Dari jarak yang terlampau jauh, di atas Monumen Hokage, Sasuke dapat memantau mereka dengan Sharingan-nya. Wanita itu dikabarkan sudah tiba di sini sejak tiga hari lalu. Beruntung, Sasuke berhasil merampungkan misinya dan pulang secepatnya kemari.
Bekerja sama dengan Rokudaime Hokage, dua temannya kompak menjadi pemandu wisata untuk wanita itu. Dapat dibayangkan, seberapa menyiksanya pergi bersama mereka. Bahkan ketika masih satu tim dulu, mereka selalu berselisih karena hal-hal sepele saja.
“Sungguh, aku belum begitu mengerti mengapa lambang klan Uchiha bisa ada di punggungmu.”
“Bukankah sudah Kakashi Sensei bilang? Dia sudah dinikahi oleh Sasuke, tapi kapan dan bagaimana proses hubungan kalian terjadi?”
Sakura berusaha keras untuk tidak memukul kedua pemuda itu sampai babak belur. Memang tidak ada larangan, bahkan Hokage mempersilakannya melakukan apa pun sesuka hatinya. Namun, dia tetap harus beretika baik di kampung halaman suaminya.
Ini bukan pertama kalinya, Sakura sudah pernah datang kemari beberapa kali. Bertugas sebagai Anbu Suna, terkhusus untuk pengawalan kunjungan Kazekage ke desa ini. Sakura juga punya hubungan khusus dengan salah tokoh penting di sini, yaitu dia merupakan murid dari Godaime Hokage—Tsunade Senju.
Sekarang kepentingannya ke sini sangat berbeda, apalagi tidak ada yang menyangka dia bisa memikat seorang pemuda dari Konoha. Sakura harus pindah tempat tinggal seperti kakak pertama Godaime Kazekage, Temari yang juga menikah dengan pria desa ini.
“Jangan mengganggu istriku.”
Sekejap mata, Sasuke muncul secara tiba-tiba di hadapan mereka. Naruto hampir terjengkang akibat terkejut, sedangkan Sai menampilkan senyum palsu andalannya.
“Ternyata, kalian benar-benar sudah menikah,” ucap Sai.
“Ya ampun,” Naruto beralih menepuk keningnya dengan frustrasi, “Bukankah kau selalu membicarakan lambang klan Uchiha di punggungnya? Apa itu masih kurang jelas?”
Wush!
Sasuke melancarkan sabitan pedangnya untuk menggertak mereka. Sehelai rambut Sai berhasil terpotong, dan membuat Naruto agak gemetar. Sasuke tampak lebih sangar dari sebelumnya.
“Okaerinasai, Sasuke-kun,” kata Sakura sembari tersenyum manis.
“Tadaima, Sakura,” Sasuke membalas dengan nada lembut.
Sakura melirik Naruto dan Sai yang mendadak terbengong-bengong, “Ada apa?”
“Ini sungguh aneh, tapi menakjubkan,” jawab Naruto antusias.
Ini pertama kali, mereka melihat Sasuke tertarik dengan perempuan. Apalagi setelah kabarnya lama tak terdengar, tahu-tahunya dia diberitakan sudah beristri. Kata Kakashi sih, Sasuke perlu menikah agar klan Uchiha tidak sampai punah. Ya, mengingat keturunan terakhir klan itu hanya tertinggal Sasuke seorang.
“Kalian sudah mengajaknya ke mana saja?” tanya Sasuke.
“Hampir semua tempat, tapi masih ada satu tempat yang disarankan oleh Kakashi Sensei,” jawab Sai.
“Tempat apa?”
“Pemandian air panas!” Naruto menjawab lantang.
“Lantas, kenapa kalian tidak mengajaknya ke sana?”
“Dia menunggumu pulang supaya kalian bisa pergi bersama.”
Setelah perkataan Sai tersebut, Sakura perlahan memalingkan wajah untuk menyamarkan rona di pipinya. Mereka sempat menjalani hubungan jarak jauh lewat surat, intensitas pertemuan mereka juga jarang. Itu pun waktu berduaan mereka terbilang selalu singkat, hanya berselang beberapa menit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Man In Love
Fanfiction[COMPLETED] Kabarnya lama tak terdengar, Sasuke tiba-tiba diberitakan sudah menikah. Sakura datang lebih dulu ke Konoha, mengenali desa sang suami yang merupakan tempat asalnya juga. Menghabiskan waktu sebagai pasangan, setiap kali pulang dari misi...