5. Senyuman

13 1 0
                                    

Sabtu, Oktober 2019

Bel berbunyi dengan nyaringnya, pertanda jam istirahat telah berakhir.

"Heh buruan masuk kelas" suruh Dista pada aku, Citra dan Tasya yang duduk sejajar di satu bangku.

"Gamau, lagian sekarang waktunya IPS tau kan bakal kek gimana?" Citra bertutur.

Tasya yang sedang mengunyah permen karetnya pun menyahut "Nah iya, apaan dah curhat mulu noh."

"Heh ghibah lu pada"

"Kenyataan pir" sahut mereka bertiga kompak kepadaku.

Aku menelan cimol terakhirku "Iya juga si masa materi sejarah Indonesia malah nyeratain sejarah bapaknya."

"Kita nanti bolos yokk" ucap Citra sambil mengacungkan jari telunjuknya.

Dista beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan ke arah kelasnya "Serah lu pada, guru gue udah dateng."

"Eh btw ini Bu Veni nya udah di kelas nyok."

Setelah suara Tasya, suara laki laki menginterupsi pembicaraan kami.

"Heh udah masuk juga malah masih pada diluar."

"Ah Dirga mah gak tau lagi ngerancang rencana aja nih."

"Bodo."

Setelah semua masuk di dalam kelas "Bu, Vira Tasya sama Citra masih diluar. Noh ngerumpi"
Suara keras Dirga membuat kami menoleh ke ambang pintu kelas yang berada di samping kiri kami.

"Ayo cepetan masuk atau saya kunciin dari dalam" suara setengah berteriak wanita dari dalam kelas berhasil membuat kami berjalan menuju pintu kelas.

Aku duduk di bangku ternyaman ku
-- pojok sendiri paling belakang --
Baru saja mendaratkan bokong, suara bisik bisik Ghina yang di tujukan pada kami bertiga membuatku melihat kearahnya.

"Makanya kalo mau bolos ajak ajak gue, kaga jadi bolos kan lu pada" setelahnya suara tertawa kecilnya menghiasi suasana.

"Dih dihh orang lo kalo bolos ga ngajak ngajak kita ew" ucapku lirih.

Citra yang berada di bangku depan menoleh "Iya, dia ngajak nya gue doang kan."

"Apelu onta" ucapku sambil melotot berusaha garang.

Tasya mendorong dorong tubuh Citra agar menghadap depan.

Aku mengikuti arah pandang Tasya yang mengarah pada Bu Veni.
Aku membenarkan posisi duduk setelah mengetahui Bu Veni dan sebagian teman teman lain melihat ke arah kami berempat.

"Kenapa gak dilanjutin ngobrolnya? Biar sekalian saya diem kalian yang ngoceh 2 jam. Mau?"

"Sok atuh" ucap Tasya lirih.
Aku menyikut lengannya bermaksud agar dia diam saja.

Bu Veni berdehem "Siapkan buku tulis IPS kalian, kita ke perpustakaan sekarang."

"Noh liat, gak bakal ada materi gak kalo kek gini. Yakin dah" ucapku setelah Bu Veni keluar kelas.

"Bodo ah nanti tidur ae disana"
Sahut Githa yang kemudian keluar kelas.

🌞🌻

Aku memilih duduk menghadap jejeran rak buku.
Tasya, Citra dan Ghina berada di ruang musik yang ruangan nya bergandengan dengan perpustakaan.

Anak laki laki juga disana, memainkan alat musik dengan sangat bising. Mungkin mereka membantingnya bukan memainkannya

Setelah mendapat teguran dari penjaga perpustakaan mereka baru bisa diam.

Sudah kuduga akan seperti jika Bu Veni mengajak ke perpustakaan. Bukannya mendapat pelajaran tentang materi IPS, kami malah merasa seperti jamkos.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Heartbeat [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang