My Crazy Neighbour✓

193 90 21
                                    

Clover berteriak kaget karena jumpscare pada film horor yang ia tonton di laptop. Dengan posisi Tengkurap dan tubuh tergelung selimut membuat penampilannya sangat acak-acakan. Sesekali ia mengambil camilan di sebelahnya lalu menutup sebagian wajahnya dengan selimut.

Ini malam Minggu. Dan tidak seperti gadis kebanyakan lainnya yang menghabiskan waktu untuk bersama dengan pacar, clover hanya bergelung ria di kasur dengan menonton film horor kesukaannya.

Film terus berputar menampilkan adegan sang tokoh utama yang terkunci di loteng, lalu dibelakangnya terdapat bayangan hitam yang semakin mendekat. Clover menatap film itu dengan serius dari balik selimut. Ia memang penakut, tapi entah kenapa suka sekali menonton film horor di tengah malam dengan mematikan lampu kamar seperti sekarang ini, sendirian.

Ia membuka selimut yang sebagian menutupi wajahnya, berniat mengambil snack yang terletak jauh dari jangkauannya--yah hanya beberapa jengkal lagi ia sampai.

'klek'

Pintu kamar apartemennya terbuka, menampilkan sesosok tinggi jangkung dengan memakai pakaian serba hitam.

Clover menoleh, menjatuhkan snack yang baru saja di gapainya dan berteriak keras-keras.

Sosok di depannya mendekat, clover pikir itu adalah hantu di film yang ia tonton dan sekarang berpindah ke kamarnya. Tapi tidak setelah sosok tinggi itu tidak menuju ke arahnya dan malah menyalakan lampu di atas nakas.

Oh. itu hanya Andrew, tetangganya.

Clover bernapas lega sesaat setelah mengetahui bahwa yang datang ke kamarnya bukanlah hantu.

Tunggu, apa? Andrew?!

"Aduh, kenapa kau melempariku dengan bantal?." Andrew dengan sigap menangkap bantal-bantal yang dilemparkan clover untuknya.

"Kenapa kau masuk ke kamarku, sialan!" Clover terus melemparkan bantal dan bonekanya ke arah Andrew hingga pria itu terjatuh.

"Santai Cloe, aku kesini hanya untuk memastikan bahwa kau baik-baik saja. Teriakan mu terdengar sampai apartemenku dan aku yakin semua penghuni apartemen juga mendengar teriakanmu." Andrew berkata dengan seringai geli. Ia berdiri, merapikan pakaiannya lalu duduk di kasur, mengabaikan clover yang menatapnya dengan mulut menganga.

Bukannya clover merasa keberatan dengan datangnya Andrew yang tiba-tiba ke rumahnya, mereka sudah sering tidur bersama dalam satu kamar. 'Tidur' dalam arti sebenarnya, tidak lebih.

Jelas kedatangan Andrew bukan karena teriakannya saat menonton film. Ia cukup tau diri untuk tidak berteriak kencang saat tengah malam dan hanya teriakan kecil yang bahkan ia yakini tidak sampai terdengar ke apartemen Andrew.

"Astaga Andrew! Seharusnya beritahu aku jika ingin ke sini, aku bisa memakai pakaian yang lebih layak dari ini." Clover merengut melihat apa yang di pakainya. Baju tidur tipis yang mungkin saja menerawang memperlihatkan dalamannya.

Andrew tidak bergeming, ia membaringkan tubuhnya di ranjang clover dengan posisi tengkurap, tangannya ia letakkan di bawah dagu. Sorot mata geli nya berubah tajam saat melihat film yang terputar di layar laptop dan dengan santainya memakan camilan clover.

Clover membuang nafas pelan, lalu beranjak menuju kamar mandi dengan membawa sepasang baju yang lebih tertutup. Memang Andrew tidak pernah sekalipun melirik tubuhnya saat mereka tidur dan menonton film bersama.

Tapi tetap saja, seorang laki-laki dan perempuan tidak boleh tidur bersama dengan pakaian yang minim bukan? Walau hanya clover yang memakai pakaian minim.

Gadis itu menguncir rambutnya menjadi Cepol dan mengganti pakaiannya menjadi lebih tertutup. Tanpa merapikan tampilannya lagi, ia berjalan keluar dari kamar mandi.

My Crazy Neighbour✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang