01 || APA YANG TERJADI?

5 1 0
                                    

---

jangan lupa tambahkan ke library untuk dapat notif update

vote dan komen supaya aku semangat update 😊🥰

💜💜💜



---

Sinar matahari mulai mengusik tidur nyenyakku yang jarang sekali kudapatkan. Dengan mata masih terpejam kusibak selimut yang menutup tubuhku lalu menegakkan tubuhku yang masih lelah. Melakukan sedikit peregangan pada tubuhku yang terasa remuk hari ini.

Ternyata putus cinta tidak hanya memberi efek pada hati ku yang sakit, namun pada seluruh tubuhku yang terasa remuk seperti habis dipukuli, rasanya begitu nyata.

Tapi tunggu dulu!

Ada yang aneh dengan tubuhku. Aku membuka mataku dan menatap sekeliling tempat ini, ini bukan kamarku. Dan tempat ini sangat berantakan. Pakaianku berserakan di sekitar tempat tidur, Dan yang lebih berantakan adalah diriku sendiri.

Dan apa yang kulihat dari pantulan cermin membuat seluruh aliran darahku berhenti. Sungguh ini hal yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Tampak disana tubuhku yang tak tertutupi sehelai benangpun. Tubuh indahku yang kini di penuhi dengan bekas keunguan yang menjijikkan.

Apa yang terjadi semalam? Kenapa aku tak mengingat apapun. Dengan tangan gemetar kuraih kausku yang tergeletak di ranjang dan memakainya asal, segera aku berjalan mendekat kearah cermin. Menatap pantulan wajahku yang terlihat menyedihkan di depan cermin. Rasanya aku akan meledak saat ini juga, kenapa harus di saat seperti ini, dan kenapa aku tak mengingat apapun.

Siapa lelaki gila yang telah menyentuhku, dan kenapa dia menghilang begitu saja, bahkan aku tak menemukan jejak apapun tentangnya di tempat ini.

Bukankah ini gila? Dalam satu hari aku mendapat kesialan yang bertubi-tubi. Apa aku melakukan suatu kejahatan di kehidupanku sebelumnya hingga kini aku mendapat kesialan seperti ini. Bahkan air mata ku pun telah kering untuk menangisi seorang Jeon Jungkook.

---

Beberapa kali aku membuang napas gusar, bahkan teh camomile yang biasanya dapat menenangkanku kini tak memiliki pengaruh apapun lagi. Pikiranku terus berkelana pada kejaddia tadi malam. Namun hanya ingatan tentang Jungkook yang memenuhi kepalaku.

Terdengar suara decitan pintu terbuka yang otomatis membuatku menoleh kearah wanita yang berdiri disana. kekesalan tergambar jelas di wajahnya, dengan langkah malas ia mendekatiku dan mendaratkan pantatnya pada sofa coklat di depanku.

"Jadi kali ini masalah apalagi yang terjadi? Aku bahkan baru membuka cafe ku, dan aku menelantarkan pegawaiku, dan aku harus segera kesini karena tiba-tiba kamu menelpon, dan – "

"Stop! Kumohon diamlah Eunseo. Aku sudah pusing dengan masalahku jadi jangan membuatku bertambah pusing lagi dengan ocehanmu." Aku memijit pelipisku karena sungguh aku merasa pusing, mulut gadis itu benar-benar tidak akan berhenti mengoceh jika aku menceritakan semuanya, haruskah ku lem saja bibir tebalnya itu.

Namun bukan Eunseo namanya jika dia akan langsung terdiam karena ucapanku. Gadis itu memicingkan mata bulatnya untuk mengamatiku. Dari rambutku, wajahku leherku dan langsung turun pada kakiku, lalu kembali menatap tajam kearahku. Ah mata elangnya itu sama merepotkannya.

"Bekas apa itu yang ada di lehermu?" Aku tergagap mencoba menutupi leherku dengan tangan kananku, dan seperti biasa aku memamerkan cengiran bodohku yang langsung membuat Eunseo bangkit dan berpindah duduk di sebelahku.

"Coba kulihat." Aku hanya menggeleng saat Eunseo berusaha menyingkirkan tanganku, tenaganya tak main-main kali ini hingga membuatku menyerah dan membiarkannya melihat semuanya. Ia menyibak kerah kemejaku hingga leher jenjangku terlihat jelas.

"Wah daebak!!" Serunya dengan satu tangan menutup mulutnya. Sungguh kali ini aku ingin menenggelamkan gadis ini di sungai han. Ekspresi kagetnya yang di buat-buat sungguh menyebalkan untuk dilihat.

