Hari minggunya, seperti yang sudah kami rencanakan, kami mengadakan pertandingan bisbol di lapangan Akademi Hoshinoumi. Baik tim kami maupun tim lawan, semuanya membungkukkan badan mengucapkan "Mari bermain secara sportif!". Setelah membubarkan diri, kami menjalankan tugas yang sudah dibagi oleh Tomori, sedangkan Kurobane menyemangati tim kami dengan senyum polosnya.
Di pihak lawan, Arifumi sedang berbincang-bincang dengan sahabatnya. "Tim lawan kita ada anggota ceweknya, ya? Mereka tidak akan mungkin bisa memukul lemparanmu." kata sahabatnya.
Arifumi membenarkan posisi topinya lantas menatap lurus ke depan. "Demi ke depannya nanti, Takato."
Lelaki yang dipanggil Takato itu tampak tidak mengerti maksud perkataan Arifumi, namun mengiyakan saja ucapannya.
Kembali ke tim kami. Kami membentuk lingkaran kecil nan rapat yang diketuai oleh Tomori. "Kalau kalah nanti akan kupukul pantat kalian satu per satu dengan tongkat bisbol, lho! Ayo yel-yel dulu, semangat!"
"Semangat!!!"
Aku menoleh ke arah Tomori. Dipukul dengan tongkat bisbol ... kuno sekali.
Setelah menyemangati anggota, pertandingan pun dimulai.
"Play ball!"
Pitcher tim kami mulai melempar bola dan berhasil menembus catcher. Setelah itu berganti ke tim lawan silih berganti.
Aku yang berjalan bersama Tomori mendengar sindirannya, "Pemukul tim musuh payah sekali, ya. Memukul bola dari pelempar tim kita saja tidak bisa."
"Begitu, ya." balasku datar.
"Hei!" Pitcher tim kami yang mendengar sindiran Tomori lekas berlari ke arah kami. "Meskipun ini mendadak, aku sudah berusaha keras, tahu! Kenapa kau berkata seperti itu?!"
Tomori dengan wajah datarnya menjawab, "Memang begitu kenyataannya."
Pitcher tim kami langsung melepas sarung tangannya. "Sialan! Aku tidak sudi bermain lagi!"
"Wah, gawat. Lanjutkan permainannya dong." pinta Tomori dengan wajah serta suara yang datar.
"Kalau masih ingin aku bermain, ucapanmu jangan terlalu jujur!"
Tomori menoleh ke arah Kurobane. "Kurobane, tolong, ya."
"Baik!" Kurobane memutar-mutar tangannya di depan dada. "Mantra ajaib! Mantra ajaib! Mantra ajaib agar kamu tidak marah lagi!"
Takajo muncul secara mendadak dan memberi efek cahaya pada Kurobane. "Itu dia!! Seri mantra ajaib Yusarin ke-9 : Mantra Ajaib Pelenyap Amarah!"
"Selesai. Sekarang dia sudah tidak marah lagi!"
Bukannya terlihat tenang, justru pitcher kami terlihat senang. Tomori menghentakkan kakinya. "Jijik, tahu!"
-
-Pertandingan kembali dilanjutkan. Arifumi bersiap-siap melempar bola ke arah catcher tim kami. Berkat kemampuan telekinesisnya, ia berhasil mengecoh tim kami dan mencetak angka berturut-turut.
"Strike! Batter, out!"
Batter tim kami berjalan ke arah kami sambil berkata, "Ternyata benar soal lemparan menukiknya. Kalau begini, mana bisa kita memukul bolanya."
Lelaki di sebelahku menyahut perkataannya. "Lebih baik kena pukul pakai tongkat bisbol, deh."
Tomori yang merekam permainan sedaritadi memutar kembali video tersebut. "Tapi, hebat sekali ya ... lemparan seperti itu bisa ditangkap terus-terusan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Charlotte
FantasyOtosaka Yuu, siswa SMA yang memiliki kekuatan mengambil alih tubuh orang lain selama lima detik. Sayangnya ia menggunakan kekuatan tersebut untuk berbuat curang. Suatu hari, identitasnya terbongkar oleh seorang gadis yang mengaku sebagai Ketua OSIS...