Ara menelan ludah ketika berada di kantin. Selama ini dia jarang ke kantin, karena malas bertemu orang banyak. Makanya dia membawa bekal sendiri dari rumah dan memakannya sendiran di dalam kelas tanpa diganggu orang lain.
Tapi mengingat perkataan Aru dia mengurungkan membawa bekal dan mencoba dapat berkompromi dengan sifatnya itu.
"Han, kita duduk di kursi itu aja ya..." pinta Ara menunjuk kursi paling pojok itu, dilihatnya tidak ada orang yang menempati.
"Ra gue mau gabung sama Agam, kita ke sana ya,'' kini Jihan yang memilih tempat duduknya, di tarik tangan Ara tanpa mendegar jawabannya
"Mampus gue. Cih kenapa ke meja Aru sih. Ada Kak Gio lagi,"umpat Ara dalam hati. Matanya mengerjit kesal.
"Hey Agam, gue sama Ara bisa gabung di sini gak?"izin jihan tersenyum ke arah Agam dan sesekali memberi senyuman juga ke arah Gio. Ara hanya merunduk malu. Bukan dengan Aru, tapi karena keberadaan Gio di samping Aru itu.
"Boleh aja, duduk aja kali," jawab Agam spontan dia tersenyum ke arah Ara.
Alih-alih ingin duduk di samping Agam, Jihan kalah saing dengan Ara yang jauh lebih cepat menempati kursinya itu. Semua menatap heran ke arah Ara karena bersikap diluar dugaan.
"Hehe... kenapa? Duduk Han," Ara menyeringai
"Hehe, iya Ra."
"Kamu mau pesan apa biar Aku yang pesenin?"lanjut Ara berdiri dari tempat duduknya.
"Gue bakso deh," sahut Jihan.
"Oh oke," timpal Ara beranjak pergi dari tempat duduknya. Belum juga satu langkah pergi, Agam memegang tangan Ara dan mencegahnya untuk pergi.
"Biar gue aja yang pesen lo duduk aja disini,''serunya.
Jihan dan Gio yang notabennya tidak tahu Agam saudara kembarannya Ara pun hanya merasa aneh dengan sikapnya Agam itu.
Jihan yang memendam perasaan kepada Agam mendadak iri dengan sikapnya ke Ara. Padahal mungkin bagi Ara ataupun Aru ini hal wajar yang dilakukan sebagai saudara bukan? Tapi bagi yang lain?
Ini salahnya Ara sendiri yang menyembunyikan kebenaran dari semua orang. Alasannya Aru terlalu famous di sekolah sejak SMP. Dia pasti sudah mempraduga Aru akan kembali famous di SMA nanti. Dia tidak mau harus berurusan dengan orang-orang yang kenal dengan Aru seperti waktu SMP dulu.
Selang beberapa menit Aru kembali membawa dua mangkok di tangannya. Mereka semua pun makan hidangannya masing-masing.
Ada obrolan diantara mereka bertiga tapi lain dengan Ara yang hanya sibuk menyantap baksonya tanpa berbicara sedikit pun.
"Ih Araaa. Kamu ini manusia apa sih? Betah banget diem kaya gitu. aha... mungkin ini waktunya gue menjalankan misi gue."
Kedua mata Ara membelalak lebar, tubuhnya bergetar sesaat. Aru yang menyadari itu langsung khawatir kepadanya.
"Ra, lo gak papa?" tanya Aru di sampingnya itu.
"Sumpah demi apa? My prince pegang tangan gue. Maaf ya Ra, kapan lagi kan gue dipegang adik lo ini kalo bukan sekarang waktunya," celetuk Ara dalam hati.
"Hmm gue gak papa ko Aru,"jawab Ara, kini tangan kirinya menyentuh punggung tangan Aru yang menyentuh tangan kanannya itu.
Aru berdecak kaget. Ara menyebutnya Aru yang harusnya tidak ia katakan di dalam lingkungan sekolah.
"Aru?"tanya kaget Jihan, begitu juga Gio.
Ara yang dirasuki Ghost Yoona pun menyadari kesalahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THIS IS GHOST
Любовные романыAku Mutiara Andara , seorang gadis pendiam, pemalu, dan selalu pesimis melakukan sesuatu. Semua berubah ketika kehadiran mereka. Mereka menjadikan keperibadianku berwarna, yang membuat orang-orang yang ingin kudekati mendekat dengan sendirinya. Giog...