"Darimana kamu mendapat semua ini? Dan siapa yang melakukannya? Wah dia pasti benar-benar gila." Aku menghela napas kasar. Meski nada bicaranya terdengar menyebalkan namun aku tahu Eunseo begitu khawatir padaku. Dia yang selalu setia mendengar semua keluh kesahku selama ini, tidak ada yang kututupi dari Eunseo karena aku mempercayai gadis itu. ya, hanya dia yang kupercaya.

Aku menghela napas sekali lagi sebelum mulai menceritakan tentang kejadian semalam.

"Aku melakukannya – "

Aku menjeda ucapanku, tidak sanggup menatap nya aku pun menundukkan wajahku dan memejamkan mata. Kuremas tanganku yang sudah sedingin es.

"Tapi aku tidak mengingat apapun, aku terlalu mabuk semalam. Ah sial!"

Tidak, aku tidak akan menangis. Untuk apa aku menangisi hal seperti ini. Aku mendongakkan kepalaku dan mengibaskan tangan di depan wajahku untuk menahan agar air mataku tak sampai jatuh. Rasanya aku ingin mengubur diriku pada inti bumi saja jika seperti ini.

"Begitu aku bangun tadi pagi dia sudah tidak ada. Bahkan sehelai rambutnya pun tak ada yang tertinggal ditempat itu. Aku tidak ingat wajahnya seperti apa, atau berapa usianya. Eunseo bagaimana jika ternyata dia seorang kakek-kakek."

Aku terkejut sendiri dengan pertanyaanku itu. Kenapa aku harus mabuk semalam, kenapa aku harus ke tempat itu. Ah rasanya kepalaku mau pecah saja.

"Yura." Eunseo merentangkan kedua tangannya yang segera kusambut dengan mendaratkan tubuhku pada pelukannya.

"Dasar bodoh."

"Aku tahu. Aku bahkan tidak tahu dia pria atau wanita." Aku ingin tertawa saja dengan ucapanku yang semakin melantur itu.

"Bodoh. Tentu saja dia pria. Mana ada perempuan ganas seperti itu."

"Kim Taehyung." Eunseo melepas pelukannya saat mendengar ucapanku, ia menautkan alisnya.

"Itu namanya. Hanya itu yang ku ingat." Lanjutku.

"Setidaknya kamu masih mengingat namanya. Coba kita cari tahu siapa dia, mungkin dia punya akun SNS." Eunseo mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya, namun segera kutahan gadis itu saat hendak membuka akun SNS miliknya.

"Jangan mencari tahu apapun, aku takut." Aku menggeleng padanya, berusaha meyakinkan agar ia tak mencari tahu apapun tentang lelaki itu.

"Kamu takut kalau lelaki itu ternyata bertubuh gemuk, pendek, wajahnya berminyak dan berbau badan, dan penampilannya – "

"Eunseo hentikan. Kamu membuatku mual."

Aku paling membenci lelaki seperti itu, lelaki yang tidak bisa merawat dirinya sendiri. Mungkin tidak masalah jika dirinya pendek karena itu memang tidak dapat di ubah. Namun sisanya, aku benar-benar tidak dapat menoleransinya.

Eunseo beberapa kali berdecak dan menggelengkan kepalanya, ia yang paling terbiasa dengan pemikiranku yang seperti ini.

"Kalau tiba-tiba ada lelaki yang mendatangimu dan mengaku sebagai lelaki itu bagaimana? Setidaknya kita harus tahu bagaimana wajahnya kan."

"Lupakan saja, aku menceritakannya padamu bukan untuk mencari tahu siapa dia. Aku hanya tidak bisa menyimpannya sendiri. Dan lagipula sudah terlanjur kan, mau bagaimana lagi."

"Lalu bagaimana dengan Jungkook?"

Ah tolong jangan mengingatkanku tentang lelaki itu lagi. Aku mengalami semua hal ini karena dia.

"Kami benar-benar sudah berakhir. Dan dia yang membuatku mendatangi tempat itu hingga aku mabuk dan berhubungan dengan lelaki asing. Ah semua ini karena Jeon Jungkook itu. Kenapa dia harus selingkuh dan menghancurkan semuanya."

Aku menundukkan kepalaku kembali. Mengingat mantan kekasihku itu dapat membuat tekanan darahku kembali naik. Dan sekarang aku benar-benar tidak punya jalan untuk kembali kepadanya.

---



With Love

Riis 💜

ACRASIA || KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang