Perjanjian.

14 5 0
                                    

Beberapa hari setelah kejadian di kantin, Fina selalu was was jika bertemu dengan Arlan. Dia khawatir bila Arlan akan berbuat hal hal aneh, atau bahkan memberi tahukan tentang dirinya yang diam diam selalu menguntit Adi.

Fina berjalan di koridor kelas dengan mengarahkan pandangannya, mencari keberadaan Arlan.

Setelah berpikir, Fina menyadari untuk apa dia harus was was bila bertemu dengan Arlan, toh dia bisa menyuruh Arlan agar tutup mulut, dan tidak memberi tahukan hal itu kepada orang lain.

Bel istirahat berbunyi beberapa menit yang lalu, Fina langsung keluar kelas setelah guru yang mengajar di kelasnya keluar. Dan sekarang dia masih berjalan mencari Arlan di koridor.

Saat Fina berjalan di koridor sekitar kelas X IPS, Fina melihat tiga orang cowok sedang berjalan di depannya. Mereka bertiga terlihat sedang berbincang asik, entah mereka sadar atau tidak, mereka bertiga itu menghalangi jalan untuk siswa dan siswi lain lewat.

Fina melangkah dengan cepat, sampai dia bisa menyusul langkah ketiga cowok itu. Fina berada di belakang mereka sekarang.

"Permisi, gua mau lewat" Ucap Fina, lalu ketiga cowok itu, berbalik badan untuk melihat siapa yang sedang bicara di belakang mereka.

Fina membulatkan matanya saat melihat diantara ketiga cowok itu adalah, Arlan.

"Kalo kita ga mau kenapa?" Balas seseorang diantara mereka yang Fina tidak ketahui namanya siapa, tetapi Fina tau dia juga kelas sepuluh, sepertinya.

"Gua mau ngomong sama lo" Lalu Fina menarik tangan Arlan.

"Eh, eh, main tarik tarik aja lo, lo pikir gua sapi apa?" Oceh Arlan, tidak terima.

Fina enggan menghiraukan ocehan Arlan, dan terus menariknya untuk menuju tempat yang agak sepi.

"Dih, ngajak ke temoat sepi" Arlan tersenyum miring, sambil melihat sekelilingnya yang memang sepi.

"Diam lo. Gua ngajak lo kesini, buat nyuruh lo ga ngomong apapun ke orang orang tentang gue yang sering nguntit Kak Adi, apalagi sampe lo ngomong ke orangnya langsung" Jelas Fina.

"Lo siapa? nyuruh nyuruh gue?" Tanya Arlan, sambil mengangkat sebelah alisnya.

Belagu banget nih kadal. Kesal Fina.

"Pokoknya lo harus turutin kata kata gue, kalo nggak.."

"Kalo nggak apa?" Arlan memotong ucapan Fina, "Oh ya, kayaknya lo gak tau, kalo gue punya kakak yang temenan sama kak Adi lo itu" Lanjut Arlan.

Fina terkejut dengan penuturan Arlan barusan, Lalu dia langsung mencari ide agar Arlan tidak memberitahukan hal itu.

Fina menjentikan jarinya, mendapat suatu ide.

"Gue bakalan nurutin perkataan lo, asalkan lo tutup mulut." Fina menatap Arlan, "Gimana?" lanjutnya.

"Apapun?" tanya Arlan.

"Ya. Apapun!" Balas Fina cepat.

Lalu Arlan mejabatkan tangannya dengan tangan Fina.

"Deal!" Ucap mereka bersamaan.

~~•Δ•~~

Fina terus mendesis kesal mendengar handphonenya yang terus berbunyi sedari tadi.

Fina membuka tasnya lalu berniat mengubah mode pada hpnya menjadi hening, lalu dia melihat sebuah pesan yang masuk.

Ar

Ini gue, Arlan.

Pulang sekolah, gue tunggu lo di deoang gerbang, jangan kabur, ingat perjanjian kita.

Setelah membaca pesan itu, Fina langsung memasukan kembali hpnya ke dalam tas, dia tidak membalas pesan itu.

Setelah beberapa jam mengajar di kelas X IPA 2, akhirnya bu Ladsmi keluar dari kelas itu.

Fina membereskan peralatan belajarnya dari atas meja, lalu memasukannya ke dalam tas.

"Lo pulang bareng gue, Fin?" tanya Nur yang memang duduk di sebelah Fina.

"Eh, nggak Nur. Besok aja ya?" Lalu Fina berdiri, berlari dengan pelan keluar dari kelas.

Fina mengambil Hpnya dari dalam tas, lalu embuka ruang percakapan antara dia dan Arlan.

Ar

P

Piu

Pou

Woii

Apasih.

Lo gak lupa kan?

Tunggu bel pulang bunyi, gue kesitu.

Setelah mengirimkan pesan itu, Fina memasukan hpnya kembali ke dalam tas.

Bel pulang berbunyi, Fina berjalan kearah gerbang, dimana disana sudah ada Arlan dengan motornya yang terparkir.

Fina memasang muka jengkel saat Arlan tersenyum kearahnya.

Menurut siswi siswi lain, senyum Arlan sangatlah manis, tetapi menurut Fina, senyumnya seperti kopi, sangat pahit.

Arlan memberikan helm pada Fina, lalu Fina mengambilnya.

Saat Fina akan naik ke motor Arlan, matanya melihat seseorang yang hari itu menemuinya.

Gak berubah ternyata. Ucap Fina pelan. Fina melihat seniornya, Rama. Yang beberapa tahun lalu sangat dekat dengannya.

Rama sedang berbicara dengan seorang  cewek yang Fina tau adalah kelas XII juga.

"Woii" Fina kaget dengan tangan Arlan yang sudah berada di depan wajahnya, menyadarkannya dari lamunan.

Fina menatap Arlan kesal, Lalu naik ke atas motor cowok itu.

Arlan melajukan motornya dengan kecepatan rata rata.

Di tengan perjalanan, Arlan melihat Fina dari kaca spion. Fina terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Lo kenapa?" Tanya Arlan.

"Hah? suara lo gak jelas" balas Fina dengan sedikit berteriak.

Arlan memberhentikan motornya di pinggir jalan, Lalu membuka helmnya.

"Gue tanya lo kenapa?" Tanya Arlan lagi.

"Oh. Gapapa, gue kenapa emang?" Tanya Fina balik.

"Muka lo kek belum bayar utang, tau gak?" Lalu Arlan menahan tawanya, dan hal itu dilihat oleh Fina.

"Ngaco!" Fina memukul punggung Arlan. "Lo jadi antar gue pulang ga sih?" Lanjutnya.

"Hehe, iya iya" Lalu Arlan melanjutkan perjalanan menuju rumah Fina.

~~•Δ•~~

Silahkan komen buat ngasih kritik dan saran.

Jangan Lupa Follow yaa teman.Klik bintang di pojok kiri juga wkwk.

Follow ig @ftri.rk





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BAPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang