Chapter 1
*
Hallo guys~!!!
Udah lama banget ya rasanya aku gak nulis lanjutan cerita ini. huhu maafkan karena berbagai kesibukan yang harus dijalankan aku jadi baru sempat mengupdate chapter 1 hari ini.
Maafkan kalau banyak typo yaa...
HAPPY READING~~~!!!
*
[ Arin POV ]
Aku segera merapikan buku-buku yang ada di atas meja ketika dosen menyudahi kelasnya sore itu. Hari ini adalah hari Jumat dan aku sekarang sudah berada di semester 5 di perkuliahanku. Aku menatap jam tangan berwarna putih yang ada di pergelangan tanganku. Waktu menunjukkan pukul 16.15 dan aku juga menatap sekilas langit diluar kelas. Musim gugur agar segera tiba dan tentu saja suasana kota Seoul akan lebih dingin dari sebelumnya.
Saat aku keluar kelas, aku melihat seseorang yang mengenakan jaket jeans, celana kain hitam dan juga sepatu berwarna putih yang sering dikenakannya berdiri di lorong dekat kelasku sambil ia sibuk dengan ponsel yang ada di tangannya. Aku tersenyum melihat orang itu. "Allen..." aku memanggil namanya dan berjalan menuju arahnya.
Allen mengalihkan pandangan dari ponselnya kepadaku, lalu ia tersenyum padaku. "Arin... mianhe, sepertinya hari ini aku tidak bisa mengantarmu pulang ke rumah" ujar Allen ketika aku tepat berada di hadapannya.
Aku terdiam menatapnya. Aku dan Allen sudah berpacaran kurang lebih selama hampir 4 tahun lamanya. Setelah lulus, kami memutuskan untuk berkuliah di tempat yang sama namun beda Fakultas tentunya. Allen ada di Fakultas Ekonomi Bisnis, sedangkan aku ada di Fakultas Seni dan Desain. Selama kuliah, aku dan Allen memang kerap bertemu hanya untuk sekedar pulang bersama atau makan siang bersama di kantin Universitas karena memang kesibukan perkuliahan lebih padat daripada saat kami ada di bangku sekolah. Terlebih lagi, jarak antara Fakultas Ekonomi Bisnis dengan Fakultas Seni dan Desain agak cukup jauh.
"Apa ada masalah len?" aku kemudian bertanya pada Allen yang masih menggenggam ponsel di tangannya.
Allen menggelengkan kepala sambil mengusap pelan kepalaku. "Tidak ada masalah. Hanya saja tiba-tiba orangtuaku datang ke Apartment, jadi mama barusan menyuruhku untuk pulang sekarang juga. Sepertinya ada hal penting yang ingin mereka bicarakan padaku"
Aku tersenyum sambil menganggukkan kepala. "Yasudah, kalau begitu kamu harus segera pulang. Mungkin memang benar-benar ada hal mendesak yang mereka ingin bicarakan denganmu len. Aku tak apa-apa jika pulang sendirian. Nanti aku bisa pulang naik bus kok"
Allen masih menatapku dengan raut wajah sedih yang bisa aku lihat di tatapan matanya. "Tapi, janji padaku setelah kamu sampai di rumah kamu harus segera menghubungiku ya?"
Aku tertawa lalu mencubit pelan pipi Allen yang menggemaskan. "Iyaaa... aku pasti akan menghubungiku sayang" ujarku padanya. Allen hanya tersenyum sambil mengusap pipinya yang sedikit merah akibat ulahku tadi.
"Kalau begitu, aku pulang dulu ya" ujarnya padaku. Aku menganggukkan kepala dan Allen pergi meninggalkanku menuju ke tempat parkir. Aku menatap punggung namja yang sangat aku sayangi itu. Punggung yang perlahan semakin menjauh dan menghilang dibalik koridor. Entahlah... saat Allen pergi tadi, tiba-tiba saja muncul perasaan tak enak dalam diriku. Semoga ini hanya perasaan biasa dan tidak terjadi hal buruk pada Allen.
*
Seoul, pukul 18.30 ...
Aku menatap jalanan kota Seoul pada sore hari itu. Di halte bus saat ini hanya ada aku yang menunggu. Bus harusnya sudah datang sekitar 10 menit yang lalu, tapi sampai sekarang tanda-tanda kedatangan bus itu belum terlihat. Aku mengalihkan pandanganku ke arah langit Seoul yang sudah berubah warna menjadi gelap. Jika musim gugur akan tiba, malam juga pasti akan datang lebih cepat daripada musim panas. Aku mengeratkan jaket yang ada di badanku saat aku merasakan hembusan angin menerpa badanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hair Clippings Book II
RomanceSepotong rambut yang terjatuh ke lantai tak pernah bisa memilih akan menjadi seperti itu. Ia tak bisa menolak jika sang pemilik memang ingin memotong dan membuangnya. Apakah kisah kita akan seperti sepotong rambut yang tak berdaya itu? Apakah... kis...