia tetap akan berusaha bagaimana caranya agar putranya tetap berada di pesantren tersebut.Sementara fathan semakin hari semakin pasrah,ia sudah kehabisan akal untuk keluar dari pesantren.Dirga juga sangat meminta bantuan agar pihak pesantren bisa memikirkan cara yang sangat terbaik.

Dari jauh Yusuf tengah memperhatikan fathan yang termenung.Kemudian ia pun menghampiri fathan yang termenung sendirian "gimana tadi ayahmu?".

Fathan menatap tak senang "maksud lo apa?mau ngejek gue karena gue ga bisa keluar dari penjara ini?".

Yusuf tersenyum tipis "kamu itu kenapa sensitif kali?aku gak ada niat kayak gitu".

"ahh terserah lah" Fathan meninggalkan Yusuf.

"kenapa dia suf?"Ferdy seorang santri yang dari tadi memperhatikan mereka berdua mulai menghampiri.

"ah gapapa kok,aku cuma penasaran kenapa fathan dimasukkan kesini oleh orang tuanya,padahal fathan gak mau".

Ferdy mengangguk faham "sudahlah suf biarkan aja,tunggu sampai dia capek sendiri".Yusuf hanya berdehem mengiyakan,lalu mereka berdua pergi ke asrama bersama.

Di asrama fathan kebetulan sekamar dengan 8 orang diantaranya ada Yusuf,Ferdy,Diaz,Artha,Irsyat,Abdul,dan Khoir.Mereka berasal dari beberapa daerah,namun anehnya setelah berada di pesantren ini,mereka lebih sering menggunakan bahasa indonesia dan bahasa arab bahasa daerahnya tak boleh lah di bawa kesini,walaupun terkadang masih menggunakan logat saja.

Sebelum tidur,tiba-tiba fathan yang diam sekarang berbicara "kalian semua betah ya tinggal disini?".

Mereka semua terlihat bingung,selama ini Fathan emang tak pernah berbicara banyak. "kami semua awalnya memang gak betah fat,tapi bagi kami disini itu baik buat kami"Ferdy menjawab antusias.

"selain itu fat,disini bisa ngurangi dosa anak-anak seusia kita yang banyak melanggar aturan agama kita"Yusuf menimpali.

Fathan terlihat bingung "maksud lo?dosa yang gimana?".

"fat remaja seperti kita biasanya suka beraktivitas pacaran,minum minuman keras,susah ngontrol emosi,balap liar.Itu semua udah ngelanggar hukum Allah fat"Yusuf menjelaskan.

"lalu?apakah harus pesantren?"Fathan kembali bertanya.

Yusuf tersenyum tipis,yusuf ini adalah anak santri yang paling disiplin,taat dan sangat faham betul ajaran Allah "mungkin iya,karena ilmu disini bisa jadi benteng buat kita untuk menghadapi dunia luar nantinya.Kan kita tidak selamanya ada disini".

*Ayo teman-teman di kasih saran dan kritikan,soalnya author masih di tahap belum terlalu mahir dalam menulis.Yang mau aku lanjut buat cerita ini,yuk di comment di bawah yaaaaa.Terima kasiiih*

Penjara SuciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang