Ini cerita Chan sewaktu sekolah. Tentang kehidupannya dan anak laki-laki yang mengurung diri dalam kamarnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Kenapa Chan? Sekarang apa yang akan kau lakukan?"
Tanya orang itu. Nadanya tak mengancam, tapi tatapannya memberikan kesan intimidasi, membuat siapapun yang melihatnya kembali menelan kata-kata.
"Sekali lagi, biarkan aku mencoba sekali lagi." Jawab Chan kemudian, agak terdengar seperti memohon.
Orang itu tersenyum sebagai ganti. Tangannya merengkuh tubuh ringkih Chan, dagunya tak lain disandarkan pada bahu lawannya.
"Seperti biasa, ya?"
Chan mengangguk lemah. Sebesar apapun keinginannya untuk memberontak, kepalanya tetap jatuh pada ceruk leher orang itu.
"Sekali lagi, kalau kau gagal pada kesempatan ini apa yang akan kau lakukan?"
"Tidak tahu,"
Alih-alih memberikan jawaban pasti, Chan malah bergumam seadanya. Kepalanya terlalu sakit untuk memikirkan segala kemungkinan terhadap jawaban yang diberikan, karena itu kata 'tidak tahu' yang buram menjadi pilihan aman baginya.
Kesadarannya ditarik pergi. Badan Chan terkulai lemas dalam pelukan orang itu. Entah bagaimana perasaannya bisa tenang, padahal Chan benar-benar membenci orang itu.
Orang itu, namanya Minho.
.
.
.
.
.
[Me, My Room and That Boy]
Bang Chan; hanya pelajar biasa.
Lee Minho; orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, My Room and That Boy ✔
FanfictionHanya di kamarnya, Chan bisa bertemu orang itu. ©Kyrumie, 2020.