Part 3

24 7 0
                                        

Pagi pun telah tiba. Sang surya telah bersinar memancarkan cahayanya yang kekuningan. Awal pagi dibulan Ramadhan ini tampak sangat berarti bagi mereka yang mensyukuri.
Eh kok tiba-tiba motivasi? Ini kan cerita horror ya..hehe maaf author kehabisan ide....hehe..

*****

Matahari sudah memancarkan cahayanya dari ufuk timur, sinarnya yang semerbak seolah menyapa penduduk bumi  dengan berkata "Ayo semangat!". Kulirik ke arah langit,agh silau! Spontan aku pun menutup mataku dengan telapak tangan agar tidak kesilauan. Panas sekali ya, hari ini. Padahal masih pagi kok panasnya udah kayak tengah hari. Entahlah,tak mau pula kupikirkan hal itu. Karena sudah menjadi nikmat dan karunia dari Sang Pencipta yang wajib disyukuri.
Aku memulai pagi Ramadhanku dengan membereskan kamar,lalu menyiram bunga dihalaman. Segar sekali rasanya tanaman itu setelah mendapatkan nutrisi yang cukup dari alam. Yaitu air dan sinar matahari.

Kupandang betapa cerianya pagi ini. Serangga-serangga yang hinggap dipohon itu beterbangan kian kemari dengan riang gembira, seperti tak ada beban yang dipikulnya. Rumput-rumput menari-nari ditiup sang bayu yang halus sepoi-sepoi. Seolah memberikan kenangan indah bagi para penghuni bumi.

Lama kutermenung,tiba-tiba ada yang aneh,karena kantong celanaku tiba-tiba bergetar. Aku sih tidak heran lagi. Karena itu adalah hp-ku yang berdering. Ada telpon masuk ternyata. Dari Sinta.

Segera kugeserkan ikon berbentuk telepon untuk menerima telpon dari Sinta.

"Halo,Assalamualaikum" sapa sinta dari ujung telepon

"Wa'alaikumussalam Sin,ada apa?" Jawabku ditelepon

"Nanti jadi kerumah gue kan lu!?" Tanya Sinta dengan nada yang bersemangat.

"Jadi ko Sin,tunggu aja nanti habis Zhuhur gue kesana kok,kenapa emang ? Kangen ya?" Ujarku meledek Sinta

" Haduh iyalah,Fir. Gue cuma sendirian dirumah, Ayah kerja, bunda pergi, Ya jelas tinggal gue sendiri lah dirumah" ujar Sinta sedikit Curhat.

"Oh hehe iya iya deh,Sin. Tunggu aja"
Jawabku singkat.

"Oh oke deh, awas ya kalau ga dateng. Gue uyel-uyel muka lu sampe ancurrr leburrr kayakk sampah dibakar" Tegas Sinta seraya bercanda.

"Hahaha iyaa Sinta bawelll" jawabku singkat

"OKE DEH! JANGAN LUPA!. Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

Klik! Ku jawab salam dan segera menutup telepon lalu memasukkannya ke kantong celanaku. "Hm,pekerjaanku masih banyak,lebih baik kuselesaikan dulu" gumamku dalam hati seraya berlari kecik menuju ruang tamu.

Tanpa kusadari,seketika aku sudah melupakan kejadian 'mistis' yang sudah kualami tadi pagi. Masih terasa sangat aneh kalau diingat-ingat lagi. Susah sih buat diungkapkan pakai kata-kata. Karena nggak akan masuk akal ditelinga orang-orang yang hanya sekedat mendengar dan tidak merasakan.
*******

Sudah pukuk 12 siang, aku segera mengambil wudhu lalu melaksanakan shalat Zhuhur dengan khusyuk. Tak lupa janjiku dengan Sinta selepas ini, setelah sholat kupanjatkan beberapa doa,lalu bergegas berganti baju dengan baju mainku seperti biasanya.

"Ma,aku izin pergi ke rumah Sinta ya,mau main" kudatangi mama yang masih khusyuk berdoa dikamarnya.

"Iya,jangan pulang sore-sore ya nak" Pesan mama dari kamar.

"Iya ma,Assalamualaikum" salamku dan langsung meluncur menggunakan sepedaku.

Sayup-sayup kudengar jawaban salam dari dalam rumah. Kukayuhkan sepedaku dengan santai,menuju rumah Sinta yang jaraknya sangat dekat dari rumahku.

Aku parkirkan sepeda dan segera mengetuk pintu rumah Sinta.

"Tok tok tok! Assalamualaikum" ketukan pintu dan ucapan salamku terdengar bergema.

"Wa'alaikumsalam,sudah gue duga itu pasti lu,Fir. Ayo masuk" Ujar Sinta yang langsung membukakan pintu dan mempersilahkan aku masuk.

"Eh iya,makasih Sin" ucapku sopan

"Iyaa gapapa,kan lu udh biasa main kerumah gue,biasa aja kali" Celetuk Sinta pelan.

"Eh iya,tapi kan tetep harus sopan hehe" ujarku seraya memamerkan deretan gigiku yang tidak rapih.

"Iya deh,emang lu mah orangnya kesopanan" Celetuk Sinta.

Sinta mengajakku untuk duduk dang berbincang-bincang di kamarnya. Kamar Sinta selalu menjadi 'basecamp' kami kalau menginap. Aku selalu main dan menginap dirumah Sinta sejak kecil. Makanya aku sangat akrab sama Sinta. Kamarnya Sinta dipenuhi dengan mainan 'Action Figure' dari tokoh kartun Naruto. Karena dia adalah penggenar berat kartun Naruto. Disebelah kamarnya terdapat kebun mawar kecil yang sengaja dibuat untuk mencuci mata. Udaranya juga sejuk karena dikelilingi dengan pepohonan  Nyaman sekali rasanya berlama-lama disini.

"Oh iya Fir, kemaren lu bilang mau cerita ke gue, cerita apa sih?" Celetuk Sinta membuka pembicaraan.

Aku yang sedari tadi hanya diam spontan terkejut.

" Gini Sin,tadi abis ngalamin sesuatu yang agak 'creepy'. Serem cuy" Sergahku seraya mengangkat alis.

"Waduh,kenapa tuh Fir?!" Sinta mendekatkan wajahnya dan menatap mataku dalam-dalam. Nampaknya dia sangat serius.

Jadi begini Sin.....

Nah,gimana readers? Masih penasaran sama kelanjutan ceritanya? Hihihi😂jangan lupa vote dan comment ya. Biar Author makin terinspirasi buat nulis. Maafin author ya kali baru sempet up. Baru mood!! Hehe😅



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kentongan SahurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang