1

7 0 0
                                    

"Hai sayang" dengan mata berbinar, wajah yang tampak berseri saat melihat orang yang begitu ia cintai sedang duduk disana menyambutnya dengan senyuman.

Seorang wanita berparas cantik melangkah memasuki ruangan yang sangat luas dengan langkah pastinya.

"Hai, kenapa kau disini?" pria berpenampilan formal ala kantoran bangkit dari kursinya mendekati wanita itu.

Mereka sama-sama berhenti saat sudah berhadapan dengan jarak yang begitu dekat.

"Aku ingin makan siang bersamamu." jawab Vanya.

Pria dihadapan Vanya tampak menimbang-nimbang, Vanya masih tetap menunggu jawaban yang akan diberikan Luise.

"Baiklah. Ayo" ujar Luise dengan senyum tipisnya.

Vanya pun menggandeng lengan Luise yang merupakan suaminya, berjalan keluar dari dalam ruangan.

Vanya memilih makan direstoran terdekat hanya agar Luise tidak harus menghabiskan banyak waktu untuk makan siang. Ia tidak mau kebersamaan mereka akan mengganggu pekerjaan yang sangat ditekuni oleh suaminya itu.

"Sayang, apa kau nanti malam lembur?" tanya Vanya seraya memainkan sendok makannya, menyantap hidangan diatas meja.

"Tidak, hari ini aku akan pulang tepat waktu." ucap Luise.

Ini adalah salah satu hal yang menjadi favorite Vanya. Melihat suaminya makan dihadapannya dengan lahap, melakukan perbincangan ringan. Bibirnya tidak bisa untuk tidak melengkung layaknya bulan sabit, Vanya rasa baru kemarin ia bertemu dengan Luise dan jatuh cinta.

"Apa kau akan kembali ke Galery?" tanya Luise.

"Iya, aku harus kembali," ujar Vanya sebelum memasukkan makanan kedalam mulutnya. "masih ada pekerjaan yang harus aku kerjakan." lanjutnya kembali ketika telah selesai menguyah makanan dalam mulut.

Luise mengulum senyum seraya mengangguk pelan. Ia kembali memakan makanannya.

Sampai seorang pria mendekat dan menyapa Luise dari arah sampingnya. Luise yang mengenal orang itu pun berdiri, mereka berdua berjabat tangan.

Vanya hanya diam melihat kegiatan saling sapa dua pria dihadapannya saat ini. Hendak melanjutkan makan pun tidak sopan namanya.

"Maaf, apa saya mengganggu acara kalian?" tanya pria itu beralih menatap Vanya yang sudah sejak tadi berdiri mencoba sopan.

"Tidak Mr. Cort, anda tidak menggangu." jawab Luise.

"Ahh benarkah?" tanya pria itu menatap Vanya mencoba memastikan jawaban Luise kepada Vanya.

Tidak ada yang bisa Vanya katakan, dia hanya tersenyum.

"Kalau begitu bisa saya duduk disini. Saya akan membicarakan proyek kerja dengan anda." ujar Mr. Cort kembali fokus dengan Luise.

"Iya, silahkan Mr. Cort." Luise menggerakkan sebelah tangannya mempersilahkan pria paruh baya itu duduk.

Mereka bertiga duduk mengelilingi meja bundar itu.

Vanya menatap 2 pasang mata yang terlihat fokus satu sama lain, sibuk dengan pekerjaan. Dilihatnya jam tangan yang melingkar di tangan kirinya.

Ada rasa tak suka yang dirasakan Vanya saat melihat kesibukan Luise, seperti sekarang ini. Luise tidak melihat waktu jika itu tentang pekerjaan. Sangat kompeten, genius dan tekun itulah dirinya.

Seharusnya Vanya sudah terbiasa, tapi nyatanya rasa kesal itu selalu datang dikala Luise tak menghiraukannya ketika ada hal seperti pekerjaan dihadapannya.

LUV YOU, BE LOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang