Bulan Sabit

39 0 0
                                    

Akhirnya hari yang kamu nanti-nantikan telah sampai. Hari ini hari Rabu 25 Juni 2020, kamu merasa akan menjadi orang paling bahagia di muka bumi ini dalam waktu beberapa jam kemudian. Setelah sekian kamu menunggu lama, akhirnya kamu akan menyaksikannya lagi. Hadiah dari Tuhan, untuk kamu.

Sesuai perhitungan kalendar astronomi, malam ini bulan berbentuk sabit. Melengkung, bercahaya dihamparan gelapnya langit bersama bintang di sekelilingnya.  Sungguh, tuhan baik sekali pada makhluknya.

Malam itu akan jadi hangat, akan ada yang tersenyum untuk menyapa kita semua. Kamu dengan senang hati menunggu senyum itu datang, memandanginya berjam-jam lamanya. Memuji kebesaran Tuhan karena telah menciptakan bulan.

Kamu sudah siap, duduk di balkon rumahmu memandang langit malam menanti sabit. Langit malam itu gelap, gelap sekali, bahkan tidak ada bintang satupun disana. Langit itu mendung. Hujan perlahan turun, seketika menjadi deras dan rasanya dingin sekali.
Kecewa, sedih, dan perasaan sia-sia menyelimutimu malam itu.

Ponselmu berdering, ada panggilan masuk.

"Hujan ya disana?" Suara laki-laki itu lusuh, sepertinya juga sedang sama sedihnya seperti kamu.
"Iya" Kamu hanya menjawabnya singkat.
"Meskipun hujan, kamu kan masih bisa lihat bulan tersenyum" "Akan sama indahnya" Katanya, seolah tahu kamu sangat merindukan sabit.
"Bagaimana bisa?"
"Coba berjalan ke arah cermin, sudah?"
"Sudah, lalu? Disini tidak ada sabit"
"Coba kamu tersenyum, sudahkan? Pasti ada keajaiban tuhan dicermin itu. Senyummu, yang melebihi indahnya bulan sabit"
"Sudah ya, jangan sedih lagi" Katanya, sambil menutup telpon.

Tuuttt.. tuutttt.... Tuuuuuut....

Malam itu, bahagiamu digantikan tuhan dengan cara yang lain. Sungyoon, hadiah dari Tuhan untuk kamu.

One Shoot -Golden Child-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang