ID1. Our Promise

437 11 0
                                    

Malam itu, di sebuah tempat di pinggir kota, terlihat dua sosok sedang duduk sambil minum bir dan mengobrol. Ini sudah menjadi kegiatan rutin mereka setiap Jumat sampai subuh.
Frank dan Drake sudah menjadi sahabat sejak SMA sampai sekarang mereka kuliah. Berawal dari Drake yang menyapa Frank ketika mereka satu kelompok di masa orientasi. Mereka tidak menyangka akan sedekat ini, bahkan kadang orang-orang dan keluarga mereka suka ngegodain mereka. Tapi mereka tetap dekat dan tidak peduli komentar miring yang bilang kalau mereka pacaran.

"Drake, janji ya, walaupun kita udah punya pacar nanti, kita tetap dekat seperti ini" Frank menyodorkan kelingkingnya dan tersenyum menatap Drake.

Drake menyambut kelingking Frank, dikaitkan dengan kelingkingnya.

"Aku janji, kamu orang yang paling penting buat aku, punya pacar bukan berarti kita bakal berhenti jadi teman" Kata Drake.

"That's my Drake" Frank tertawa dan merangkul pundak Drake.

Dan itu adalah terakhir kali mereka pergi ke tempat favorit mereka, berdua.

*
Frank sudah tidak pernah ada di sekitar Drake semenjak Frank punya pacar. Frank sudah tidak punya waktu untuk sekedar duduk menikmati bintang setiap jumat. Drake tidak tahu harus senang atau sedih, perasaannya campur aduk, yang paling jelas adalah dia merasa sangat kehilangan Frank. Hari ini Drake duduk di kantin kampus sendirian, ia berusaha menyibukkan diri dengan buku yang dibawanya. Handphonenya berdering, sedikit berharap melihat nama itu, tapi nama yang tertera adalah Khaotung.

"Hey, kamu di mana? Kamu skip hampir semua mata kuliah hari ini" tanya Khaotung tanpa babibu saat teleponnya diangkat.

"Aku nggak mood belajar, aku di kantin" dan telepon ditutup.

Nggak sopan amat anak sebiji ini!

Khaotung muncul di kantin dalam hitungan menit dan duduk di depan Drake.

"Kamu skip nggak cuma hari ini, bro, hampir tiap hari, kenapa?"

Drake hanya diam dan menunduk.

"Frank?"

Drake mendongakkan kepala, menatap Khaotung sejenak dan mengangguk pelan.

"Ini sudah 3 minggu, mau sampai kapan begini terus? Kamu pikir aku nggak tahu?"

Drake tetap diam dan menghela nafas.

"Aku juga kehilangan teman, tapi aku nggak mengabaikan kuliah ya" kata Khaotung sinis.

"AJ – JJ?"

Khaotung menaikkan alisnya mengiyakan pertanyaan Drake. Khaotung, AJ dan JJ juga selalu bersama. Tapi karena AJ-JJ sudah menemukan pasangan yang kembar pula, mereka langsung pacaran sepaket. Meninggalkan Khaotung sendirian luntang lantung.

"Drake, do you feel lonely all of sudden?"

"Absolutely yes, but I don't know exactly what i feel"

"Atau kamu jangan-jangan fall in love with Frank?"

Mata Drake membulat. Ia tetap diam, tidak mengiyakan ataupun menjawab tidak. Tapi ekspresinya sudah memberi jawaban yang jelas bagi Khaotung.

*
Jumat ketiga tanpa Frank, Drake pergi sendirian ke semua tempat yang biasa dia datangi bersama Frank. Mulai dari bioskop sampai ke tempat spesial mereka berdua di pinggir kota. Entah sudah yang keberapa kalinya, Drake menghela nafas. Dadanya terasa berat selama 3 minggu ini, Drake berusaha mengenali apa yang ada di hatinya. Drake menggelengkan kepalanya keras-keras.

Aku nggak seharusnya seperti ini, aku sayang dia seperti saudaraku sendiri? Hanya itu? Kenapa rasanya berbeda? Kalaupun berbeda apa ini normal? Aku harusnya ikut senang karena dia punya pacar sekarang.

Beyond Reality and ImaginationWhere stories live. Discover now