2. OMG!

31.9K 297 38
                                    

Multimedia ada Luna.

Terima kasih sudah membaca. With You adalah cerita pertama saya disini dan semoga teman teman suka. Walaupun pembaca baru sedikit tapi semoga akan terus bertambah. Saya menyadari newbie memang butuh waktu untuk promosi pada teman teman lain. :):):) jangan lupa votes komen yaaa :D

.

.

Dingin. Hanya itu yang dirasakan oleh Luna saat ini. Mungkin karena dia hanya menggunakan celana boxer pendek dan kaus tipis atau karena AC yang terus bekerja atau bisa jadi karena dia tidur di karpet tanpa selimut. Ah bukan satu di antaranya. Tapi karena ketiga poin itu di gabung sehingga membuat tubuh Luna menggigil di tempat. Karena tidak mungkin Luna ikut tidur di ranjang yang nyaman itu dan meminta selimut pada pemilik kamar mengingat perjanjian mereka sebelum lampu kamar di padamkan. Di kasih pinjam pakaian ganti aja udah syukur.

Luna boleh tinggal dengan berbagai syarat..

1. Tidak boleh meminta apapun.

2. Tidak boleh mengusik ketenangan pemilik kamar.

3. Harus bersikap seolah olah tak ada di kamar ini.

4. Harus berada di balkon atau di kamar mandi ketika ada teman datang ke kamar.

5. Tidak boleh keluar kamar tanpa izin pemilik kamar.

6. Mengerjakan apapun yang diperintahkan oleh pemilik kamar.

Ribet banget kan? Sungguh kejam dan terlalu, tapi dari pada tidur di luar dan tertangkap oleh mereka, ini jauh lebih baik.

Perlahan Luna membuka matanya. Sudah pagi.

"Lan, bagun! Lo sekolah kan?" Teriak seseorang dari luar. Suaranya mirip pria semalam.

Luna menangkap pergerakan di ranjang. Benar saja pria yang sering di panggil dengan nama 'Lan' sedang melaksanakan acara pengumpulan nyawa di ranjang. Lan? Mungkinkah Alan? Valan? Atau mungkin Wulan? Ah yang terakhir itu tidak mungkin. Mana ada cowok bernama Wulan? Luna mulai ngaco.

Sejenak pria itu terlihat kaget saat melihat Luna duduk di karpet, namun kemudian ingat kejadian semalam. Dasar menyusahkan. Semoga saja dia tak mengganggu selama disini, pikirnya.

Luna berperilaku seolah patung. Duduk tak bergerak sama sekali. Bahkan pandangan matanya hanya menunduk tanpa peduli sekitarnya.

"Dylan! Lo udah bangun kan?" Teriak pria itu lagi dari luar.

"Udah bawel!"

Dylan. Jadi namanya Dylan? Misteri sudah terpecahkan detik ini.

Dylan segera bersiap untuk sekolah. Huh. Dylan benci hari senin dimana dia harus berangkat ke Sekolah.

Dylan turun sudah siap mengenakan seragam putih abu abu. Rambutnya yang sudah rapi kembali di acaknya sehingga terlihat seperti bad boy. Yah dia memang bad boy.

Di meja makan Dennis duduk memakan sarapannya dengan tenang. Mereka memang hanya tinggal berdua. Bukan saudara. Mereka sahabatan sejak kecil karena kedua orang tua mereka adalah sahabat. Dennis tinggal sejak awal masuk kuliah, karena rumah minimalis milik Dylan dekat dengan kampusnya maka Dennis minta izin tinggal sementara waktu. Rumah Dylan seperti penginapan saja, karena malam tadi tambah satu anak manusia mohon mohon untuk tinggal.

Jangan sampai Dennis tau cewek itu akan tinggal lama disini, bukan takut di aduin ke orang tua, tapi entahlah. Dylan hanya tak ingin Dennis tau. Itu saja. Lalu mengapa Dennis tak mempermasalahkan soal semalam? Itu karena Dennis sangat tau kebiasaan Dylan membawa perempuan ke kamar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang