Part 4

116 62 6
                                    

"Akhirnya kau datang. Kami merindukanmu, Lidia"

Suara lembut wanita paru baya di depanya membuat Lidia menyimpulkan lengkung di bibirnya.

"Aku juga merindukan kalian." Jawab Lidia.

"Dasar anak nakal, kemana saja kau? Apa kau tak merindukan kakakmu yang manis ini ha?!" Ucap seseorang yang berlari dan langsung memeluk Lidia dan menjitak jidatnya.

"Sakit tau!" Rengek Lidia.

"Makanya jangan nakal! Hahaa..." ledek cewe manis di depanya. Ya dia adalah kakak Lidia, Claudia namanya, dia memang manis dan cantik, namun ke PeDeanya membuat Lidia enggan mengatakan kebenaranya. Ntar kejang-kejang dia😂

"Sudahlah, kalian ini seperti anak kecil. Masuklah, Lidia kami ingin mendengar ceritamu." Ucap Wanita paru baya itu. Dia adalah mamah Lidia. Lidia sudah menceritakan sebagian kecil dari kejadian kemarin kepada mamahnya. Makanya mamahnya khawatir dan menyuruh Lidia untuk pulang dan memperjelas semuanya.

Tunggu! Bukankah ponsel Lidia sudah hancur? Makanya Baca dulu flash backnya😅

Setelah Lidia membanting ponselnya, Lidia memang sangat terpukul atas kehadiran cowo itu. Siapa lagi kalo bukan Lucky?! Lidia juga sempat menyalahkan dirinya sendiri kenapa dia malah membanting ponselnya yang tidak bersalah itu, dan akhirnya Lidia kesulitan juga untuk menghubungi keluarganya. Lidia memang tidak bisa selamanya menyembunyikan masalah dari keluarganya, sebesar apapun, Lidia memang berusaha menyelesaikan sendiri namun, jika ia sudah lelah Lidia baru mencari solusi bersama keluarga dan selalu berhasil memecahkan masalahnya bersama. Sungguh harmonis bukan?😄
Lalu, Lidia pun pergi untuk mencari telefon umum dan menceritakan kesimpulan masalahnya kepada keluarganya, tapi bukanya diberi solusi Lidia malah mendapat omelan dahsyat dari mamahnya. Bagaimana tidak? Lidia sudah berkali kali di nasehati agar menceritakan masalahnya sekecil apapun agar tidak menjadi masalah yang besar. Namun, Lidia memang keras kepala, dia hanya ingin mandiri. Jadi mamahnya menyuruh Lidia untuk pulang dan memperjelas semuanya. Jadi Lidia pun menuruti mamahnya itu. Perjalanan dari kosnya untuk pulang hanya membutuhkan waktu 50 menit, itu cukup untuk menceritakan masalahnya dan mencari solusi bersama dan akan kembali tepat pada jam 10 nanti.

Flash Back selesai!

"Jadi, bagaimana?" Tanya Kakak Lidia dengan tatapan serius.

"Yah, seperti yang aku bilang kemarin, dia mengancamku akan membunuh Ardian jika aku melaporkanya."
Jangan kaget ya gaes, jika Lidia menggunakan 'Aku' soalnya Lidia bakal kena jitakan mamahnya kalo dia menggunakan kata 'Gue' karena itu dianggap tidak sopan.

"Apa benar itu Lucky? Wah kalo bener, dasar keterlaluan! pengen ketemu dia cepet-cepet." Ucap Claudia

"Mo ngapain?" Tanya Lidia dengan alis yang diangkat satu.

"Mau minta tanda tangan! Ya mau aku pukul abis abisan tuh cowok. Aku-",

"Claudia! Bisa kau diam?!" Bentakan ayah membuat Claudia memotong ucapanya, dan nyengir kuda.

"Rasain! Hihihii..." bisik Lidia di telinga Claudia yang membuat Claudia menyubit lengan adiknya itu.

"Sakit tau, heh!" Teriak Lidia.

"Sudah! Diam. Kalian itu! Kita harus menyelamatkan nyawa orang lain dengan Lidia harus tetap baik baik saja! Dan kalian malah bertengkar terus!" Bentak mamahnya. Lama lama dia geram juga dengan tingkah dua putrinya itu.

"Maaf, mah." Ucap Lidia dan Claudia bersamaan.

"Apa kau tau dimana Lucky menyekap Ardian?" Tanya ayahnya. Dan dibalas dengan gelengan kepala Lidia yang menandakan Lidia tidak tau.

Kau Miliku Tapi Bukan UntukkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang