Prolog

11 0 0
                                    

Prolog

Sepertinya seluruh alam mendukung kencan mereka pada hari ini. Sore yang cerah dan sekarang malam yang indah dengan bulan dan bintang-bintang sebagai pemandangan.

Lilin kecil diatas meja memberikan penerangan kecil diantara mereka, mendukung lampu-lampu redup ditempat itu.

Luise menatap Vanya yang sedang memakan makanannya. Senyumnya mengembang dikala jantungnya berdegup kencang hanya karena menatap wajah istrinya sekarang.

Vanya mengangkat wajahnya, disambut dengan senyuman Luise.

"Ayo kita buat permohonan" ujar Vanya setelah menatap lilin kecil diatas meja.

Luise tersenyum

"Dan bersama-sama meniup lilin ini." ujar Vanya lagi seraya menatap lilin itu.

Luise mengangguk

Mereka berdua mulai menyatukan tangan dan menutup mata.

Mulai membuat permohonan yang tulus.

Aku harap kita akan selalu seperti ini. Aku harap Tuhan akan berbaik hati mengabulkan keegoisanku. Permohonan tulus dari dalam hati Vanya.

Aku harap kau akan selalu mencintaiku. Permohonan hati Luise.

Luise membuka mata pertama kali, matanya menangkap paras sang istri yang masih menutup mata.

Angin berhembus membuat rambut-rambut nakal bermain diwajahnya, namun itu tidak mengganggunya.

Ia terpukau.

Pikirannya terbang memikirkan hal lain. Dipikirkan oleh nya, bagaimana wanita yang menjadi teman hidupnya sekarang adalah teman kelasnya dulu.

Samar-samar Luise mengingat wajah Vanya saat masih disekolah dulu. Ia tidak bisa mengingat dengan jelas karena jujur saja ia tidak pernah tahu benar ada Vanya dikelasnya. Kadang itu membuatnya menyesal akan masa lalu, seharusnya ia bertemu dan jatuh cinta saat dulu.

Tapi Tuhan memang mempertemukannya dan Vanya diwaktu yang tepat, setidaknya mereka telah menjadi sepasang suami istri.

Mata Vanya terbuka.

"Ayo kita tiup" badan Vanya dan Luise sedikit condong kedepan dan meniup lilin itu bersamaan.

Fuhhh

LUV YOU, BE LOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang