4| Our Flame is Still Hot

137 28 25
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Apa Alpha pergi begitu saja?

Tanpa Freya duga, Alpha kembali. Laki-laki itu terkejut begitu membuka pintu balkon, Freya menyambutnya dengan wajah sumringah dan mata berbinar. "Kau menungguku?"

Freya buru-buru menggeleng dan melempar tatapannya pada hamparan laut yang gelap. Dia bisa mendengar Alpha terkekeh dan mendekat.

"Mereka hampir selesai. Tunggu sebentar lagi," ucapnya.

Wanita itu hanya mengangguk.

Alpha berpindah tempat, berdiri di hadapan Freya sembari bersandar pada pagar pembatas balkon. "Kau masih kedinginan?" tanyanya saat melihat bibis Freya berubah pucat.

"Aku baik-baik saja."

"Aku tadi menemui Kepala Petugas bagian pelayanan untuk meminta kasurnya diganti. Kupikir, bau bangkainya akan tetap di sana meski sudah dibersihkan," jelas Alpha sembari menatap ke dalam ruangan melewati Freya. "Itu dia."

Freya menoleh dan ikut melihat beberapa petugas mengganti kasurnya. Ternyata itu alasan Alpha pergi. Freya jadi tidak enak hati karena berpikir yang tidak-tidak. Bibirnya terbuka dan mengatup, ragu-ragu untuk berbicara. Jadi, yang keluar dari bibir Freya hanya ucapan terima kasih.

Tidak ada percakapan lagi setelah itu. Hanya terdengar suara semilir angin dan deburan ombak yang menabrak badan kapal.

Udara benar-benar dingin dan lembab. Melihat bibir pucat Freya membuat Alpha merasa bersalah karena meninggalkan wanita itu di luar sendirian. Dia melepas jaketnya kemudian berjalan mendekat. Netra rusanya mengunci pandangan Freya yang juga menatapnya. Perlahan mendekatkan wajahnya.

Hati Freya sudah bergemuruh tak keruan. Tangannya mencengkram selimut kuat-kuat saat wajah Alpha semakin mendekat. Spontan Freya memejamkan matanya. Dia bisa merasakan sapuan lembut hembusan napas Alpha di pipinya. Terasa hangat dan menggelitik. Perutnya seperti dipilin saat dia merasakan Alpha semakin dekat. Alpha akan menciumnya? Pipinya? Dahinya? Bibirnya?

Sedangkan Alpha berusaha mati-matian menahan senyum. Dari jarak sedekat ini dia bisa melihat pipi Freya merona merah. Tentu saja Alpha ingin mencium pipi wanita itu. Tapi dia ingat, mereka tidak punya hubungan apapun sekarang.

"Lepas dulu selimutmu," bisik Alpha.

Kontan Freya membelalakkan mata. Dia mengerjap beberapa kali. Ada segaris senyum di bibir Alpha.

Alpha menarik selimutnya karena Freya tak kunjung melepas cengkraman tangannya pada selimut itu. Kemudian dengan penuh kehati-hatian dia segera memakaikan jaketnya pada Freya yang sudah bergidik kedinginan. Alpha kembali melingkupi tubuh Freya dengan selimut.

"Sudah lebih hangat?" tanyanya.

Freya mengangguk lalu membuang muka.

"Apa yang ada di kepalamu? tanya Alpha sembari menyentil dahi Freya. "Kau membayangkan aku menciummu?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IRISH GOODBYE [SPECIAL PROJECT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang