1

33 5 0
                                    

Ini adalah kisah lama
Tetapi masih layak diceritakan hingga kini
Tentang seorang pria yang mencintai
Dan hilang......

Taehyung membuat catatan-catatan yang berlebihan sambil menyimpan nyala penlight- nya yang tak mendukung untuk menulis didalam didalam gedung teater yang gelap buku kita.
Terlebih ketika orang-orang menyebalkan yang duduk dikedua sampingnya mengira mereka memiliki hak istimewa atas tangan kursi itu. Ia menghela nafas sambil menyikut lengan gemuk dari orang sebelah kirinya agar menyingkir sambil berbisik keras
  "Halo? Please! Aku sedang mencoba bekerja disini."

         Marah itu baik. Kemarahan bisa menyingkirkan pikirannya dari bayangan membakar kedalam kemarahan itu sendiri. Taeyong adalah pria berkulit putih dengan rambut dan mata yang hitam kelam, dan wajah bak boneka porselen, serta senyum yang bisa menerangi satu ruangan.
Impiannya untuk menjadi seorang bintang tercermin dalam caranya yang selalu berlebihan dalam mengekspresikan diri. Taehyung ingin mengenang aktor debutan yang bergairah pada siang hari, pria panggilan di malam hari, sahabat sejati selamanya dengan cara demikian.
        Bukan dengan pemandangan akan sesosok tubuh pucat, telanjang, dengan mata kosong yang menyalang. Bukan pula serat halus dari kulit Merah muda yang menodai lehernya yang seputih kertas. Demi Tuhan, bukan yang itu.

Pria sebelahnya menggerutu dan pindah sejauh mungkin dari Taehyung. Pria itu menulis sambil samar-samar menyadari suara tepuk tangan yang menyebar. Keheningan yang berangsur datang, kesan adanya harapan dari penonton.
     Suara berat dan melodis dari seorang pria ditengah panggung yang mengumumkan bahwa ia membutuhkan seorang sukarelawan dari kursi penonton. Gerakan yang begitu mendadak dan tawaran riuh dari sejumlah penonton wanita dan pria cantik telah mengalihkan perhatiannya sejenak sebelum Taehyung mengatur nyala penlight- nya dan lanjut menulis.
    "Para wanita disini sungguh tergiur , sehingga begitu mudah baginya untuk merayu siapapun yang dia inginkan. Tetapi, tidak seorang pun dapat mengatakan padaku dimana ia berada pada hari Rabu malam yang lalu, antara...."
     Penanya berhenti diatas buku catatan dan ada kabut udara baru yang tampak menyelubungi pikirannya.
   Taehyung mengangkat wajahnya kearah selasar sejauh tiga kursi darinya. Pria itu berdiri disana, pria yang tinggi, dalam sosok seperti bayangan dalan kain satin hitam.
    Tiba-tiba ada lampu sorot menerangi pria itu, menerangi rambutnya sampai tampak biru mengkilap, dan kulitnya yang sewarna gading itu menjadi semakin pucat.
    Lengan pria itu mengembang, sementara tangannya mengarah kepada Taehyung. Mata pria itu bulat seperti burung hantu tampak memancarkan kebijaksanaan para dewa dan kepedihan dari sejuta neraka, terfokus kepadanya, menangkap nya seperti tawanan.
            "Anda, Tuan."
       


tbc

Twilight Illusions Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang