6

9.7K 962 19
                                    

Udara dingin melingkupi Jessy. Wanita yang mengenakan dress panjang berwarna putih itu terlihat gugup. Saat ini ia tengah berhadapan dengan Max Caldwell, kakek Earth. Kemarin Jessy dihubungi oleh Earth bahwa malam ini kakek Earth ingin bertemu dengan Jessy. Apa yang Jessy rasakan saat ini lebih menegangkan dari menunggu ibunya di operasi.

Tatapan menilai Max semakin membuat Jessy takut. Apa semua orang berkuasa auranya seperti ini? Selalu mengintimidasi. Jessy merasa sangat kecil sekarang. Bagaimana jika kakek Earth tidak setuju ia memasuki keluarga Caldwell? Akankah ia harus mengembalikan uang yang sudah ia terima? Ia sudah menggunakan 50.000 dollar untuk membayar biaya operasi ibunya, ditambah lagi beberapa ribu dollar untuk biaya perawatan selama di rumah sakit.

Jessy meremas jemarinya. Bagaimana cara ia mengembalikan uang itu?

"Siapa namamu?" Suara tegas Max akhirnya terdengar di dalam ruangan sunyi itu.

Mengenyahkan kegugupannya, Jessy menjawab pertanyaan Max. "Jesslyn Scott, Pak."

"Kau lulusan kampus di mana?"

Jessy menarik napasnya pelan. "Saya tidak kuliah, Pak."

"Apa pekerjaan orangtuamu?"

"Ayah saya sudah tiada. Ibu saya tidak bekerja lagi. Saya tulang punggung keluarga."

"Di mana kau bekerja?"

"Di salah satu toserba milik Caldwell Group."

Dari tiga pertanyaan terakhir, Max merasa tidak puas dengan calon cucu menantu yang dibawa oleh Earth. Max memilihkan Aurora untuk Earth karena ia mengenal keluarga McKell cukup baik. Terlebih Aurora adalah wanita berpendidikan tinggi dengan segudang prestasi. Max yakin wanita yang seperti Aurora yang bisa mendukung Earth dengan baik. Entah itu dalam pekerjaan atau hal lainnya.

Dari segi penampilan, Jessy memang lebih memikat dari Aurora, tapi bagi Max wajah saja tidak cukup untuk masuk ke dalam keluarga besar Caldwell.

"Wanita macam apa yang kau bawa ini, Earth?" Max beralih pada cucunya yang sejak tadi hanya diam.

"Ini pilihanku." Earth menjawab singkat.

Max tersenyum sinis. "Kau menolak Aurora McKell hanya untuk gadis yatim ini?"

Jessy sedikit tersentak mendengar nama yang Max sebutkan. Jadi, wanita yang hendak dijodohkan dengan Earth adalah saudari tirinya. Wanita yang hanya berselisih usia darinya tiga bulan. Waw, sebuah kejutan. Jessy tidak tahu bahwa ternyata benang takdir mengikat mereka hingga seperti ini.

"Aku yang akan menikah, Kakek. Jika Kakek sangat menyukai Aurora maka Kakek bisa menikah dengannya."

"Earth!" Suara Max meninggi. Ia sangat tidak suka jawaban asal Earth. Ia hanya memilihkan yang terbaik, tidak tahukah Earth tentang itu.

"Aku hanya akan menikahi Jessy. Jika Kakek tidak setuju maka jangan memaksaku menikah lagi."

Max diam menahan emosinya. Earth adalah cucunya, mengambil 100% sifatnya. Keras dan teguh pendirian adalah wataknya. Tidak peduli apapun, Earth tidak akan berubah pikiran. Max sedikit menyesal menurunkan sifat itu pada cucunya. Kini ia harus menerima meski ia merasa enggan. Earth harus menikah, ia ingin memiliki cicit dari cucu kebanggaannya.

Tatapan Max kembali pada Jessy. Membuat Jessy kembali merasa aura dingin semakin menyelimutinya. Apakah sekarang Max akan mengulitinya? Jessy merasa tatapan Max seperti pisau, sangat tajam.

"Pernikahan kalian akan diadakan dua bulan lagi." Max bicara dengan nada tidak senang.

Earth tersenyum kecil. Ia tahu kali ini ia pasti akan menang dari kakeknya. Satu masalah hidupnya kini telah selesai. Setelah ini Earth tahu akan ada masalah lainnya. Kakeknya pasti akan meminta cicit darinya, tapi itu bukan masalah untuk saat ini. Ia bisa mencari alasan untuk keinginan kakeknya itu. Mendapatkan anak tentu saja bukan hal yang mudah.

A Secret ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang