4: Awas Ada Samuel

265 47 8
                                    

Jangan lupa vote dan komen sebagai bentuk dukunganmu untuk cerita ini. Terima kasih!💜

==!==








Kembali dari ruang guru, Taehyun menuju kantin dengan Aeri di sampingnya. Katanya, saat dipanggil gadis itu sedang memesan makan siang dengan temannya. Dan untuk kesekian kalinya Taehyun merutuki betapa menyebalkannya adik dari Mamanya itu. Kalau sebatas kenalan seperti ini 'kan bisa saat pulang sekolah. Heran punya paman seperti Om Seokjin.

"Kak."

Taehyun menoleh sebatas mengangkat alisnya. Nggak, Taehyun gak dingin kok. Hanya saja sedang dalam mood sedikit buruk.

"Ada program belajar bareng apa gimana nanti?" tanya Aeri.

Benar juga, Taehyun belum sempat memikirkan hal tersebut. Hening terjadi sampai mereka tiba di ujung penghubung koridor kelas dengan kantin. Matanya mengelilingi kantin, mencari keberadaan tiga sahabatnya.

"Nanti gue kasih soal yang ada pembahasannya. Besok pulang sekolah kita ketemu di perpus buat bahas kalau ada yang bingung. Gimana?"

Gadis mungil itu berpikir sejenak lalu mengangguk kecil. Taehyun menyodorkan hapenya membuat Aeri memiringkan kepalanya tanda tak mengerti dengan mengerjap polos.

"Id lo."

Aeri mengangguk sambil berseru 'ah' tanda mengerti membuat Taehyun kembali mengingat setiap gerak-geriknya.

Kenapa dia kaya lemot gini anaknya?

Taehyun menepis segala pikiran buruknya, tidak boleh berprasangka buruk kepada orang lain kata Papa Hari. Aeri mengembalikan hapenya bersamaan saat Taehyun masih mencari keberadaan teman-temannya.



"Gue panggil lo Aerin boleh gak?"

Pertanyaan random itu mendadak keluar dari mulut Taehyun membuat Aeri menundukkan kepalanya, merasa aneh. Jantungnya berdebar tidak seperti biasanya dan kedua pipinya terasa panas.

Merasa tidak ada jawaban, Taehyun menoleh dan gadis itu masih menunduk. Taehyun menepuk bahunya pelan, cukup mengejutkan sang empu yang menatapnya tajam karena terkejut.

"Salah ya gue?"

Aeri segera menggelengkan kepalanya bertubi-tubi membuat Taehyun semakin panik di tempat. Menghentikan pergerakan kepala gadis itu dengan menangkup kedua sisi kepalanya membuat debaran yang dirasakan Aeri semakin terasa.

"Lo gak enak badan? Kok keringetan—" Seseorang datang dari arah belakang Aeri dan menabrak gadis itu hingga mau tidak mau Taehyun harus menahan, terlihat seperti sebuah pelukan dari samping. Sementara si penabrak yang malah terjatuh bersamaan dengan umpatan yang keluar dari mulutnya.



"Sialan! Tolong manusia bernama Samuel kelas 12 IPA 1 harap segera musnah dari muka bumi sekarang juga!!"

Tak lama si pemilik nama muncul dari arah datangnya si gadis penabrak itu yang sekarang terbahak. Masih tidak fokus dengan keberadaan Taehyun yang menatapnya tajam.

"Ini kecoa mainan, Tari. Gitu aja udah kaya ada gempa bumi lo hebohnya." ledek Samuel masih dengan tawa menyebalkannya.

Sebentar. Samuel menyadari ada sesuatu yang aneh. Melihat gadis bernama Tari itu terduduk di depan jalan masuk menuju kantin, tidak mungkin gadis itu terjatuh sendiri. Pandangannya mulai menaik dan seketika bola matanya membelalak tak percaya.



"Taehyun? Sobat gue? Sejak kapan lo berani peluk-peluk cewek? Mana masih di sekolah lagi?" Cowok berambut ikal itu memekik heboh sambil mengeluarkan hapenya. "Gak bisa ini, kudu diabadikan dan lapor kepada Tante Mira, pasti langsung syukuran tujuh hari tujuh malem!"

BABRAGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang