Mulmed : Mas Dean yang tjuaakep😍
_____________________________
Shenina dan Riesta kini berada di kantin. Mereka ingin mengisi perut mereka yang keroncongan juga sambil merefresh otak dengan minuman yang seger-seger.
" Lo dah buat keputusan tentang perjodohan lo itu?" Tanya Riesta sambil mengaduk greentea nya.
Shenina menghela nafas. " Belom Ta. Gue masih bingung. Udah ah, males bahas itu gue." Jawabnya.
" Tapi She. Gue kan kemaren searching tentang si Dean Dean itu. Ternyata ganteng bet anjer. Terima aja lah She. Kalo difikir-fikir ga ada salahnya juga bantuin dia." Riesta mengompori.
Shenina mendelik. " Yeu lo mah, liat yang bening dikit siwer tuh mata!. Yang gue pikirin itu kuliah sama karier gue. Ntar kalo si Dean kagak bolehin gue kerja pas udah married gimana? Ogah gue! Lo kan tau dari kecil gue udah pengen jadi wanita karier." Semprot Shenina.
" Iya juga sih... " Sahut Riesta. " Ah! gini aja She. Lo buat kesepakatan sama Dean sekeluarga juga sama bokap dan nyokap lo. Ya kesepakatan seputar pendidikan dan karier lo. Gimana?" Saran Riesta.
Shenina menimbang-nimbang. Tak ada salahnya mencoba bernegosiasi. Siapa tau mereka menyetujui. " Ntar gue coba. Thanks sarannya" Ujarnya sambil tersenyum.
" Sama-sama. Karena gue dah kasih lo saran. Makanan nya lo bayar sendiri yah. Ga ada traktiran, gue bokek nih." Curhatnya.
Shenina memutar bola matanya malas. " Yeuu dasar. Iye gue bayar sendiri."
" Gitu dong!" Cengir Riesta.
_____•><•_____
Pria tampan dengan setelan jas hitam kini tengah fokus dengan laptop serta beberapa berkas dihadapan nya. Ia sungguh berubah menjadi lelaki yang gila kerja semenjak kematian orang tuanya. Ia juga jadi tak terurus.
Ya dia adalah Dean Alvaro Gibadesta.
Tok tok tok
" Permisi!" Ujar seseorang diluar.
" Ya masuk!" Sahutnya.
Ceklek
Pintu terbuka menampilkan seorang wanita cantik disana. Dia adalah Jennie, sekertaris Dean. Dean menaikkan alisnya seolah bertanya.
" Ada tamu yang ingin bertemu bapak" Ucap Jennie.
" Siapa?" Tanyanya.
" Pak Derrel Mahendra. Dia bilang ingin makan siang dengan bapak jika bapak tidak ada jadwal." Jawab Jennie.
" Jadwal saya?"
" Kosong sampai jam 4 sore Pak. Ada meeting dengan TM Corp."
" Dimana Pak Derrel?"
" Dia menunggu di Lobi Pak."
" Saya turun sebentar lagi."
" Baik Pak. Saya permisi." Pamit Jennie diangguki Dean.
Dean mengemasi berkas-berkasnya. Lalu pergi menemui Derrel di lobi. Saat sampai di lobi ia segera menyapa Derrel.
" Om! Apa kabar?" Sapanya lalu menyalami Derrel.
" Ah Dean. Om baik. Bagaimana kabarmu?" Ucap Derrel sambil tersenyum.
" Ya begini lah om" Jawab Dean seadanya.
" Bagaimana? Kamu mau makan siang dengan om? Om mau bicara sesuatu dengan kamu."
" Bisa om. Bagaimana jika kita makan dicafe dekat sini?" Tawar Dean.
" Boleh." Jawab Derrel.
Mereka berdua keluar kantor lalu pergi menuju cafe yang dimaksud.
Saat sampai dicafe kedua pria ini duduk dan memesan makanan lalu mengobrol santai." Umm apa yang ingin om bicarakan dengan saya?" Tanya Dean to the poin.
" Begini Dean. Om ada rencana ingin menikahkan putri bungsu om dengan kamu. Itupun kalo kamu setuju. Om melakukan ini juga berdasarkan amanat dari om dan tante kamu. Mereka minta tolong karena mereka merasa bersalah karena tidak bisa menemani kamu disini." Jelas Derrel.
" Maksud om, om ingin menjodohkan saya dengan Shenina?"
" Iya Dean. Memangnya putri bungsu om siapa lagi?"
" Ya kirain om sama tante program lagi" Canda Dean.
Keduanya tertawa. Beberapa pengunjung mencuri pandang pada Dean yang terlihat sangat tampan. Pelayan menghampiri meja keduanya dengan nampan berisi makanan pesanannya.
" Jadi menurut kamu bagaimana Dean?"
" Hmm begini om. Saya rasa saya bisa saja menerima pernikahan ini karena memang saya butuh seorang yang bisa mengurus saya. Namun om tau sendiri bahwa walau saya sudah menjadi CEO saya masih berkuliah om, begitupun dengan Shenina. Saya hanya takut jika ini akan mengganggu pendidikan kami berdua. Saya sih tidak masalah karena tinggal wisuda. Skripsi saya sudah di acc. Tapi bagaimana dengan Shenina. Saya takut pernikahan ini mengganggu kuliahnya."
Derrel mengangguk paham. Ia juga sempat menghawatirkan hal itu. Apalagi mengingat mimpi Shenina yang sangat ingin menjadi seorang pengacara.
" Om mengerti. Shenina juga masih memikirkan hal ini. Dia juga menyampaikan kekhawatiran nya tentang hal tadi. Om hanya tanyakan pendapatmu tidak akan memaksamu. Kau bisa memikirkannya lagi. Ini demi masa depan kalian. Om berharap yang terbaik kalian berdua."
Dean mengangguk. " Baik saya akan pertimbangkan itu om." Putus Dean.
" Baiklah. Ah mari makan!"
Mereka pun makan diselingi dengan obrolan seputar bisnis juga kehidupan pribadi.
_____________________________
HAI HAI HAI
BIG BABY UP NIH
SEMOGA SESUAI EKSPEKTASI KALIAN YA:)
TINGGALKAN JEJAK DENGAN MENEKAN ⭐ DI POJOK KIRI SUPAYA PIA MAKIN SEMANGAT NULIS.SATU VOTE DARI KALIAN ITU BERARTI😳.
Ga bosen bosen Pia ingetin untuk Stay At Home, Stay Save, and Stay Healthy.
Jangan keluar rumah kalo ga perlu perlu amat. Jaga jarak, sering-sering cuci tangan, dan jangan lupa pake masker kalo keluar.SEE YOU NEXT CHAPTER
Thank You Yedera❤
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐢𝐠 𝐁𝐚𝐛𝐲 ♡ 𝓙𝓮𝓸𝓷 𝓙𝓾𝓷𝓰𝓴𝓸𝓸𝓴
Teen FictionKehidupan Shenina berubah dikala harus mengurus seorang pria tampan yang sayangnya terlampau manja. Bagaimana kehidupan Shenina setelah mendapat tanggung jawab sedemikian rupa? @𝙲𝚊𝚕𝚕𝙼𝚎𝙿𝚒𝚊𝙿𝚛𝚎𝚜𝚎𝚗𝚝