Hai, apa kabar?
Gimana nih kabarnya selama masa pandemi?
Oh iya, aku mau menekan kalau karakter Jungkook dan cerita ini TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN BTS DAN JEON JUNGKOOK BTS. Ini murni, dari imajinasi dan pemikiran aku sendiri. Jadi kalau kalian tidak suka maka silahkan cari bacaan yang lain tanpa meninggalkan jejak yang buruk. Silahkan mengkritik tanpa menghujat. Gunakanlah bahasa yang baik.
Maaf ya buat kalian menuggu lama, hehehe. Doain ya semoga setiap minggu bisa update. Semoga kalian gak bosan ya nungguin cerita ini ya.
Vote dan coment nya jangan lupa ya♥️ tapi kalau gak mau gak papa
Aku gak maksa.Ya udah langsung aja
Happy Reading!
Yang ada dalam bayangan Jungkook, wanita bernama Hanin itu sudah pergi, tidak menunjukkan wajahnya lagi yang bisa membuat orang naik darah walaupun dia hanya diam saja. Tapi kenyataan, sungguh menyedihkan. Wanita itu masih di sana, masih duduk dengan santai di atas sofa mahal miliknya, ralat--- sofa ibunya. Pemuda itu mendecakkan lidahnya kemudian menuruni anak tangga dengan kaos oblong berwarna putih dan celana boxer berwarna hitam.
"Jalan keluar sebelah sini, Noona..."
Hanin yang tadinya sibuk melamun mengerjapkan matanya sebagai reaksi refleks ketika terkejut. Hanin, mengangkat kepalanya, menatap pemuda yang juga tengah menatapnya dengan tatapan yang memuat Hanin ingin mencongkel kedua bola mata bulat pemuda bermarga Jeon itu, bisa-bisanya pemuda itu menjatuhkan tatapan seperti itu padanya.
"Lalu?"
Satu kata itu mampu membuat dada Jungkook panas. Wanita ini benar-benar menyebalkan. "Lalu pergilah dari sini! Tidak ada yang mengharapkan kehadiranmu!"
Sebenernya Hanin juga ingin pergi, tadinya ia ingin meminta Jungkook untuk menelepon ibunya, untuk memberitahu bahwa ia tidak bisa bekerja di sini. Apalagi menjadi baby sister seorang pemuda yang bahkan badannya tiga kali lipat lebih besar dari tubuhnya, mana tidak tau sopan satun lagi!
Tanpa diusir pun, dia akan pergi dari sini. Tapi dia harus pamit dan meminta izin dulu kepada nyonya Jeon. Dan sekarang Hanin berubah pikiran ia harus memberikan pelajaran pada pemuda ini.
"Kalau aku tidak mau? Kau bisa melakukan apa?" Tantang Hanin, wanita itu menatap Jungkook remeh.
"Jadi kau ingin keluar dengan jalur paksaan daripada jalur mandiri?" Tantang Jungkook balik. Jungkook heran kenapa wanita ini suka sekali memancing keributan padahal ini adalah pertama kalinya mereka bertemu. Bagiamana bisa ibunya memperkerjakan orang seperti ini? Oh, iya. Dia lupa kalau ibunya juga menyebalkan. Sama seperti gadis ini.
"Paksa saja kalau bisa," ucap Hanin tidak peduli. Dia tidak akan termakan oleh ancaman tidak berbobot semacam itu.
Jungkook menghela napasnya, mencoba untuk mencari stok kesabaran yang tersisa di dalam dirinya. Jungkook mengacak rambutnya geram, kalau seandainya yang ia hadapi adalah laki-laki mungkin bukanlah suatu hal yang sulit tapi ini seorang gadis. Walaupun Hanin kelewat menjengkelkan tapi bagaimana pun juga dia tidak bisa bersikap kasar.
Sial.
Hanin tersenyum penuh kemenangan ketika melihat Jungkook frustasi untuk mengusirnya apalagi ketika pemuda itu memilih untuk beranjak dari sana. Hal itu menunjukkan jika kemenangan ada di tangannya....
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Sister
FanficHai sorry aku ngilangnya lama banget hahahaha, akun ini dan cerita ini akan kembali aktif. "Noona! Kaos kaki kookie mana?" "Noona! Aku tidak mau susu coklat, aku mau susu pisang!" "Noona! Apa Noona melihat celana dalam Kookie yang gambar iron man...