2. Teman Baru

19 2 3
                                    

Waktu menunjukan pukul 06.15 WIB. Namun Qyra masih saja berada di rumahnya dengan wajah yang semakin gelisah.

"Ugh, gimana ini" Ujarnya dengan kesal.

"Argh, apa sih obatnya!" Lagi-lagi ia menggerutu dengan dirinya sendiri.

"Bodo amatlah, nanti cari di google aja" Monolognya seraya melangkahkan kaki keluar dari rumahnya.

"Taxi" Ujar Qyra melambaikan tangannya memanggil taxi.

"Eh non Qyra, tumben baru berangkat" Sapa supir taxi yang telah akrab dengan Qyra.

"Proses error" Jawab Qyra dengan lantang.

"Apa yang error non?" Tanya supir itu dengan mata yang tertuju ke jalanan.

"Ugh, itu pak. Proses file saya error" Jawab Qyra asal.

'Sial, mana ada proses file. Mana jawab asal ngejeplak lagi' Batin Qyra mengumpat.

"Udah sampe non" Ujar sang sopir menyadarkan Qyra dari umpatannya.

"Ini, kembaliannya ambil aja pak"

"Terima kasih non" Ujar sang supir dengan senyuman lebarnya. Hal itu hanya di balas anggukan oleh Qyra lalu melangkahkan kakinya menuju lantai tertinggi. Ya, posisinya sudah berbeda.

"Qyr!" Suara panggilan membuat Qyra menghentikan langkahnya.

"Kenapa?" Tanya Qyra pada temannya.

"Kok kemarin gak makan siang? Nanti bareng aja ya" Ujarnya dengan senyuman yang khas.

"Maaf ya Tir, gua lagi banyak urusan. Pak Devan banyak jadwal soalnya" Tolak Qyra dengan rasa bersalah.

"Yaudah kalo gak bisa" Jawab Tira dengan kekecewaan yang ketara.

"Weekend nanti kita jalan-jalan aja gimana?" Ujar Qyra agar teman dekatnya tidak sedih.

"Ok, gua tunggu" Jawab Tira dengan semangat. Mereka pun berpisah menuju ruangan masing-masing.

"Huft ..." Lagi-lagi Qyra menghembuskan nafasnya dengan lelah. Qyra pun menatap arloji yang ada di tangannya, 06.55 masih ada beberapa menit lagi untuk jam masuk. Qyra pun mengeluarkan Handphone nya dan membuka Google mencari apa yang ia perlukan.

"Sial! Yang gua cari itu cairan untuk robot, bukan robot penyemprot disinfektan" Umpat Qyra dengan kesal. Lama-lama ia bisa mati. Mati dalam arti yang berbeda.

"Ada apa? Pagi-pagi sudah kesal" Sebuah suara yang tiba-tiba muncul mengagetkan Qyra.

"Penyusup" Ujar Qyra spontan seraya mengarahkan kedua tangannya ke arah Devan.

"Wish, santai" Ujar Devan terkejut dengan reaksi Qyra.

"Ah maaf pak" Ucap Qyra malu.

'Ck, kayanya gua harus cari beneran' Umpat Qyra khawatir.

"Baiklah, siapkan untuk rapat nanti" Ujar Devan dengan senyumannya lalu melangkah memasuki ruangannya.

"Sial" Lagi-lagi Qyra mengumpat kesal. Sepertinya responnya kembali seperti semula.

***

Waktu menunjukan pukul 12.15 yang artinya waktu makan siang sudah berjalan selama 15 menit, namun Qyra masih saja berada di ruang rapat bersama Devan dan client yang lain.

"Baiklah, jadi keputusannya sudah bulat. Kita akan membuat resort di sana" Ujar Devan lalu berdiri dari duduknya. Hal itu di ikuti beberapa client dan melangkah keluar.

"Ayo" Ujar Devan ketika Qyra ingin berjalan kearah kantin.

"Kemana?" Tanya Qyra bingung. Pasalnya jam istirahat beberapa menit lagi akan selesai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

She Is The Secret HumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang