Happy Reading Teman Haluku:)
*****
"Mah, Tiara mau liburan ke rumah nenek. Boleh yaa?" Tanya Tiara sambil memeluk Rena dengan erat.
"Boleh," Jawab Rena singkat.
"Tapi kamu yakin nggak ikut mamah ke Amsterdam? Beneran nggak nyesel." Sambung Rena sambil menatap Tiara.
Tiara mengganguk pasti.
"Aku mau foto foto disana. Pesona indonesia Mah, Tiara mau puter puter desa itu. Nanti Tiara tunjukin ke Mamah deh hasil foto fotonya." Ujar Tiara dengan panjang lebar.
Dia benar benar yakin ingin liburan didesa. Dan tidak ikut keluarganya berlibur ke Belanda.
"Yaudah kalo gitu. Mau dianter kapan?... Besok lusa Kita udah mau berangkat ke Belanda." Tanya Rena.
Belum juga Tiara menjawab Kakak perempuannya datang dan memberantakan rambut panjang Tiara.
"Ihhh Kakak." Kesal Tiara.
Viona tertawa melihat adeknya kesal. Entahlah, sepertinya hampir semua kakak suka menjaili adiknya.
"Lo beneran nggak ikut? Nggak nyesel nih. Banyak cogan lo di Belanda." Ujar Viona dan duduk disamping Rena.
Tiara menggeleng.
"Besok aja ya Mah anterin aku." Ucap Tiara dan mengambil remot lalu menyetel acara tv kesukaanya.
"Mah besok aku ikut ya. Viona juga pengen ketemu nenek." Ujar Viona sambil memeluk Rena.
Rena mengganguk sebagai jawaban.
"Dek, Lo kenapa sih pengen banget liburan kerumah nenek. Emang ada apa sih disana?" Tanya Viona sambil memakan cemilan yang ada dimeja ruang tamu itu.
Flashback On
Dret dret
Tiara mengambil ponsel yang dia taruh diatas nakas meja belajarnya. Ada sebuah telepon dari seorang cowok yang sudah lama tak Tiara temui. Bahkan kini Tiara sangat merindukan cowok itu.
Tiara segera memencet tombol berwarna hijau dan mendekatkan ponsel disamping telinganya.
"Kak Vanno. Apa kabar kak?." Ujar Tiara dengan semangat.
"Baik. Bentar lagi kamu libur kan?. Main sini aja, aku ajak keliling desa. Ketempat yang bagus pemandangannya." Ujar seseorang dibalik ponsel Tiara. Dia juga berbicara dengan bersemangat.
"Yang bener nih? Tapi ada banyak cogan disana kan?" Tanya Tiara dengan nada sedu.
Terdengar suara tawa nyaring dibalik ponsel Tiara.
"Habis putus ya? Makanya jangan pacaran terus. Patah hati nangis nangis kan." Ujar Cowok itu.
"Yee biarin. Dari pada lo nggak pernah ngerasain bahagianya saat saat pacaran." Jawab Tiara sambil sedikit terkekeh.
"Kamu aja yang nggak tau. Status ku udah nggak jomblo lagi. Baru juga satu bulan yang lalu jadian. Dasar ketinggalan zaman kamu." Ucap Cowok itu dengan kesal.
"Beneran? Ahh liburan kesitu biar bisa ketemu cewek lo. Penasaran aja, apa mungkin lebih cantik dari pada gue." Ujar Tiara.
"Cantikan dia lah. Yaudah aku tunggu kedatanganmu. Nanti aku kenalin sama temen temenku deh."
"Ganteng nggak?" Tanya Tiara.
"Coba kamu inget inget temen aku disini. Pasti udah lupa kan? Udah lama banget sih kamu nggak kesini. 10 tahun yang lalu mungkin." Ucap Cowok dibalik ponsel Tiara dengan nada kecewa.
"Hehehe iya lupa. Wajah lo aja gue lupa. Wkwkwk." Ujar Tiara sambil tertawa riang.
"Makanya kesini."
"Iya iya deh. Nanti kalo udah libur, aku janji bakal kesana. Tapi janjinya, ajak gue ketempat yang bagus bagus. Biar berguna kamera baru gue."
"Bilang aja mau pamer kamera baru." Kesal cowok itu.
"Biarin. Yaudah ya, sampai ketemu."
"Sampai ketemu, Ara."
Flashback Off
"Oh jadi gara gara itu. Yaudah sana siap siapin barang barang lo. Katanya besok mau berangkat." Ujar Viona sambil mendorong tubuh kecil Tiara.
Tiara menghela nafas kasar.
"Mah berangkatnya siang aja ya. Biar sampai sana sore, terus bisa istirahat deh. Ya Mah Ya....." Pinta Tiara sambil menatap Rena dengan wajah melasnya.
"Bilang aja mager. Dasar bocah."
Tiara mencubit lengan Viona dengan cukup keras membuat Viona meringgis kesakitan. Tiara yang melihat wajah Viona yang berubah merah langsung berlari menuju kamarnya diatas.
"Tiaraaaa... Awas lo." Ujar Viona sambil menatap kepergian Adeknya itu.
"Hahaha... " Tawa Tiara saat sampai didepan pintu kamarnya.
"Awas aja nanti."
*****
Tok Tok Tok
Tiara segera membuka pintu kamarnya. Senyuman langsung terpancar saat melihat cowok yang berdiri didepan pintu kamarnya itu.
Tanpa basa basi Tiara langsung mengambil bukusan yang ada ditangan cowok itu. Setelah berhasil mengambil bungkusan itu Tiara memeluk erat cowok yang sekarang sedang menatap Tiara dengan senyuman.
"Makasih pah." Ujar Tiara.
Wijaya tersenyum menatap anaknya itu. Susah hampir 3 minggu dia tak bertemu Tiara. Ya, karena bekerja diluar kota. Jadi Wijaya sangat merindukan anak anaknya.
"Kak Viona dimana pah. Dibawah ya?" Tanya Tiara.
"Iya, emang kenapa?"
Tiara tidak menjawab pertanyaan Ayahnya itu. Dan memilih berlari menuju bawah untuk menunjukan barang yang Wijaya berikan untuknya.
Tapi naas saat sampai bawah.....
"Dek.." Ujar Viona sambil mengangkat sebuah ponsel bermerk Iphone yang baru Wijaya belikan untuk Viona.
Senyum Tiara berubah.
"Papah, kenapa kak Viona dibeli in hape baru sih? Ahh papah nyebelin." Ujar Tiara sambil berjalan dan duduk dikursi ruang tamu itu.
"Kak Viona kan udah kerja. Jadi bisa beli sendiri." Sambungnya.
Viona tertawa menatap Tiara.
"Coba lo buka oleh oleh dari papah." Suruh Viona.
Wijaya yang baru saja turun dari atas langsung duduk disamping Rena. Dan menatap Tiara yang membuka bungkusan dari Wijaya.
"Emang apasih isinya." Guman Tiara sambil membuka bungkusan berbentuk kotak itu.
Tiara terdiam saat melihat isi bungkusan itu. Sekejap kemudian berdiri dan meloncat loncat.
"Aaaaa sepatu ini. Makasih pah, papah yang terbaik deh." Ujar Tiara sambil tertawa menatap sepatu baru yang Wijaya belikan untuknya.
Sepatu itu memang dari dulu Tiara impikan. Tapi karena harganya yang cukup mahal jadi Tiara harus mengumpulkan uang dulu.
Tapi belum juga terkumpul setengah dari harga sepatu itu, sudah dibelikan Ayahnya. Seketika kesal pada Viona tadi hilang.
"Gimana. Udah nggak kesel lagi sama kakak kamu?" Tanya Rena sambil tertawa melihat tingkah Tiara.
Tiara hanya cengar cengir menatap Viona.
"Pah besok anterin Tiara kerumah nenek ya. Tiara pengen liburan disana." Ujar Tiara sambil duduk disamping Ayahnya.
"Iya, besok papah anterin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiara.
Romance[ON GOING] Tiara POV. Aku menyebut 7 cowok itu, Tujuh Kurcaci. Mereka punya sifat yang berbeda beda, bahkan sikapnya kepadaku pun berbeda beda. Tapi ada satu hal yang sama. Tujuan mereka. Yaitu membuatku ku bahagia. 7 hari yang membuatku mulai mem...