Happy Reading ✨
"(Nam), dia ngeliatin lo mulu. Apa lo gak kesel?"
Menengok ke kanan dan ke kiri untuk melihat orang yang sedari memperhatikannya tapi tidak ada.
"Siapa sih? Nda?"
"Orangnya udah gak ada, udah masuk ke kelas" Finda atau yang biasa dipanggil Nda ini sahabat (namakamu) dari sekolah dasar.
Mengangkat kedua bahunya sebagai tanda tidak perduli, (namakamu) melanjutkan makannya yang tadi sempat tertunda.
Begitupun Finda, dia juga melahap nasi goreng dengan semangat karena jam istirahat sudah mau selesai.
Mereka berdua melakukannya serba terburu-buru sampai mereka tersedak beberapa kali.
"Ini makanan enak banget tapi sayang kita harus makan buru buru"
"Iya, harusnya makanan enak begini dimakan penuh penghayatan" ucap Finda menyetujui ucapan (namakamu).
Kriingg kriing kriing
"Fin, Fin. Udah bell, ayo masuk" Ajak (namakamu) yang baru saja selesai menghabiskan makanannya tanpa tersisa.
"Nanti dulu, gue haus"
"Minumnya bisa di kelas. Ayolah"
"Iya, ayo" Finda beranjak dari duduknya dan menyusul (namakamu) yang berada 5 langkah di depannya.
(Namakamu) dan Finda memasuki kelas yang sudah ramai dan bersiap untuk pelajaran Bahasa Indonesia.
Saat guru belum masuk kelas, itu adalah momen dimana ketua kelas memberi pertanyaan, tebak-tebakan atau mengajak taruhan dadakan seputar pelajaran yang akan dilaksanakan.
"Hey! Taruhan yuk sama gue. Menurut gue, pelajaran bahasa Indonesia nanti kita disuruh buat drama"
Bukannya ikut taruhan, semua murid di kelas 9B ini malah was was, karena pernyataan yang keluar dari mulut si ketua kelas itu tidak jarang menjadi kenyataan.
"Qias, jangan gitu dong! Nanti kalau disuruh bikin drama beneran, gimana?!" Keluh salah satu murid yang tidak menyukai kegiatan 'drama'.
"Selamat siang, anak-anak!"
Belum sempat Qias menanggapi ternyata Bu Dian sudah berada di depan pintu sedari tadi.
"Eh, ada Ibu. Siang, bu" Qias yang tadi berdiri dikursi langsung duduk rapih.
"Kegiatan hari ini membuat drama ya! Tema-nya bebas, saya kasih waktu seminggu semua sudah siap termasuk kostum dan propertinya. Ada yang mau ditanyakan?"
Qias tersenyum senang, "Tuh 'kan bener apa kata gue tadi! Pasti disuruh buat drama"
"Bu! Saya mau nanya"
"Iya, mau tanya apa, Dilo?"
"Ini perkelompok atau satu kelas?"
Semua menunggu jawaban dari Bu Dian, kalau berkelompok, mereka pasti akan berebutan memilih yang bagus dalam berakting.
"Satu kelas digabung sama kelas sebelah ya"
"Bu? Kenapa digabung? Kita sekelas aja bisa kok" Ucap (namakamu) berusaha menyakinkan Bu Dian.
Ucapan (namakamu) disetujui beberapa temannya, "Iya, Bu. Biasanya juga kita sendiri yang buat"
Bu Dian terlihat berpikir. Kalau kelas ini dan kelas sebelah digabung, itu akan runyam. Mereka tidak bisa akur.
"Baiklah, begini saja. Kelas ini dan kelas 9A akan membuat dramanya masing-masing"
"Maksud Ibu lomba?"