7: Balada Hati Jisung

202 45 14
                                    

Jangan lupa vote dan komen sebagai bentuk dukunganmu untuk cerita ini. Terima kasih!💜

==!==








Taehyun memperhatikan sebuah mobil yang mengurangi kecepatannya dan berhenti tepat di hadapan mereka. Kaca mobil itu turun dan memperlihatkan seorang pemuda berambut biru gelap yang Taehyun perkirakan umurnya tiga tahun di atasnya.

"Katanya belajar di perpustakaan sekolah, taunya nyasar di rumah pacar."

Taehyun terkejut, apalagi gadis berpipi chubby di sampingnya.

"Kakak ngaco banget deh ngomongnya!" Aeri menatap tajam seseorang yang dipanggilnya 'kakak' itu.



Pemuda berambut biru itu turun dari mobil sambil memperhatikan Taehyun sekilas. Dia mengulurkan tangan kanannya dan berucap, "Gue Yeonjun. Kakaknya Aeri."

Taehyun membalas jabatan tangan tersebut sambil menyebutkan namanya. Dalam hati sedikit merasa bingung kenapa mereka harus berkenalan, padahal mungkin ini pertemuan pertama dan terakhir mereka.

"Ya, sorry gue bilang pacar. Soalnya baru kali ini lihat adek polos gue barengan sama cowok, apalagi kakak kelas sendiri," kata Yeonjun menjelaskan maksudnya.

Dan dengan teganya Aeri menendang tulang kaki kakaknya tersebut lalu menghadap Taehyun. Mengabaikan pemuda itu yang mengeluh nyeri.



"Kak, aku pamit pulang dulu, ya. Terima kasih hari ini belajarnya, nanti di rumah aku pelajarin lagi kok."

Taehyun hanya mengangguk kecil dan gadis itu memutari mobil sang kakak untuk masuk ke kursi penumpang depan yang berada di arah berlawanan.

"Ke orang lain aja manisnya minta ampun, ke gue pahit bener. Dasar bocah!" gerutu Yeonjun setelah nyeri di tulang keringnya mendingan. "Gue pamit, thanks udah mau direpotin bocah satu itu."



"Kakak!!"

"Berisik banget sih, Ara!"

Taehyun terkekeh melihat perdebatan keduanya. Pemuda berambut biru itu segera masuk mobilnya kembali dan pergi dari rumah berpagar hitam tinggi itu. Tiba-tiba pikirannya terusik dengan panggilan Yeonjun tadi.

Ara?

Taehyun mengangkat bahunya tidak peduli, menutup pagar rumahnya dengan rapat sebelum kembali masuk. Kata Mama Mira, Papa Hari sedang pergi ke luar kota untuk melihat perkembangan restoran mereka di sana. Jadi, mereka hanya berdua sekarang.



"Udah dijemput Aerinya?"

Suara Mama Mira dari ruang keluarga membuatnya menoleh. Wanita paruh baya itu merapikan buku-buku yang Taehyun gunakan untuk belajar tadi. Buru-buru Taehyun menghampirinya dan memgambil alih pekerjaan yang ada.

"Udah, Mah. Ini biar Taehyun, Mama istirahat aja. Pasti capek seharian di restoran." kata Taehyun dengan penuh perhatian seperti biasa membuat Mama Mira tersenyum dan selalu bersyukur.

Mama Mira mengusap rambut anaknya pelan. "Kalau gitu Mama ke kamar dulu mau lihat hasil laporan yang masuk. Kamu jangan lupa mandi terus istirahat dulu, baru sambung belajar, oke?"

Taehyun mengangguk dan kembali mengambil barang-barangnya untuk dibawa ke kamar. Mama Mira menggeleng kecil sebelum melenggang menuju dapur. Mengambil tabnya yang tertinggal di sana saat mereka makan bersama tadi dengan Aeri juga.

Sambil mengisi waktu istirahatnya, Taehyun membuka hapenya. Notifikasi dari grupnya memenuhi layar. Setahu Taehyun untuk besok tidak ada pekerjaan rumah. Pasti lagi sesi curhat kalau sudah ramai begini.





BABRAGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang