01. Salam kenal

137 18 6
                                    

Hari ini adalah pertama kalinya bagi Angkasa menginjakkan kaki di kelas XI-IPS 1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah pertama kalinya bagi Angkasa menginjakkan kaki di kelas XI-IPS 1. Tanpa banyak ragu ia mulai menduduki salah satu kursi di baris ketiga dari depan. Kata Angkasa ia tidak mau menempati kursi baris pertama karena terlalu bertatapan langsung dengan guru, lalu yang kedua biasanya ditempati oleh murid perempuan. Dan baris terakhir adalah pilihan buruk, karena kursi itulah yang akan menjadi sasaran para guru. Jadi menurut Angkasa kursi baris ketigalah yang paling tepat untuknya.

Sekitar dua puluh menit di dalam kelas, bel masuk pun berbunyi. Angkasa melihat ke sekitarnya meneliti wajah teman-teman kelas barunya. Banyak yang sudah ia kenal, namun ada beberapa yang ia hanya tau wajah dan tidak tau nama, oh bahkan ada yang tidak ia kenali sama sekali.

"Oke, berarti gue harus ngajak mereka kenalan." ucapnya sambil menganggukan kepala.

Angkasa suka bersosialisasi. Menurutnya tidak ada yang salah dari menambah teman dan berinteraksi, justru akan memperluas relasinya serta menambah keakraban. Tapi bukan itu alasan utamanya memilih untuk menekuni jurusan IPS.

"Angkasa sebelah lo kosong kan? gue duduk disitu ya?"—Han yang melihat Angkasa mengangguk langsung duduk dan menaruh tasnya di atas meja.

"Gue denger kelas ini banyak yang ranking kelas dulunya. Haduh makin ngeri gue di taroh di sini." lanjut Han membenarkan posisi duduknya sambil bergidik ngeri membayangkan nasibnya satu tahun kedepan.

"Biasa aja kali, nanti juga lo bakalan terbiasa. Syukur-syukur bisa ngikut jadi rajin." balas Angkasa sambil tertawa kecil.

"Jadi rajin remed malah iya." bantah Han.

"Pesimis banget lo jadi orang, gimana gamau kalah dapetin Chaeryong."

"Ya kalo itu beda lagi brOU."

Percakapan keduanya dihentikan secara terpaksa karena kedatangan wali kelas baru. Seperti biasa cuma sambutan dan perkenalan kecil yang disampaikan Bu Santi untuk awalan hari ini. Setelahnya kami semua disuruh melanjutkan dengan kegiatan literasi.

"Aduh gue bingung mau nulis apaan di jurnal literasi."—Han lagi-lagi terus mengeluh.

"Tulis ringkas dari beberapa lembar cerita yang lo baca tadi lah, heran baru masuk aja udah pusing duluan."

Sebenarnya Angkasa bersyukur karena memiliki teman sebangku seperti Han yang tidak berhenti berbicara. Karena dia bukan tipe orang yang banyak omong, makannya dia senang duduk sama Han.

Oh iya seperti kata Han tadi, kelas ini memiliki banyak siswa berprestasi. Angkasa sebenarnya udah mawas diri takut gak bisa mempertahankan nilainya, dia janji mau lebih rajin lagi supaya bisa naikin beberapa angka untuk nilainya di semester ini, yang paling penting Angkasa gak boleh cepat puas apalagi pesimis kayak teman sebangkunya ini.

———

Hari ini terasa lebih ringan karena masih baru awal semester, mungkin kedepannya Angkasa bakalan jadi sering-sering istighfar sama tugas yang setumpuk.

Bel pulang berbunyi dari dua puluh menit yang lalu, cuma Angkasa masih males aja buat keluar kelas dan masih asik sama ponselnya yang lagi nampilin perdebatan antara teman-temannya di grup chat.

"Brou gak pulang?" Han yang sudah selesai dengan urusan ponselnya mengajak Angkasa untuk pulang.

Dirasanya Angkasa juga sudah bosan memandangi grup chatnya akhirnya dia memutuskan untuk pulang bersama Han.

"Yuk pulang."—Angkasa memasukkan ponsel ke saku celananya.

Angkasa kira di kelas hanya sisa dia dan Han saja, ternyata ada dua murid perempuan yang sedang sibuk membereskan meja guru. Kelewat rajin kalau kata Han.

"Duluan ya ciwi-ciwi." kata Han sambil meninggalkan kelas lebih dulu.

"Iyaa." ucap kedua murid perempuan berbarengan.

"Lagi ada jadwal piket?" tanya Angkasa ke salah satu perempuan yang berambut panjang dan lurus.
Karena yang berambut pendek satunya lagi sedang berada di jendela pojok kelas, entah sedang memandangi apa.

"Hah? engga, cuma risih aja liat meja berantakan." jawabnya

"Kirain. Oh iya kita belum saling kenal kan? gue Angkasa, lo?" sambil mengulurkan tangan

"Ghea, salam kenal Angkasa." ucap Ghea menyambut uluran tangan Angkasa tidak lupa wajahnya dihiasi oleh senyum yang mengembang.

"Hah?"

"Salam kenal Angkasa." ulangnya lagi dengan senyuman yang masih bertahan diwajahnya.

"E-eh iya salam kenal juga Ghea. Gue duluan ya?" jawabnya sedikit gugup.

"Iya, hati-hati."

"Makasih, lo juga."

Tiba-tiba muncul Han di depan pintu kelas—"Angkasa ayo!"

Buru-buru Angkasa melangkah keluar kelas. Sekilas ia melihat Ghea yang sedang berdadah-dadah ria kepadanya, dengan canggung Angkasa membalas dengan anggukan kepala.

"Aduh kacau deh." kata Angkasa pada dirinya sendiri.


—————


let's meet other cast

Hanendra

Bu Santi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bu Santi

Bu Santi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


———


finally akun ini bisa kebuka lagi, YEAY!!

IridescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang