-Cerita ini hanya fiktif belaka, lahir dari pemikiran gue sebagai penulisnya. Para plagiator ingat, karma itu datengnya enggak pake permisi-
***
"Yan! Adrian! Disini woy!" teriak Samudra ke arah cowok berkacamata yang sedang berjalan memasuki kantin.
"Berisik banget mulut lo Sam." Ujar Gabriel sambil membuka kaleng soda ditangannya.
"Berasa kayak di hutan dah gue," timpal Alvin.
"Punya dia kali ini Sekolahan," tambah Rio sambil mengetikkan pesan pada Ghisel, memberitahu bahwa dirinya sudah di kantin.
"Ampun deh! Iya gue tau Yo, elo yang punya sekolah. Enggak perlu diingetin!" sinis Samudra, "Adrian, tolong selamatkan gue. Gue dikritik netizen julit!" adunya pada Adrian yang baru saja duduk pada kursi kosong disamping Alvin.
"Apaan sih lo, berisik aja." Ujar Adrian.
"Ah! Tega banget si lo sama gue! Gue ini udah ditindas dari tadi loh sama mereka, lo jangan ikut – ikutan juga dong! Nanti gue depresi, terus nanti gue bunuh diri gimana coba?! Ntar lo kehilangan temen ganteng macem gue, apa lo tidak sedih?!" ujar Samudra dengan heboh.
Rio menatap jengah pada Samudra, "Heboh banget lo Sam, udah kayak badut ulang tahun."
"Kan! Lo denger kan Dri? Gue dihujat! Ayok, kita aduin dia ke nyokap lo, biar dituntut aja si Rio ini!" seru Samudra lebih heboh lagi, matanya menatap sinis pada Rio.
Adrian mengacuhkan ucapan Samudra, cowok berkacamata itu lebih tertarik untuk menatap Rio, "Tumben lo disini, biasa sama gebetan." Ujarnya.
"Gebetannya dia yang mana Dri?" tanya Alvin sambil melepas belzernya menyisakan sweater tak berlengan dan kemeja putih didalamnya.
"Emang lo pikir gebetan gue sebanyak apa Vin? Gue bukan elo ya!" timpal Rio sambil meletakkan ponselnya di atas meja.
"Lah itu yang anak kelas sepuluh, gebetan lo kan?" tanya Alvin bingung.
Rio mengertukan dahinya, mencoba mengingat siapa yang dimaksud Alvin, "Anjir! Itu mah gue enggak kenal! Ketemu di acara bokap gue doang, enggak gue gebet ya." Bantah Rio, sialan si playboy ini. Yang gebetannya dimana – mana kayak sampah kan dia bukan Rio.
"Lah, itu lo tau anak kelas sepuluh Vin. Gebetan lo kali itu!" timpal Gabriel.
"Bentar deh bentar! Ini gue enggak kalian tanggepin nih?! Aduan gue enggak dihiraukan nih?!" seru Samudra menyela pembicaraan teman – temannya.
Gabriel mengibaskan tangannya, "Enggak Sam. Mending lo sana deh pesen makan. Berisik lo kalo laper!"
"Sialan, gue diusir! Yaudah gue pergi!" ujar Samudra, cowok itu berdiri dari duduknya kemudian melangkah pergi. Baru satu langkah Samudra kembali berbalik, "Gue pergi nih! Pergi loh gue ini ya?!"
"Iya, udah sana pergi lo! Beli apa kek yang bisa lo makan!" usir Rio, bahkan dirinya tidak ingin repot – repot menolehkan wajahnya ke arah Samudra, makin diladenin semakin drama nanti sohibnya yang satu itu.
Samudra mendesis sinis, sialan memang teman – temannya itu. Dia kan lagi cari perhatian biar ditahan jangan pergi gitu, malah dicuekin. Samudra kemudian memilih melangkah meninggalkan teman – temannya, mencari makanan untuk mengisi perutnya yang memang sudah kelaparan. Pantensan dia dikatain rese.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HEIRS (REMAKE)
FanfictionCinta itu hadir karena terbiasa. Frasa klise diatas sering Ify baca di beberapa buku fiksi remaja atau novel romansa. Ify berpikir itu hanya kalimat bualan saja, agar meromantisasi cerita yang ada. Dirinya enggak pernah menduga kalau frasa itu tern...