🍁 1. THIS IS GHOST 🍁

129 55 28
                                    

Mutiara Andari baru saja menangis. Entah kenapa dia merasa semua orang memojokan dirinya. Dibanding dengan dirinya yang pendiam Agam Andara yang notabennya saudara kembarnya justru orang yang mudah bergaul dan famous disekolahnya.

Jika semua orang merasa bahagia dengan kelebihan mereka berbanding terbalik dengan Mutiara atau yang biasa dipanggil Ara itu. Dia justru menganggap kelebihannya sebagai sebuah kutukan.

Setiap sudut dirumahnya nampak ramai di lihat Ara yang notabennya sepi jika dilihat oleh orang normal pada umumnya. Yap, Ara dapat melihat yang tidak kasat mata....this is Ghost.

"Kenapa lo nangis?" tanya seorang pria dengan baju rapi di sampingnya.

Ara hanya mengusap air matanya yang padahal telah kering lebih dulu. Dia hanya merunduk.

"Gue kan udah bilang sama lo Ra, jangan jadi wanita lemah, dikit-dikit nangis. Kalo lo gak salah gak usah minta maaf, gak usah merunduk kaya orang lemah kaya gini...cih," umpatnya menatap penuh kesal, Ara hanya merunduk kedua tangannya meremas rok abu-abunya.

"Ko lo kaya gini sih, jangan bentak gue ru. Gue kan Kaka lo," lanjut Ara, kini ia menatap wajah lawan bicaranya.

"Lo kaya adik gue tau gak? Lo gak pantes jadi kaka gue kalo lo tau. Seorang kaka sudah sepantasnya melindungi adiknya. Tapi disini siapa yang melindungi dan dilindungi hah? Lo.. lo yang sering gue lindungi," ungkapnya, kini Agam bergerak mendekat kearah Ara.

"Oh jadi lo mau minta perlindungan sama cewe kaya gue gini hah? Dasar...."

"Ikut gue," Agam menarik tangan Ara dan mengajaknya pergi dari taman sekolah itu.

"Ru.. mau kemana? Lepasin... gue lagi mau sendirian," jawab Ara mencoba melepaskan genggaman Aru, panggilannya untuk Agam, adik kembarannya itu.

"Ikut gue... dan DIAM!!"

♥♥♥♥♥

"Kenapa lo ngajak gue kesini? Lo tau kan gue gak suka keramaian, risi tau," Ara membuka pembicaraan ketika mereka berdua tengah duduk di restaurant.

"Gue laper Ra. Lagian ini ramainya normal lagi Ra. Mereka juga sibuk urusan masing-masing. Gak bakalan liatin lo juga kali," jawab Aru tengah memilih menu makanan.

Ara hanya melihat sekelilingnya. Bukan terfokus pada orang- orang yang duduk di area itu. Ia hanya terfokus pada hantu- hantu yang berkeliaran di sekeliling tempat itu. Ara bergidik melihat wujud mereka yang amat mengerikan. Karena kebiasaan melihat hal- hal yang tak kasat mata, tak membuat Ara merasa takut sedikitpun.

Kini Ara melihat di depanya, melihat adiknya yang tengah memainkan ponselnya setelah memesan menu makanan. Ara terpelonjat kaget ketika adiknya tengah di sentuh makhluk jadi-jadian di sampingnya itu.

"Eh lo lagi ngapain? Lepasin gak?" ucap Ara dengan tangan kanannya mengibas-ibas mengusirnya.

"Hah? Apa? Gue lagi mau telpon mamah. Lepasin? Lepasin apaan Ra. Gue perlu hp lah buat telpon, masa gue lepasin sih?" Aru yang notabennya tengah berada di depan Ara, menjawab perkataan Ara dengan kebingungan.

Hantu itu yang menyadari keberadaannya dapat dilihat Ara pun langsung menuju ke kursi di samping Ara.

"Hey lo bisa liat gue kah?" tanyanya yang tengah memakai kain putih bersih ditambah bando putihnya membuat hantu itu nampak cantik.

"Iya, gue bisa liat lo. Lagi ngapain lo di samping adik gue huh? Centil amat jadi hantu," lanjut Ara menatap sinis hantu yang berada di sampingnya itu, yang notabennya kosong jika dilihat secara normal.

THIS IS GHOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang