2

11 0 0
                                    

"Pagi sahabat-sahabatku!" suara lantang nan ceria itu membuat ketegangan diantara Luise dan Vanya perlahan menurun.

Bryan mendekati meja makan dan duduk disamping Luise. Ditaruhnya sebuket bunga dan parsel buah diatas meja makan.

"Ini untukmu, perayaan hari pertama." ujar Bryan sumringah menyerahkan hadiahnya kepada Vanya.

Melihat antusiasnya Bryan, Vanya tidak bisa untuk tidak tersenyum. Meskipun senyum kecil ia berikan untuk menyambut Bryan.

Vanya berdiri dari duduknya agar memudahkannya mengambil hadiah pemberian Bryan yang lumayan jauh diseberang.

"Terima kasih Ryan"

Dihirupnya bunga Lili yang memang merupakan bunga kesukaan nya.

"Wah makanan hari ini beragam juga ya." celetuk Bryan seraya menatap seisi meja makan.

"Apa yang kau lakukan pagi-pagi dirumahku?" pertanyaan itu keluar dari mulut Luise.

"Tidak boleh? Aku datang untuk memberikan hadiah kecil untuk Nyanya. Ini hari pertamanya bermalas-malasan." ujar Bryan menatap Vanya yang sedang memakan sarapannya. Dengan kekehan mengejeknya itu.

Vanya menatap kesal kearah Bryan tapi tidak menanggapinya.

"Sore nanti aku renggang, bagaimana kalau kita bersenang-senang?" tanya Bryan. Bagi beberapa orang itu memang sedikit tidak pantas, namun hal itu biasa bagi mereka. Bryan memang sering mengajak makan siang, sekedar keluar untuk jalan-jalan atau beberapa kali menghadiri acara amal. Itu tidak terlalu dipikirkan oleh Luise karena ia percaya lebih baik seperti itu, dibandingkan Vanya keluar sendirian.

Vanya menatap Bryan, ia tampak menimbang-nimbang.

"Oke. Aku juga ingin belanja bahan-bahan masakan. Lemari pendingin sudah hampir kosong." ujar Vanya.

"Hei tunggu dulu, aku tak mengerti." ujar Luise kebingungan. Ia merasa bingung dengan ucapan Bryan yang mengatakan hari pertama dan juga jawaban Vanya. Setahunya sore hari Vanya masih bekerja.

"Apa yang kau tidak mengerti? Kenapa telur bisa menjadi anak ayam atau kenapa sapi tenggelam tak terlihat?" ujar Bryan dengan nada khasnya. Nada mengejek.

Tapi itu sukses membuat Vanya tertawa terbahak-bahak.

Luise melihat Vanya yang tertawa, menertawakan kekonyolannya atau kekonyolan Bryan.

"Kau! Hahahaha" Vanya hendak menegur namun ia saja masih tertawa.



"Sudah-sudah. Ayo sarapan." ujar Vanya menghentikan tawanya.

Bryan mengangguk dan mulai memakan makanannya.

Hening sesaat

"Aku serius" ujar Luise lagi yang langsung mendapat tatapan dari 2 orang didekatnya.

Tersadar Luise menatap Vanya yang sedikit berbeda karena ia tidak memakai pakaian formal atau pakaian elegan yang ia pakai untuk bekerja. Saat ini ia hanya memakai pakaian sederhana.

Bryan menghela napas.

"Apa?"

"Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa kau datang dan kenapa kau tidak berpenampilan seperti biasa?" tanya Luise yang menatap Bryan dan Vanya bergantian.

Bryan menggelengkan kepalanya menatap Luise. Ia beralih menatap Vanya.

"Kau tidak memberitahunya?" ujar Bryan.

Vanya tersenyum tipis menanggapi Bryan.

"Aku berhenti bekerja dan memilih diam dirumah." perkataan Vanya sukses membuat Luise melotot tak percaya dengan itu.

LUV YOU, BE LOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang