dua.

75 13 0
                                    

Happy Reading ✨

Sesampainya di kantin, mereka berdua tidak melihat Qias ada disana tapi karena sudah terlanjur di kantin, Finda memberi usul untuk duduk dan minum sebentar.

"(Nam), duduk dulu. Gue cape"

Yang diajak duduk malah memperhatikan sekelilingnya, ia tidak sengaja melihat Iqbaal sedang makan bersama dengan Nata.

"Males ah, gue mau nyari Qias lagi aja"

Suara (namakamu) sedikit ditinggikan agar Iqbaal mendengarnya. Entah alasannya apa, (namakamu) hanya mau Iqbaal tau kalau dia ada di kantin juga.

"Tunggu dulu.. Gue haus banget sumpah, Qias gak akan kemana-mana"

"Yaudah lu disini aja dulu, gue yang cari"

(Namakamu) orang yang sangat keras kepala, (namakamu) langsung berlari ke kelasnya untuk menemui Qias.

Iqbaal yang melihatnya hanya terkekeh, Iqbaal tau (namakamu) hanya mencari perhatian darinya.

"QIASS!"

"(NAMAKAMU)!"

"Lu kemana?"

"Lu yang kemana! Gue cariin ke kantin gak ada"

"Halah, gue udah kasih tau ide ceritanya ke mereka. Jadi, gue terinspirasi dari disney princess, lo harus jadi princess nya"

Mendengar pernyataan Qias berhasil membuat (namakamu) membulatkan matanya dengan sempurna.

"Ngapain lo liatin gue kayak gitu?"

"Ya males aja, kenapa harus gue yang jadi princess?"

"Karena lo cantik, banyak yang suka, dan menurut gue karena lo agak aneh orangnya jadi pas sama ide cerita gue, ceritanya Princess itu hilang dibawa ke alam ghaib terus dia dibawa sama iblis yang dia kira baik hati, nah nanti lo ketemu pangeran juga di alam ghaib terus kalian kerjasama deh untuk keluar dari alam itu. Keren banget gak tuh" Jelas Qias dengan semangat

(Namakamu) tidak habis pikir, Qias dapat darimana ide cerita seperti itu. Aneh sekali.

"Aneh. Banget. Sumpah"

"Ayolah, (nam). Dengan ide cerita gue yang luar biasa kita pasti menang dan dipilih untuk tampil didepan orang orang"

"Gak semua dari kita dipilih, cuma beberapa aja" Sahut Dila kembaran Dilo.

"Iya setidaknya kalau dipilih udah pasti (namakamu) yang gak akan malu maluin kelas kita" Qias sepertinya sangat percaya dengan (namakamu) untuk berperan.

Semua diam. Tidak ada yang menyahuti lagi kecuali, Rifna. "Kenapa selalu (namakamu)? Memangnya gak ada yang lain? Kenapa kalau peran bagus selalu (namakamu) yang ditunjuk?"

"Karena kalo gue pilih lo, belum tentu lo bisa kayak (namakamu)" Jawab Qias dengan santai.

Rifna muak dengan kelas ini yang selalu memuji dan mementingkan (namakamu), (namakamu), dan (namakamu). Ia tidak pernah dianggap.

Rifna pergi meninggalkan kelas dengan perasaan kesal.

(Namakamu) menatap Rifna yang pergi semakin jauh, merasa tidak enak dan iba, akhirnya (namakamu) memberi usul kepada Qias.

"Qi, bener apa kata Rifna, jangan apa apa selalu gue. Siapa tau yang lain lebih berbakat dari gue? Kasih kesempatan Rifna buat nyoba"

"Lo yakin, (nam)?" Qias terlihat ragu dengan saran dari (namakamu).

Sedangkan (namakamu) mengangguk mantap, "Iya, gak apa apa juga kalo gue gak kepilih"

"Oke, kalo gitu lo jadi figuran aja. Biar Rifna gue yang atur dan naskah tetep dibuat sama Finda" Qias bergegas mencari Rifna untuk mengabarkan hal ini. Sebenarnya Qias masih ragu bahkan sangat tidak percaya kepada Rifna, tapi apa boleh buat.

Steal My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang