Kisah yang Belum Usai

30 0 0
                                    

Padat sekali rasanya jadwal pekan ini. Tenagamu sudah terkuras habis sampai akhir pekan tiba. Ingin sekali malam Minggu ini hanya kamu habiskan untuk tidur diatas kasur kesayanganmu. Namun apa daya, kamu sudah terikat janji dengan seseorang satu bulan yang lalu. Kamu berjanji akan datang ke taman kota untuk menyaksikan dia busking.

Satu bulan yang lalu kamu bertemu dengan seorang laki-laki yang sangat kamu kenali. Sudah hampir 4 tahun lamanya kamu tidak bertemu. Dia teman SMA mu dulu. Dia menemani masa remajamu, 3 tahun lamanya. Akrab sekali kamu dengan dia. Sampai akhirnya kamu berpisah dengannya karena kamu dan dia harus mengejar mimpinya dan menempuh perjalanan hidupnya masing-masing. 

Kamu tahu dia menyukaimu dulu, saat kamu dan dia berada di bangku ke-3 SMA. Dia pernah menyatakan rasanya kepada kamu melalui pesan teks. Tapi pada saat itu kamu membalasnya seolah kamu tidak tahu itu pesan dari siapa. Kamu hanya ingin menjaga pertemanan mu dan dia supaya tetap baik-baik saja.

Memori itu tertata rapi di kepalamu, kenangannya masih membekas, wajahnya akan selalu terlintas dipikiranmu. Kamu membohongi perasaanmu sendiri dengan meng-atas nama-kan "pertemanan". Sungguh, klasik sekali alasanmu.
Malam Minggu telah tiba. Rasanya nano-nano sekali akan bertemu dia lagi. Kamu cantik sekali malam itu. Tak lupa dengan parfum aroma vanilla kamu semprotkan ke tubuhmu. Kamu siap bermalam Minggu di taman kota, melepas penat bersamanya.

Jam menunjukkan pukul setengah 9 malam. Kamu terlambat setengah jam karena tersesat di tengah taman kota yang ramai sekali. Kamu takut sekali kalau ternyata dia sudah tampil.
Ketika kamu menemukannya, kamu langsung menghampiri dia. Dia tidak kecewa sekalipun dengan keterlambatan kamu. Justru dia tersenyum lebar menyambut kedatanganmu.

"Maaf ya aku datang terlambat. Kapan giliranmu tampil? Atau jangan-jangan kamu sudah tampil dulu?" Kata kamu menyerbunya dengan semua  pertanyaanmu.
"Iya tidak apa-apa. Belum, aku belum tampil"
"Bagaimana bisa aku tampil kalau orang yang akan aku nyanyikan belum datang?" Katanya sambil menatapku penuh arti.
"Siapa? Memangnya mau nyanyi lagu apa?" Tanya kamu.

Takut sekali mendengar jawabannya. Barangkali ada orang lain yang ternyata dia tunggu, kamu sudah bersiap-siap menahan hatimu agar tidak hancur begitu saja. Kalaupun itu ternyata kamu, kamu juga harus bersiap-siap untuk menjadi orang paling bahagia di muka bumi ini.

"Benar kamu mau tahu jawabannya?" Dia seperti menggodaku.
"Iya!!!" Jawab kamu sedikit kesal.
"Kamu, lagu ini untuk kamu" Kata dia kemudian mengambil gitar dan duduk di kursi kosong didekatnya.
Dia mulai menyanyikan lagu "Would You be My" by Golden Child versi akustik.
"Tuhan, terimakasih sudah mempertemukan aku dengan dia kembali" Katamu dalam hati.

Ternyata kisah mu dan dia belum usai. Masih banyak halaman yang kosong, yang harus diisi dengan goresan kisah kamu dengannya.
Kamu menghampirinya setelah lagu itu selesai.
"Yes, I would be your girlfriend, youngtaek"

Bulan, bintang, dan malam menjadi saksi bisu kamu dan dia menjadi satu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

One Shoot -Golden Child-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang