1

188 7 46
                                    

Bismillahirrahmanirrahim...
Mau buat cerita yang berbeda dengan yang lainnya 😄

Zaidan Al Ghifari seorang lelaki sholeh dengan hafalan Al-Qur'an nya di dada. Menyandang julukan hafidz dan anak dari seorang kyai. Tapi bukan berarti Zaidan tak pernah kesal dengan orang. Contohnya dengan Hanifah Hafidzah, seorang cewek yang sedang menjalani aktivitas disebuah pesantren untuk menghafal Al-Qur'an. Pemilik Pesantren tersebut lah ayah dari Zaidan. Tiap hari mereka bertemu, karena Zaidan juga termasuk salah satu pengajar di pesantren tersebut. Zaidan mengajar dikelas laki - laki. Karena rumah nya disekitar pondok Hanifah, mau tak mau mereka harus selalu bertemu.

Seperti hari ini, keduanya berpapasan. Hanifah memandang sinis ke arah Zaidan. Sedangkan Zaidan jalan dengan cueknya.

"Zaidan! Hanifah rindu!" Teriak Asma, sahabat Hanifah.

"Asma! Kamu apa - apaan sih? Kalo didengar kyai bisa tamat kita!" Kata Hanifah kesal.

"Kamu biasa aja dong liat dia nya, jangan sinis - sinis amat nanti suka loh!" Ledek Asma.

"Astagfirullah! Amit - amit jangan sampe ya Allah!"

"Hust! Ga boleh gitu! Dia kan Sholeh, hafidz lagi, pas lah sama kamu yang sebentar lagi selesai hafalan nya..."

"Tapi, dia bukan tipe aku tau!"

"Loh? Apalagi coba yang kurang dari dia?" Tanya Asma.

"Hmm... Kurang waras!"

"Heh! Ga boleh gitu! Anak kyai itu!"

"Ya Allah, maafkan Hanifah ya Allah! Hanifah ga bermaksud ejek orang!"

"Ya udah ayo kita masjid, nanti di tunggu sama ustadzah!" Ajak Asma.

Asma dan Hanifah pun berjalan menuju ke masjid.

Mereka ingin menyetor hafalan nya.

-Skip-

"Assalamualaikum... Maaf ustadzah, kita telat..." Ucap Hanifah.

"Waalaikumussalam... Dari mana saja kalian? Ya udah ayo, tinggal kalian yang belum setor hafalan..."

"Hah? Sebentar ustadzah, saya mau lancarkan sekali lagi!" Ucap Asma.

"Hanifah, ayo kamu duluan!"

"Iya ustadzah!" Hanifah pun menyetorkan hafalan nya.

Setelah Hanifah berhasil menyelesaikan hafalan nya, Asma akhirnya maju juga.

"Bismillahirrahmanirrahim..."

Asma pun telah selesai, hafalan pun diakhiri. Mereka pun segera kembali ke kelas selanjutnya.

"Asma! Setelah ini pelajaran nya siapa ya?"

"Hmm... Ust. Zaidan 😆"

"Ish! Dia kan ngajar Ikhwan bukan kita!"

"Ciee... Hanifah ngarep ya?"

"Apaan sih! Engga lah... Mana ada?"

"Hahaha..."

"Asma! Udah deh diem ih!" Hanifah kesal.

"Iya iya... Ya udah ayo kita ke kelas, nanti telat lagi!"

Hanifah dan Asma pun menuju ke kelas.

Sesampainya di kelas, kelas masih ribut.

"Hust... Hey! Kata nya ustadz Ibrahim ga ada, di ganti sama ustadz Zaidan!" Teriak ketua kelas, Anjani.

"Hanifah! Beneran ustadz Zaidan wkwk..."

Hanifah hanya cemberut.

"Assalamualaikum!" Akhirnya sang ustadz datang juga.

"Waalaikumussalam!"

"Hari ini, saya yang menggantikan ustadz Ibrahim karena beliau sedang berada di luar, baik bisa kita mulai? Silahkan disiapkan, siapa yang mau?"

"Hanifah ustadz!" Teriak Asma.

"Eh? Asma! Apaan engga - engga!" Tolak Hanifah.

"Ya silahkan disiapkan!"

"Ketua kelas aja ustadz, biasa nya juga gitu kok!" Jawab Hanifah.

"Kamu saja, silahkan!"

"Ciee... Ustadz nya maunya kamu tuh Hanifah!" Bisik Asma.

Hanifah pun mencubit tangan Asma.

"Aw! Sakit Hanifah!"

"Kenapa? Ayo di siapkan!"

Mau tak mau Hanifah pun menyiapkan kelas.

Kelas pun berjalan dengan baik.

***

Oke, ini adalah perdana story' di akun yang ini! Sedangkan akun yang pertama, belum bisa kembali huhu... Untuk sementara pake akun yang ini dulu! Bukan fanfiction kok! Vomentnya ya 🤗

Nida

ZAIDAN & HANIFAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang