Sakura mencuci pakaian berskala besar hari ini. Setelah seharian, dia siap mengangkat semua jemurannya. Statusnya sebagai istri, membuat Sakura mulai terbiasa mengerjakan tugas rumah tangga. Meskipun harus ditinggal oleh Sasuke, dia sudah betah menetap di Konoha sekarang.
Sakura sontak tertegun melihat ada bayangan seseorang di balik kain di depannya, “Sasuke-kun?”
Sakura perlahan menariknya, namun tidak ada apa-apa di situ. Dia dapat merasakan keberadaan cakra Sasuke, sedangkan wujudnya pasti sedang bersembunyi. Memang sudah lumrah kalau kepulangannya ke desa tidak terprediksi, bahkan Sakura sendiri tidak mencoba tahu selain menunggu.
Sakura refleks berpaling ketika bahunya disentuh. Dia belum bisa menemukan di mana suaminya, kecuali bayangan Sasuke tadi. Nampaknya, ini menjadi permainan petak umpet. Sakura tidak akan menang dengan mudah jika dia hanya mengandalkan insting.
“Shannaro,” Sakura berhasil menangkap Sasuke dalam balutan kain jemurannya, “Aku mendapatkanmu!”
“Kau menggunakannya lagi.”
Alis Sakura mengernyit, suaminya menghindar kembali. Ternyata, sosok yang dipeluknya barusan adalah bunshin. Sasuke benar-benar cerdik mengelabuinya.
Tuk.
“Tadaima, Sakura.”
Sakura tidak langsung menyahut. Dia menyentuh dahinya yang diketuk oleh Sasuke sambil merona malu. Suaminya sering melakukan itu saat sebelum pergi maupun setelah pulang dari misi. Bisa dikatakan sebagai bentuk keromantisan, tapi juga untuk menjaga ikatan mereka.
“Okaerinasai, Sasuke-kun.”
Sasuke sedikit menyingkirkan poni Sakura, kemudian mendaratkan satu kecupan pada kening istrinya. Wajah Sakura semakin memanas, senyum pun merekah di bibirnya.
“Kaupulang lebih cepat.”
“Ya, kebetulan misi kali ini cukup mudah.”
Sakura segera mengambil sisa jemurannya, lalu mereka masuk ke kediaman mereka. Terkadang, setiap kali merindukannya, Sasuke akan ikut teringat dengan kehangatan rumah. Sakura yang mengurus dan melayaninya dengan begitu baik, mereka tidur nyenyak di kasur yang empuk.
“Kudengar dari Hokage, kau sudah mulai bekerja di rumah sakit.”
“Hm. Sebagai ninja medis, aku ingin membantu kemajuan desa. Seperti Sasuke-kun yang melindungi Konoha dari luar.”
Kamu seperti seorang polisi!
Sasuke ingat dengan hal itu. Sakura berada di Konoha, ikut menangani serangan manusia meledak terhadap desa. Naruto mengirimkan surat setelah berbicara dengan Sakura. Sahabatnya tersebut menjelaskan berbagai hal tentang Sasuke. Jadi, Naruto cukup banyak tahu mengenai hubungan mereka.
“Soal janjiku beberapa hari lalu.”
“Tak apa, bisa kita atur ulang besok atau di kesempatan lainnya. Sasuke-kun baru pulang dari misi yang melelahkan, sebaiknya gunakan waktu luangmu untuk beristirahat.”
Keputusan apa pun yang telah diambilnya dalam hidup ini. Sasuke rasa, memilih Sakura menjadi pasangannya adalah hal luar biasa. Sakura berpikir dia yang lebih dulu tertarik pada Sasuke. Salah satu ninja terkuat di dunia, tampan, dan keren. Dengan pesona itu, Sasuke pasti dapat memikat hati banyak wanita. Namun, perkara hati dan cinta, memang siapa yang bisa menduga itu memiliki akhir yang sama indahnya?
“Bisa bantu melepaskan pakaianku?”
“Akan kulakukan.”
Sakura membuka jubah dan baju yang membalut tubuh tegap Sasuke. Tanpa lengan kiri, tidak mengurangi kesempurnaannya sama sekali. Dia telah menjadi pria dengan pertumbuhan yang menakjubkan sejak dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Man In Love
Fanfiction[COMPLETED] Kabarnya lama tak terdengar, Sasuke tiba-tiba diberitakan sudah menikah. Sakura datang lebih dulu ke Konoha, mengenali desa sang suami yang merupakan tempat asalnya juga. Menghabiskan waktu sebagai pasangan, setiap kali pulang dari misi...