Bagian 3

119 13 8
                                    

     Xiaozhan merangkak naik bukit disana hingga matanya terbelalak kaget melihat pemandangan di atas bukit itu.

     "Hah...." Xiaozhan terperangah melihat kesekelilingnya yang terlihat gelap dan sangat tandus akibat pengeboman di sana.

     Meskipun bom bom yang di jatuhkan tidak sampai meledak besar, namun bom bom tersebut mampu membuat kota yang di singgahi keluarga Xiaozhan menjadi hangus terbakar.

    akhirnya Xiaozhan melangkahkan kakinya ke tempat dimana terlihat banyak orang berkumpul.

     "Semuanya hancur berantakan." gumannya baru beberapa langkah, Xiaozhan berhenti dan sedikit menaikan tubuh Wangyibo agar dapat melihat sesuatu di depannya. 

     "Lihat tuh. itu adalah balai desa. Kau ingat dulu kita pernah makan bubur disana." ucap Xiaozhan sedikit menengok kebelakang hingga terlihat pipi chuby milik Yibo mengingatkan adiknya bahwa mereka pernah makan bersama disana.

     "Apa rumah kita hancur?" tanya Wangyibo dengan suara yang bergetar membuat Xiaozhan sedikit terkejut karena pertanyaan sang adik. 

     "Mungkin saja." jawab Xiaozhan seadanya. Karena yah dia yakin jika sekarang rumahnya sudah rata seperti bangunan di sekitarnya saat ini. 

     "Terus bagaimana?" tanya Wangyibo lagi polos.

     "Ayah akan membalaskan semuanya!" ucap Xiaozhan dengan suaranya sedikit meninggi. Sambil membenarkan Wangyibo di gendongannya lalu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. 

      Terlihat oleh dirinya jika ada beberapa orang yang selamat kini tengah beristirahat di bawah kolong jembatan yang di atas jembatannya itu terdapat reruntuhan reruntuhan bangunan yang terbuat dari kayu.

      Tak hanya itu. Xiaozhan melihat para korban yang terkena ledakan bom telah menjadi mayat gosong dan kaku berserakan di atas tanah yang dia lalui.

     "Ibu!  Ibu!" terdengar oleh Xiaozhan ada seorang gadis yang memanggil ibunya yang kini tengah di bawa oleh para tim penyelamat yang selamat dari kejadian tersebut. 

      Akhirnya,  Xiaozhan sampai di tempat dimana para korban yang selamat disana tengah berkumpul. Ada yang berbincang bincang ada yang saling meratapi nasib adapun yang hanya diam menatap kosong di depannya.

      "Bukan hanya aku yang kehilangan rumah disini, tapi kalian juga. Hahahah Kita senasib." ucap salah satu pria dewasa dengan balutan yang masih utuh. 

      "Tuan ruhao terkena serangan langsung, aku jadi kasihan padanya." ucap salah satu ibu ibu yang sama sama berkumpul dengan teman sebayanya yang selamat. 

     "Tapi bersyukurlah kita disini bisa selamat." lagi lagi suara pria dewasa lain yang berucap. 

     Xiaozhan tetap berjalan melewati mereka tanpa bersuara. Hingga dirinya berhenti lalu melirik kesana kemari guna mencari seseorang. 

     "Ada dua serangan langsung. Apinya sulit untuk di padamkan. Dan saat di padamkan apinya malah semakin membesar."

      Xiaozhan berbelok ke kanan dan melihat seorang penyelamat tengah memeriksa setiap korban yang meninggal. 

      "Ini bukan dia." teriak penyelamat itu entah pada siapa.

     Xiaozhan menatap dengan perasaan yang takut.  Takut jika dari mayat mayat disana adalah ibu mereka. 

       "Gege!  Aku mau pipis." ucap Wangyibo sedikit keras di telinga Xiaozhan membuat sang pemilik telinga sedikit kaget.

        "Baiklah." ucap Xiaozhan lalu melangkah kembali sedikit mejauh dari sana. Setelah sedikit menjauh dari kerumunan orang orang, Xiaozhan melepas tali pengikat antara dirinya dan adiknya. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hotaru no haka (ver. Xiaozhan Wang Yibo) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang