Tatapan tajam Bagas mulai membuat hapeku terus bergetar, dan ternyata panggilan itu tidak lain dari ..
"Mila Ndut memanggil" (sebutan nama untuk adik sepupuku di handponeku)
Hufffft... (menghela nafas)
' Mengangkat ' "Hallo ndut kenapa?", tanyaku kepada adik sepupuku.
"Gapapa kok kak, ohiya nanti aku kesitu yah?", ucap adik sepupuku.
"Loh ngapain?", tanyaku heran.
"Nanti adikku mau potong rambut kak, jadi nanti sekalian ketemu gapapa yah? lagian kan lagi ada kak Bagas juga kan? mau lihat gimana aslinya kaka iparku itu hehehe", ucapnya ledek.
Melihat ke arah Bagas, dan Bagas membalas tatapan ku.
"Ohyauda nanti sore aja ketemunya ya, kak Bagas sekarang mau istirahat dulu", ucapku.
"Okedeh siap kak, sudah dulu ya kak, assalammualaikum", langsung mematikan telepon.
"Siapa yang?", tanya Bagas.
"Itu.. si Mila adik sepupuku, katanya nanti mau kemari jadi dia tuh minta ketemu sambil lihat kamu gitu", ucapku.
"Ohh.. jadi ceritanya aku punya fans gitu yaa , waw pantes aku kan ganteng", ucap Bagas sembari memegang rambutnya.
"Anak siapa sih PD banget", ucapku jutek.
"Yeay... bilang aja pacar kamu ini ganteng kenapa sih yang?", ucap Bagas.
"Iyaya deh, pacarku memang ganteng, kalo engga ganteng gimana aku mau sama kamu", ucapku sembari mendorong dia masuk kamar.
"huffffft..melelahkan banget", ucapku sembari rebahan di ruang tamu.
Sore harinya .
Kring...kring..... ( bunyi telepon hapeku)
Mila Ndut memanggil....
Mengangkat.
"Hallo.. apa dek?", tanyaku sembari mengusap mataku yang sedang asyik rebahan.
"Kak... dimana?", tanya Mila.
"Lagi di rumah nih, lagi tiduran kaka, kenapa sih? ganggu aja", ucapku.
"Yasudah ini aku lagi berangkat ke sana ya kak", ucap Mila.
"Iyiya deh terserah", mematikan telepon dan lanjut tidur.
Tiba-tiba Bagas mengagetkanku.
"Sayang.. bangun, solat azhar dulu yuk", ajak Bagas.
"Ehh... memangnya uda jam berapa?", tanyaku tanpa sadar.
"Sudah jam 4 lewat sayang", ucap Bagas.
Tiba-tiba aku terbangun karena kaget dan "Yaampun kok sudah jam 4 aja sih, aku kira masih jam 2 yang hehehe", ucapku sembari bangun.
"Yasudah mandi gih, itu kaka juga lagi masak buat buka puasa kita nanti", ucap Bagas dengan lembut.
"Iyaiya sayang, aku mandi dulu yah", ucapku.
Melihat situasi seperti saat ini aku seperti memiliki seorang suami yang begitu penyayang, yang lembut dan membangunkan aku untuk solat dan juga bebenah, sungguh yang ku impikan selama ini.
Aku mulai mandi sembari senyum-senyum sendiri sembari membayangkan bagaimana rasanya jika Bagas adalah suamiku.
Setelah selesai mandi dan sudah mengenakan pakaianku, aku langsung menggunakan mukenah ku. Ku lihat Bagas sudah duduk di ruang tamu dengan memakai sarung, baju koko dan pecinya. Terlihat begitu adem saat memandanginya, tetapi aku tak boleh berlarut dalam tatapan ini.
"Sayang, kamu kenapa? sudah solatnya?", tanya Bagas.
"Nih mau solat, aku solat dulu yah", ucapku.
Beberapa menit kemudian.
"Sayang sini..", seru Bagas.
"Kenapa sayang?", tanyaku.
"Gapapa sayang, aku kepingin jalan-jalan keliling Kota Lhokseumawe nih, temenin aku yah!", ajak Bagas.
"Yasudah bentar yah, aku siap-siap dulu", ucapku.
Setelah selesai siap-siap kami mulai berangkat untuk keliling Kota Lhokseumawe.
"Dek, mau kemana?", tanya kakaku.
"Mau jalan-jalan kak, ni Bagas minta keliling kota", ucapku.
"Iyah kak, mau lihat kondisi kota di Aceh itu gimana heheh", ucap Bagas.
"Yasudah oke deh, hati-hati ya ", ucap kakaku.
Diperjalanan tiba-tiba ada seseorang yang memanggilku ..
"Nilaaaaa....", terdengar seseorang sedang memanggilku.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi Imut Danruku
RomanceMenjalin hubungan dengan seorang prajurit negara itu tentu tak mudah, terlebih lagi harus siap untuk ditinggalkan tugas, tak diberi kabar dalam kurun waktu yang tak jelas sampai kapan, bahkan tak ayal ia sering tiba-tiba membatalkan janji yang telah...